Share

My Cute Spy
My Cute Spy
Penulis: Byul

Siswi Pindahan

kriing...kriing...

bunyi bel tanda masuk sekolah di SMA Cahaya Hati membuat para siswa yang berlalu lalang perlahan masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Keriuhan berubah menjadi sunyi tatkala seorang siswi manis nan mungil, memiliki rambut ikal sebahu plus poni depan menambah kesan imut bagi siapapun yang melihat.

Berjalan mengikuti guru yang diketahui bernama bu winda masuk ke dalam kelas XII IPA 1.

Zain amara cahya, gadis berusia sekitar 23 tahun yang berprofesi sebagai mata mata kepolisian. jika melihat penampilannya, memang ia masih terlihat seperti siswa SMA. Saat ini amara sedang menyamar sebagai salah satu siswi di SMA Cahaya Hati untuk menyelidiki dalang dibalik kasus penyerangan yang terjadi akhir akhir ini.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan siswi baru pindahan dari semarang. silvie silahkan perkenalkan nama kamu sama teman-teman di depan". ucap bu winda dengan senyum manis terukir d bibir merah meronanya.

"Halo,selamat pagi teman-teman semuanya. perkenalkan nama saya Silvie Ananda Syarif. mohon kerjasamanya".

"Aku nggak mau kerjasama ah, aku maunya bimbing kamu sebagai makmum ku". celoteh angga sontak membuat kelas langsung riuh oleh tawa di kelas itu.

"Lo mah semua juga di modusin, kucing tetangga abis keramas aja lo pacarin. hahahahaha". dimas yang duduk di sebelah angga tertawa terbahak-bahak.

"Syuuut, sudah cukup. kita mulai pembelajarannya. silvie, kamu bisa duduk di sebelah maya". ucapan bu winda membuat suasana kelas kembali tenang.

"Hai,kenalin gue maya". sambil mengulurkan tangan yang langsung di sambut oleh amara."

silvie,,panggil saja silv".

* flashback on

Pertemuan darurat yang di adakan intel kepolisian kota jakarta membahas tentang kejadian penyerangan yang terjadi di beberapa tempat hiburan di kota itu.

"Dari hasil penelusuran yang telah di laksanakan dan informasi dari beberapa tersangka yang di tangkap di tempat kejadian dan dalang dari peristiwa beruntun ini bersembunyi di salah satu SMA di jakarta yaitu SMA Cahaya Hati. namun, para tersangka hanya menyebut nama 'killian' tanpa tahu identitas asli dalang tersebut". pemaparan AKP Budi sanjaya kepada timnya yang beranggotakan Iptu wahyu mulyanto, Iptu Zein Amara Cahya, Ipda Agus susanto dan Ipda Sidik Irawan.

"Saya akan mengutus salah satu dari tim kita untuk menyelidiki siapa dalang di balik semua kejadian penyerangan yang terjadi selama ini. dan orang yang paling tepat adalah amara". senyum tajam penuh arti yang ditujukan kepada anggota manis nan cerdas ini.

"Alasannya karena kamu masih terlihat cocok sebagai siswi SMA". sontak kalimat terakhir dari ketua tim membuat amara kaget.

"Sa... saya menyamar sebagai siswi pak? bukan sebagai guru atau jabatan yang lain gitu?".

Wahyu yang sedari tadi serius mendengarkan arahan atasannya, memperhatikan amara dari kepala sampai kaki. "memang kamu itu cocok kok kalau balik lagi jadi anak sekolah". sambil mengangkat alisnya menggoda amara.

"Jika menyamar sebagai siswa, kamu bisa menyelidiki semua orang yang ada di sekolah tersebut amara". ujar AKP Budi Sanjaya.

"kalau begitu,mulai senin besok kamu sudah bisa mulai menjalankan misimu sebagai mata-mata untuk mengungkap siapa dalang dibalik penyerangan yang terjadi akhir-akhir ini. namamu di sekolah yaitu Silvie Ananda Syarif dan nama kode 'rubah'. rapat selesai".

*flashback off

Tiga jam berlalu bel istirahat berbunyi. lorong sekolah yang tadinya sepi langsung ramai dengan hiruk pikuk siswa. mulai dari yang tujuannya ke kantin sampai yang hanya jalan tanpa arah.

"Silv, kita ke kantin yuk. Gue mau kenalin lo ke temen-temen yang lain. tapi jangan kaget ya, soalnya mereka itu otaknya agak geser". maya menarik tangan amara ke arah kantin dengan semangat.

"May, calon makmum gue mau dibawa kemana? tungguin dong" angga teriak sambil mengejar maya dan amara ke kantin.

Mereka bertiga sampai di kantin, dan duduk di bangku yang biasa mereka duduki jika sedang d sana sambil menunggu teman-teman yang lain datang.

"Hei maya siapa ni di sebelah lo. punya temen baru jangan didiemin aja, kenalin dong". tanya siswa tampan berkacamata yang kalau dilepas mirip park hyung sik. hehehe

"Udah dateng aja lo. kenalin ini silvie. murid pindahan dari semarang. hari ini pertama dia masuk sekolah, makanya mau gue kenalin ke lo lo pada. o ya,silvie kenalin dia kenneth ruben alfons. panggil aja ruben". tambah maya

"Hai silv, kenalin gue ruben. kalau ada apa-apa bilang aja sama gue". senyum manis ruben mengembang melihat amara yang tengah duduk disamping maya.

"Hai juga ruben,,salam kenal ya. semoga kita bisa jadi akrab" senyum yang tak kalah manis dari bibir mungil amara.

"Haduuh bisa-bisa gue diabetes kalo keseringan liat senyum kalian yang manis pake banget ini. hati-hati silv, ruben ini adalah satu dari 2 cowok populer di sekolah kita loh. saingan lo banyak kalo mau deket sama ruben". goda maya mengedipkan mata ke arah ruben.

"Lebay lo may, masih banyak yang lebih ganteng dari gue. tuh si valdo banyak banget yang naksir". Ruben memposisikan duduknya di sebelah amara.

"Kan gue bilang lo satu dari dua cowok populer di sekolah kita. tapi kalo diibaratin lo itu anget kayak musim semi, kalo si valdo dingin kayak musim salju".

"jadi kamu dari kelas XII IPA 2?". Tanya silvie sambil meminum es teh manis di meja kantin bersama maya, angga dan ruben.

"Ia, gue dari kelas sebelah lo. Ngomong-ngomong jangan panggil saya kamu dong, kaku banget kesannya". Ruben yang selain terkenal dengan wajah yang tampan, tapi juga sikapnya yang ramah ke semua orang. Menjadikan dia populer di kalangan para siswi di SMA Cahaya Hati. Tapi entah kenapa belum ada gadis yang menarik perhatiannya untuk dijadikan kekasih.

"Oh, maaf saya memang nggak terbiasa dengan panggilan lo gue". Jawaban amara sontak mendapat godaan dari angga.

"Wow, jaman sekarang langka loh ada cewek kayak lo silv, jadi makin jatuh cinta sama kamu".

"Ngomong-ngomong yang lain mana?kok nggak pada kesini sih". Tanya maya kepada ruben.

"Mereka masih ngerjain pr, kan abis ini pelajaran matematika. Daripada di suruh bersihin kamar mandi kan".

Maya menepuk dahinya, "Ya ampun gue lupa, belum ngerjain pr biologi juga. Untung lu ngomong pr ben".

"Silv, sorry banget ya abis ini gue tinggal ke kelas. Niatnya gue mau ajak lo keliling sekolah".

"Ia nggak papa kok".

"Mau gue aja yang anter lo keliling sekolah?". Ruben menawarkan diri untuk menemani amara berkeliling sekitar sekolah.

"Kalo saya nggak ganggu waktu kamu, boleh aja".

Amara dan ruben pun berkeliling sekolah. Mulai dari kantor, perpustakaan, uks, ruangan praktek dan lain lain. Ditengah perjalanan, banyak siswi yang menyapa ruben dan ruben pun membalas dengan ramah tanpa lupa senyum manisnya.

"Ternyata kamu emang benar-benar populer ya ben, saya nggak nyangka hampir semua siswa laki-laki sampai perempuan disini kenal sama kamu". Amara membuka percakapan.

"Gue juga nggak tau silv. Padahal gue juga nggak ada niat buat jadi populer di sekolah. Tapi apa daya, tampang emang nggak bisa bohong. Haha".

"Silv, Kamu kenapa bisa pindah ke jakarta?".

"Ayah saya dipindah tugas ke kantor pusat d jakarta. Jadi mau nggak mau saya juga ikut kesini".

'Kapan lagi ada kesempatan ngerjain atasan, biar nanti jadi ayah ku baru tau rasa'. Batin amara.

RUBEN POV

[Maya]

"Ping".

[Ruben]

"Oi".

[Maya]

"Ntar kumpul di kantin nyok, di kelas gue ada siswi baru. Mau gue kenalin ke lo lo pada. Bilangin yang lain juga ya".

[Ruben]

"Oke, cakep nggak?".

[Maya]

"Liat aja sendiri. Gaya lo nanya tampang. Intan yang ngejar ngejar lo aja nggak di tengok noh, hahaha".

[Ruben]

"Sialan lo may. Gue nggak mau yang bekas giliran orang orang. Apa kabar harga diri gue".

[Maya]

"Berapa duit? Gue bayarin sini harga diri lo".

[Ruben]

"Sampe lo punya cucu sekampung, g bakal bisa bayar harga diri gue may".

[Maya]

"Hahaha sa ae lu ben, ya udah ntar kumpul di kantin y. Tempat biasa".

[Ruben]

"Oke".

Memasukan kembali ponselnya ke kantong celana, ruben lantas menghadap ke arah teman-temannya "Valdo, yudha, martin ntar istirahat ke kantin yuk. Si maya mau kenalin murid pindahan baru".

"Sorry banget ben, gue sama martin mau ngerjain pr matematika dulu ni. Semalem ketiduran soalnya. Kalo lo mau ngasih contekan nggak apa apa sini". Jawab yudha cepat.

"Ogah, otak gue sampe ngebul ngerjain tu pr. Lo malah minta contekan. Mabar mulu sih lo pada. Valdo, kalo lo gimana?bisa nggak?".

"Nggak dulu ben, ada yang mau gue kerjain di taman". Ekspresi data valdo melihat ke arah ruben.

Di perjalanan menuju kantin, terlihat maya, angga dan pesertinya murid yang mau dikenalin. Dilihat sepertinya memang anaknya manis, mungil pula sedang memesan es teh manis dan beberapa gorengan untuk di makan. Dari sekian banyak gadis yang pernah dilihat, gadis ini punya aura yang berbeda. Misterius tapi menarik.

"Akhirnya...". Batin ruben seraya senyum mengembang di bibirnya.

**

"Ternyata cantik ya". Ruben mencuri pandangan ke arah amara.

"Apa? siapa?". Amara melihat ke segala arah, mungkin ada siswi yang menjadi incaran ruben.

"Lucu juga". Lanjut ruben.

Masih sambil tengok ke kanan dan kiri amara berkata "kamu ngomong sama siapa sih?".

"Nggak, gue cuma lagi ngapalin dialog drama aja".

"Oh".

"Terlalu polos, tidak peka sama sekali. Kayaknya pr gue banyak ke depannya".

'Saya harus cepat menemukan pelakunya, kelamaan jadi siswi SMA, makin pusing ngadepin anak anak remaja model begini'. Batin amara.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status