Share

Bab 3

Satu malam bersama James, Selena tidak tahu apa yang terjadi di luar sana. Apakah peperangan sudah berakhir? Tidak. Bangsa vampire itu tidak akan puas kecuali telah memusnahkan seluruh ras manusia serigala.

"Kira-kira, berapa lama peperangan ini terjadi, Sayang? Aku takut sekali keluar rumah. Takut diincar para vampire itu," tanya Selena.

"Aku tidak pernah tahu tentang peperangan, Sayang. Bangsa manusia itu jarang berperang. Mungkin pernah, tetapi untuk di masa ini sudah sangat jarang. Kami cinta perdamaian," jawab James lembut.

"Aku yakin, bangsa vampire dan manusia serigala juga tidak menyukai peperangan. Mungkin hanya ada salah paham." Selena menghela napas panjang.

"Apa yang kau takutkan, Selena? Kita sudah aman di sini. Jauh dari peperangan dan istana. Aku akan menjagamu sekuat tenagaku," tanya James khawatir.

"Tentu saja aku khawatir, James. Aku dan kau selamat di sini, tetapi rakyatku di sana bagaimana nasibnya? Sebagai ratu, aku sangat payah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Pecundang." Selena mengutuk dirinya sendiri. James yang paham pun mengelus pundak istrinya itu.

"Kau bisa apa memangnya? Kekuatan dalammu dicabut. Kau sekarang seperti manusia biasa tanpa kekuatan. Yang penting kita aman. Ras manusia serigala tidak mungkin musnah begitu saja," ucap James berpikir positif.

Selena menatap sendu. Dia membenci takdir ini. Tidak suka menjadi ratu dan segala tanggung jawabnya. Apalah daya pemujaan yang dilakukan oleh para rakyatnya? Ketika serentak berucap, "Hidup Ratu Serigala!"

Selena tidak ingin itu. Dia ingin dianggap sebagai rakyat biasa yang lemah.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Kau masih terluka. Percaya padaku, semua akan baik-baik saja," ujar James menenangkan.

"Ketakutan ini sampai kapan, James? Aku tidak sanggup membendungnya lagi."

Karena kasihan melihat Selena terus khawatir, James pun berencana pergi ke medan perang, memeriksa keadaan di sana. Ia mengendap-ngendap, mencari jalan pintas sendiri yang sulit ditemukan orang lain.

***

Selena berdiam cemas. Takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap suami barunya. Bangsa vampire terkenal ganas dan rakus. Memangsa siapa saja di hadapan, tidak peduli status dan kekuasaan.

Namun, begitu mendengar suara decitan pintu bergerak, Selena sedikit lega.

"Aku pulang, Sayang. Maaf lama," ujar James sembari membawa hewan hasil buruannya.

Selena langsung bangkit, memeluk erat karena takut James terluka.

"Hei, ada apa ini? Sudahlah, aku tahu kau mengkhawatirkanku. Aku tidak terluka sama sekali. Hebat, 'kan? Memakai kemampuan kamuflase, kedua bangsa itu sangat mudah dibodohi. Ini, masaklah. Biar kubantu," jelas James.

"Suamiku memang yang terbaik!"

***

Sejak tinggal bersama James, Selena merasa bebas seperti rakyat biasa pada umumnya. Tidak dipusingkan dengan aturan kerajaan. Atau segala pertemuan membosankan yang mengharuskan Selena bersikap elegan.

"Maaf, Raja. Aku tidak tahan lagi tinggal bersamamu. Aku lebih bahagia hidup sederhana dengan James di sini. Lihatlah, kami sudah menikah. Sebentar lagi kami akan mempunyai anak. Tidak sepertimu yang sama sekali tidak membuatku ingin mengandung anakmu," batin Selena. Masih terngiang-ngiang sifat Raja Serigala.

Karena James keluar berburu lagi, dia memutuskan untuk bersih-bersih rumah. Ada banyak sampah, kotoran, dan bekas hewan buruan. Belum lagi bau amis menyengat.

Dua jam telah berlalu, sejak membersihkan rumahnya Selena merasakan sesuatu yang aneh. Namun, dia tidak mengerti apa yang aneh dalam tubuhnya.

Akan tetapi, tiba-tiba Selena memegang perutnya yang sedikit menyembul mencetak di baju yang dia pakai.

"Apa akhir-akhir ini makananku banyak, ya? Sampai perutku terasa berat seperti ini?" tanya Selena berbicara sendiri.

Dia menggedikkan bahu tidak peduli, kemudian memilih ke kamar dan menyetrika pakaian miliknya dan James.

Ketika tengah asyik dengan kegiatannya sendiri, Selena dikejutkan dengan sesuatu yang tiba-tiba menendang dalam perutnya.

Selena terdiam sejenak, tendangan di dalam perutnya tiba-tiba hilang. Padahal dia ingin memastikan kembali perasaannya.

"Mungkin hanya pikiranku," ucap Selena mengelak ketakutan yang tiba-tiba muncul dalam benak.

Tendangan tadi kembali hadir dan kali ini dua kali berturut-turut. Membuat Selena terdiam membatu.

Selena menatap ke perutnya cukup lama. Dia tidak menemukan perasaan aneh ini sebelumnya.

Ia memilih duduk, menghentikan sejenak pekerjaan itu.

"Kelelahan? Atau karena lukaku yang masih basah?" gumamnya.

Ketika tengah melamun diam, dia merasakan ada sesuatu yang bergerak di dalam tubuhnya.

"Apakah aku sedang hamil? Kenapa seperti ada tendangan dalam perutku?" tanya Selena sambil memandangi dan mengelus-elus perutnya.

Siapa sangka jika ternyata ucapan Selena dibalas oleh seseorang. Suara itu berasal dari perut Selena sendiri.

"Iya, Ma, aku sudah tumbuh di dalam perutmu. Aku anak Mama."

Kedua mata Selena membulat sempurna, dia tidak menyangka jika sekarang tengah tumbuh seorang bayi di dalam rahimnya sendiri.

Selena tidak menyangka jika dirinya akan segera mengandung anak James. Dia berpikir tidak akan cepat hamil karena perbedaan ras mereka. Bahkan berpikir bahwa keduanya tidak bisa menghasilkan keturunan.

Akan tetapi ternyata malah sebaliknya, baru tiga hari Selena tinggal bersama James, sekarang dirinya sudah mengandung seorang anak.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Selena pada dirinya sendiri.

Dia bingung harus bagaimana, pasalnya selama ini Selena tidak pernah berpikir akan hamil secepat ini. Mengingat istri dan suami beda ras. Terlebih ia tidak pernah melihat perempuan yang sedang hamil.

"Ini adalah anak James, bagaimana ini? Apakah dia akan menjadi serigala sepertiku? Atau menjadi manusia biasa seperti ayahnya?" tanya Selena pada dirinya sendiri.

"Apakah akan menjadi setengah manusia serigala?" Selena menggelengkan kepalanya.

Bukan itu yang harus dia pikirkan sekarang. Selena mendengkus kesal, dia tidak tahu lagi harus bagaimana.

Selena memilih untuk menunggu James pulang kemudian dia baru akan mencari jalan keluarnya.

Selena kembali melakukan kegiatannya, sesekali dia merasa sedikit geli karena sesuatu terasa bergerak di perutnya.

"Nak, diamlah sebentar. Ibu ingin menyelesaikan pekerjaan rumah ini," tutur Selena mengusap-usap perutnya.

"Tenang ya, Sayang. Bersabarlah sebentar, setelah semua pekerjaan rumah selesai ibu akan bermain denganmu," tutur Selena lagi.

Beberapa menit setelahnya tidak terasa pergerakan dalam perutnya kembali, Selena merasa tenang dan bisa kembali fokus pada pekerjaan rumah.

Sambil menunggu kepulangan James ke rumah, Selena sudah tidak sabar untuk bercerita pada James.

Dia senang bisa memberikan sebuah anak untuk James, dan lebih senangnya lagi adalah dirinya bisa menyelamatkan garis keturunan dari serigala sendiri.

Rasanya Selena banyak berterima kasih pada James. Dia tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa bahagianya ini.

"Apa? Kau hamil? Bagaimana bisa secepat itu?" tanya James terkejut. Ia langsung memegang nadi Selena, memeriksa denyutnya.

"Iya, James. Aku pun bingung." Selena tersenyum tipis.

"Kau benar, Selena. Denyut nadi ini menandakan ada nyawa lain di rahimmu!" James yang senang langsung menggendong istrinya bahagia. Layaknya sepasang suami istri yang telah lama menginginkan buah hati.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status