Mungkin karena sudah terlalu lama tidak meminum darah segar, Selena sampai terlihat seperti tidak memperhatikan hal lain lagi setelah itu. Dia terlalu menikmati. Terasa begitu segar mengalir di tenggorokannya. Ditambah lagi suasana hutan yang begitu mendukung. Angin yang membuat tubuhnya terasa sangat sejuk. Membuat rasa dahaganya menghilang begitu saja.
"Pelan-pelan, Sayang. Jangan sampai tersedak," ucap James sambil mengusap pundak wanita itu. Hanya beberapa detik setelah dia mengatakan hal tersebut, Selena langsung tersedak.Selena tersenyum kecil dalam beberapa saat. Menertawakan dirinya sendiri. Dia merasa dibuat mabuk oleh segarnya darah rusa itu. Selena menatap James dengan tatapan yang menyiratkan agar James jangan terlalu khawatir."Maafkan aku. Rasanya sudah lama sekali aku tidak menikmati ini," ujarnya dengan mulut yang penuh dengan darah."Baiklah, aku sangat mengerti akan hal itu. Lanjutkan saja. Nikmati semuanya." James kembali mundur dan membiarkan Selena menikmati seluruh darah rusa. Dia mengamati dan menatap wanita itu dengan lembut. Merasa bahagia begitu melihat Selena yang seperti baru mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Bila sejak awal dia tahu bahwa inilah yang diinginkan oleh Selena, mungkin dia akan berburu rusa sebanyak mungkin sebelum wanita itu meminta sendiri padanya."Menurutmu, anak kita juga akan menikmati apa yang kau nikmati sekarang ini?" James bertanya sambil terus menatap Selena, sama sekali tidak mengalihkan matanya dari sang kekasih.Selena hanya menggangguk sebagai respon dari pertanyaan itu. Dia masih terus menikmati darah segar tersebut. Hingga beberapa detik setelahnya, secara perlahan tetapi pasti, satu per satu bagian tubuhnya mulai berubah menjadi serigala.James menatap terpaku pada Selena. Dia tahu bahwa pemandangan semacam ini barangkali terlalu mengerikan bagi manusia pada umumnya. Namun, wanita yang berubah menjadi serigala itu adalah wanita yang dia cintai. Hanya ada hal indah bila berbicara tentang Selena. Apa pun yang terjadi pada Selena, semua itu selalu bisa membahagiakan dirinya."Kau sangat cantik, Sayang. Bahkan ketika menjadi serigala pun, aku terpesona. Hanya saja takdir kita tidak sebaik pasangan lain di luar sana. Bagaimana aku bisa mencintai seorang manusia serigala?" batin James.Mulai dari kaki, menuju pinggang, dan hingga kepala, perlahan seluruh tubuh wanita itu mulai berubah menjadi serigala. Selena membenamkan mulutnya ke bagian perut rusa itu. Menghisap semua darah yang ada di sana. Tak meninggalkan satu tetes pun.James memutar kepala. Dia menatap sekitar sambil berharap bisa melihat rusa lain di sana. Menurutnya, mungkin Selena tidak akan langsung puas begitu saja. Dia mungkin bisa memburu rusa lainnya setelah ini.James kembali menatap wanita itu. Selena yang masih berada dalam bentuk serigala kini menjauhkan mulutnya dari rusa tersebut. James memiringkan kepala, menatap rusa tersebut lebih dekat. Sampai dia tahu bahwa ternyata Selena sudah menghisap semua darah rusa sampai tak bersisa.Dan sama seperti tadi, perlahan demi perlahan, tubuh Selena kembali berubah menjadi bentuk manusia biasa. Dia kembali ke wujud semula. Selena merasa puas lantas mengusap mulutnya yang penuh dengan darah. Dia membersihkan seluruh darah itu dari sana dengan punggung tangannya. Tampak seperti anak kecil yang mulutnya belepotan ketika makan.James yang melihat hal tersebut hanya bisa meneguk ludah. Ada rasa gemuruh dalam hatinya begitu melihat pemandangan tersebut. Dia memang sudah terbiasa melihat Selena berubah wujud menjadi serigala. Namun, ini adalah kali pertama dia melihat wanita itu meminum habis seluruh darah rusa sambil dengan santai mengusap darah itu dari mulutnya.James bisa merasakan bahwa kini tubuhnya sedikit gemetar. Pemandangan ketika melihat wanita itu mengusap darah di mulutnya entah kenapa menimbulkan sesuatu yang sedikit berbeda dalam hati James."Kau sudah selesai? Kau baik-baik saja?" James dengan hati-hati mulai beranjak dari tempatnya dan mendekati Selena. Dia bisa melihat hampir seluruh wajah perempuan itu terkena darah. Suatu hal yang lagi-lagi membuatnya susah payah meneguk ludah dan membuat bulu kuduknya merinding."Sudah, aku tidak menyangka bisa menghabiskan semuanya." Selena tersenyum ke arah James. Memasang wajah paling manis sedunia. James hanya membalas senyuman itu lantas membantu Selena untuk kembali berdiri.Selena mengusap perutnya dengan perasaan sayang. Dia yakin bahwa anaknya juga menikmati darah rusa itu sama seperti dirinya. Dia bahkan bisa merasakan gerakan kecil dari malaikat hatinya itu."Kau mau lagi?" James mengusap puncak kepala Selena sambil menatap dalam mata perempuan itu. Tangannya terangkat untuk membersihkan sisa darah di sudut bibir Selena. "Lihatlah, mulutmu sampai kotor seperti ini."Selena tertawa kecil sebelum kemudian meraih tangan James yang membersihkan mulutnya lantas mencium kecil jemari lelaki itu. James balas tersenyum sambil mencium kening Selena."Mungkin cukup untuk satu hari ini. Terima kasih karena sudah menangkap rusa ini untukku. Rasanya aku seperti menemukan kembali diriku yang dulu," ucap Selena sambil terus mengusap perutnya. James juga mengangkat satu tangannya untuk mengusap perut Selena. Dia tersenyum bahagia setiap kali membayangkan anaknya di dalam sana."Aku yakin sebenarnya dia sendiri juga menginginkan ini. Kau mungkin akan menginginkan banyak hal karena dia," tutur James."Ya, dan ketika dia lahir nanti, akan kuceritakan padanya bahwa tak ada orang lain yang sanggup menuruti permintaannya ketika masih berbentuk janin selain dirimu, yang tidak lain adalah ayahnya."James tersenyum bahagia mendengar perkataan Selena. Dia memeluk wanita itu sesaat. Dia merangkum Selena dan mereka kembali menikmati suasana hutan itu. Selena merasa tenaganya terisi penuh setelah meminum darah rusa. Dia merasa sangat puas dan mendapat energinya kembali. Terlebih lagi James tetap ada bersamanya hingga sekarang."Jika kau ingin kembali meminum darah rusa atau hewan lainnya, katakan saja padaku. Aku akan langsung memburunya. Dan kau mungkin tidak perlu ikut lagi kalau kau merasa kelelahan. Kau cukup menunggu di rumah. Aku akan langsung membawakan rusa itu untukmu." James mendekap pinggang perempuan itu dengan penuh kasih sayang. Sesekali juga mencium pipinya."Terima kasih, James. Aku mungkin tak akan sanggup berpikir tentang bagaimana hidupku tanpamu. Bahkan aku mungkin tidak akan pernah bertemu lagi dengan manusia sepertimu. Memilikimu adalah suatu keberuntungan bagiku." Selena merangkulkan tangannya di lengan James. Mereka berjalan perlahan kembali ke rumah. Rasanya tidak ingin langsung sampai di rumah begitu saja karena mereka masih ingin menikmati suasana di hutan itu. Suasana yang juga sangat dirindukan oleh Selena.Dia mengusap perutnya, berjanji pada dirinya sendiri bahwa apabila bayi mereka lahir dia akan langsung memperkenalkan alam padanya. Dia merasa tidak sabar untuk menikmati semua momen membahagiakan itu. Membayangkan mereka bertiga yang tertawa bahagia dan menjelajahi hutan tersebut. Jelas akan sangat menyenangkan dan tidak mudah untuk dilepaskan begitu saja. James tentunya juga mengharapkan semua itu.***Usai menghilangkan rasa dahaga kekasihnya, James mengajak Selena untuk kembali ke rumah mereka. "Selena, kalau nanti kamu ingin berburu lagi, bilang saja. Aku pasti akan mencarikanmu rusa, yang lebih besar dan gemuk."James memulai percakapan saat mereka berjalan."Wah, benarkah? Terima kasih, James. Kamu memang yang terbaik."Selena menggelayutkan tangannya pada lengan James."Aku jadi tambah mencintaimu," ujarnya berjeda."Sangat-sangat mencintaimu," lanjutnya. James yang mendengar ungkapan cinta tiba-tiba dari Selena terjekut, wajahnya memerah. Dia tak bisa untuk tidak tersenyum. Laki-laki itu lalu mengusap kepala Selena."Aku juga mencintaimu, Selena. Sangat-sangat mencintaimu. Juga—"James menggantungkan ucapannya bersamaan dengan gerakan tubuhnya yang terhenti. Selena ikut berhenti berjalan. James kemudian berjongkok di depan Selena, lalu mengusap perut buncitnya. "Aku mencintaimu, Bab
"Sayang, lihatlah anak kita. Betapa dia sangat cantik sama seperti dirimu." James memuji kecantikan putrinya sebab tak ada siapa pun yang menyanggah paras cantik yang dimiliki oleh sang ratu serigala ini. Wanita menawan hati yang sekarang telah resmi menjadi istrinya. Selena sungguh memesona dan memukau mata hingga dapat menghipnotis hati siapa pun yang melihatnya. Tidak heran jika para laki-laki dari bangsa serigala pun sampai rela bertekuk lutut mengharapkan cinta kepadanya. Jelas saja di posisi James sungguh sangat menenangkan dan menyegarkan sebab ia menjadi pemenang dalam perlombaan memenangkan hati sang pujaan hati dari banyak pria hebat itu. Sampai tidak dapat terungkap lagi rasa bahagia yang melingkupi relung hati James, merasa sangat beruntung dapat memiliki Selena seutuhnya. Bahkan bisa sampai memiliki seorang anak perempuan hasil dari buah cinta antara dirinya dan Selena. Suatu hal yang tidak pernah James sangka dan duga sebel
Pernikahan antara bangsa serigala dengan bangsa dari kalangan manusia biasa tentu memicu amarah para makhluk yang ada di dalam bangsa serigala. Aturan tak tertulis yang telah melegenda di dalam lingkup bangsa serigala sangat pantang untuk dilanggar karena sangat diyakini dapat membawa mala petaka yang berkepanjangan bagi kelangsungan hidup bangsa serigala. Namun, saat ini pertentangan itu bahkan dilakukan sendiri oleh yang mulia ratu mereka, Selena; wanita yang menjabat sebagai ratu bagi kalangan bangsa serigala untuk saat ini. Selena adalah seorang wanita berparas cantik yang berhasil membuat para pria dari kalangan bangsa serigala bertekuk lutut ingin memilikinya. Namun, Selena justru dengan berani menentang aturan turun temurun yang telah ada di dalam bangsanya sendiri. Berjejer para pria dengan kesaktian yang sungguh mumpuni menaruh hati kepada Selena, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu membuat Selena jatuh cinta. Malahan
Kedatangan seorang dewa ke bumi seketika disambut dengan suara gemuruh petir saling menyala dan bersahutan di langit. Warna langit yang awalnya biru cerah pun perlahan-lahan kian menggelap tertutup awan hitam dan kabut tebal hingga tidak ada tersisa sedikit pun celah untuk cahaya matahari menyelinap masuk di bawahnya. Hal tersebut tentu saja membuat keadaan bumi tempat dewa berpijak menjadi gelap gulita tanpa ada cahaya penerang sedikit pun. Manifestasi dari sang dewa adalah selayaknya manusia biasa, tetapi tentu saja dengan rupa yang tampan memikat hati manusia serta kekuatan dahsyat yang tidak akan mungkin dapat tertandingi oleh insan biasa. Dia adalah dewa Charos, salah satu dari sekian banyak dewa dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun, jika dibandingkan dengan para dewa yang lain, maka dewa Charos sungguh terkenal dengan sikap ambisiusnya hendak menguasai seluruh alam di Jagad raya ini. Selain itu dewa Charos pun bisa sangat kejam apa
Peluh keringat telah membasahi sekujur tubuh James. Napasnya memburu tak beraturan sebab kelelahan berlari seharian penuh. Lolongan serigala benar-benar merenggut keberanian James hingga menyisakan rasa takut yang menggerogoti relung hatinya. Ketimbang takut nyawanya ada dalam bahaya, James lebih takut dan mengkhawatirkan nyawa putri terkasihnya; Anarhan. Keselamatan buah cintanya dengan Selena jauh lebih berharga dari apa pun bahkan jika ditukar dengan nyawanya sekalipun. Sekujur tubuh James timbul ruam kemerahan serta goresan luka sebab terkena berbagai macam rumput tajam di hutan belantara tadi. Betapa menunjukkan sungguh tunggang langgang ia melarikan diri dari kejaran kaum serigala. Langkah kaki James berjalan tungkak sebab nyeri dan sakit, sementara bangunan rumahnya telah ada di depan mata. Maka dari itu, susah payah James melangkah menahan sakit guna masuk ke dalam rumahnya. Tempat untuk kembali pulang mencari kehangatan dan keamanan
Sorot mata James yang tajam menelisik setiap orang yang ia temui satu persatu. Bahkan tidak hanya sampai di situ saja, James juga menyelidiki sikap dan karakter mereka semua. Menurutnya, sebagai seorang ayah ia harus memastikan sendiri sikap orang yang kelak akan menjadi orang tua asuh Anarhan sebelum benar-benar lepas tangan akan kehidupan Anarhan. James tidak masalah jika orang tua asuh Anarhan adalah orang dengan strata ekonomi yang teramat biasa bahkan sampai bisa dikatakan orang di kalangan ekonomi bawah, sebab yang menjadi tolak ukur baginya dalam menitipkan Anarhan bukan kekayaan harta benda, melainkan kebaikan dan ketulusan hati. Percuma James menitipkan Anarhan kepada orang kaya bila orang tua asuh putrinya itu tidak menyayangi Anarhan dengan sepenuh hati. Justru James khawatir bahwa ketamakan mereka akan menimbulkan bahaya bagi Anarhan yang polos. Bagaimana pun Anarhan bukanlah manusia biasa. Di dalam tubuhnya telah bersemayam darah mendiang rat
James menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan. Ditatapnya dengan lamat wanita yang tengah menangis menumpahkan isi hati di hadapannya ini. "Mungkin semesta telah sengaja mempertemukan kita di waktu yang sangat tepat, Maila," ujar James dengan senyum lembut terpatri di wajahnya yang tampan. Sontak saja pernyataan yang James lontarkan menimbulkan tanda tanya besar di relung hati Maila yang tidak mengerti ke mana arah pembicaraan laki-laki itu. Bahkan dahi Maila sampai mengernyit menciptakan beberapa buah lipatan sebab kebingungan yang sungguh melanda pikirannya. "Apa maksudmu, James?" Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari bibirnya. Ditatapnya balik netra James yang tengah memandangi dirinya dengan raut misterius yang tidak bisa Maila tebak sesuatu apa yang ada di baliknya. "Mendekatlah kemari, Maila," tutur James membuat Maila kembali mengernyit heran. Namun, tidak urung ia tetap mengikuti instruksi pria itu. Sete
Tujuh tahun kemudian .... Suara derap langkah kaki terdengar begitu halus padahal si empu sedang berada di tengah hutan memijak rerumputan, daun kering, dan ranting-ranting pohon. Dua orang yang berjalan saling beriringan itu memang telah memiliki insting pemburu sebab sudah sering kali melakukan hal ini di hutan belantara. "Sepertinya hari ini rezeki kita adalah daging kelinci, Anarhan," bisik seorang pria berusia matang kepada putri kecilnya yang cantik jelita. Gadis kecil bernama Anarhan itu seketika mendongak ke atas untuk menatap sang ayah. "Benarkah, Ayah?" sahut gadis kecil itu tidak kalah pelan dari suara sang ayah. Pria bernama John yang Anarhan panggil ayah itu mengangguk tipis guna menimpali pertanyaan putri cantiknya. Ia sangat fokus membidik sasarannya menggunakan sebuah panah berbusur sangat tajam. Sreet Hanya dengan sekali lepas, busur panah berwarna jingga kehitaman itu me