Share

Chapter 6 [Both Of You]

Hai happy reading guys 💜

Jakarta, 24 Februari 2023.

Bima masih fokus menyetir mobil menuju ke rumahnya sedangkan Agatha hanya bisa pasrah dengan kelakuan Bima yang sepanjang jalan tidak memperbolehkan Agatha untuk banyak berbicara.

25 menit kemudian, mereka sampai di halaman rumah Bima. Bima segera memarkirkan mobilnya lalu keluar dari mobil begitu saja meninggalkan Agatha sendiri.

"Heh, Bim!" Teriak Agatha memanggil Bima yang sudah berjalan jauh dari posisi mobil.

Bima hanya menoleh dan tidak menghentikan langkahnya. sampai akhirnya Agatha memilih untuk turun dari mobil dan mengejar Bima.

"Bim, woii!" Teriak Agatha.

"Heh, budeg lo ya?!" Imbuhnya.

"Apa?" Jawab Bima singkat.

"Kalo dikatain baru jawab!" Ucap Agatha kesal.

"Bodo amat kan kuping gue jadi, terserah gue lah" Ucap Bima sewot.

"Tungguin gue kan ini rumah lo masa iya gue nyelonong masuk" Ucap Agatha.

"Ya emangnya kenapa?" Tanya Bima.

"Ga sopan lah!" Ucap Agatha.

"Ya gapapa kan nantinya lo bakal sering ke rumah ini" Ucap Bima blak-blakkan.

"Ngapain?" Tanya Agatha.

"Kan sebentar lagi lo jadi menantu bapak sama enak gue" Ucap Bima.

"Lo kenapa sih, Bim?" Tanya Agatha guna memastikan.

"Lah emang gue kenapa?" Ucap Bima bertanya balik.

"Lo makin lama makin aneh njir" Ucap Agatha terang-terangan.

"Oh i know lo masih pikirin masalah pernikahan kan?" Tanya Bima memastikan.

"Kalo iya kenapa?" Tanya Agatha.

"Udah ga usah terlalu dipikirkan bawa santai aja toh kalo lo mau nolak udah terlambat" Ucap Bima mencoba menasehati Agatha.

"Itu kan lo gue masih belum bisa sesantai itu, nikah bukan mainan kan gue belum kenal lo lama" Jelas Agatha.

"Emangnya lo bisa nolak ke bokap nyokap lo? engga juga kan?" Ucap Bima.

"Mau lo pikirin sampai kapan sih, Ta?" Imbuhnya.

"Sampai gue yakin kalo lo bener-bener ga punya maksud lain" Ucap Agatha.

Mereka terus berdebat di depan pintu utama hingga terdengar sampai ke dalam.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu utama dan menampilkan orang tua Bima yang terlihat kebingungan mendengar perdebatan Bima dan Agatha.

"Loh ada apa?" Tanya Ayah Bima.

"Gapapa, Pah Agatha duluan yang mulai" Ucap Bima.

Agatha segera mencubit lengan Bima sebagai bentuk tidak setuju dengan perkataan Bima. Ibu Bima hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis menyadari bahwa anaknya sedang berbohong.

"Ayo masuk jangan berdiri di depan pintu" Ucap Ibu Bima menyambut mereka berdua.

Mereka masuk ke dalam rumah bersamaan dan duduk bersama di ruang tamu.

"Nginap disini saja ya?" Ucap Ibu Bima menawarkan kepada calon menantunya.

"Tidak usah, Tante biar saya pulang saja" Ucap Agatha sembari menampilkan senyum gugupnya.

"Gapapa, Mam aku juga males nganter dia balik. jadi, kalo lo mau pulang ya pulang aja sendiri" Ucap Bima santai lalu, beranjak pergi ke kamarnya.

"Bim, jangan gitu ngomongnya" Ucap Ibu Agatha.

"Agatha susul aja Bima kalo ada yang mau dibicarakan" Ucap Ayah Bima.

"Tidak usah sungkan untuk menginap disini toh sebentar lagi akan jadi mantu ya" Imbuhnya.

"Hehehe baik, Om" Jawab Agatha sopan.

"Ayo Mami antar ke kamar Bima" Ucap Ibu Bima.

"Iya, Tante" Ucap Agatha sambil tersenyum ramah.

Agatha berjalan menuju kamar Bima sembari diantar oleh Ibu Bima yang tampak ramah menyambut kedatangan sang calon menantu. beberapa menit kemudian mereka tiba didepan pintu kamar Bima.

"Ini kamar Bima kamu masuk aja, Mami tinggal dulu ya" Ucap Ibu Bima sembari tersenyum ramah.

Agatha hanya membalas dengan anggukan dan senyuman, kemudian ia mengetok pintu kamar Bima.

Tok-tok-tok. beberapa kali Agatha mengetuk tetap tidak ada respon karena sudah habis kesabaran Agatha langsung masuk ke dalam kamar meski Bima belum membukakan pintu untuknya.

"Bim!" Panggil Agatha.

Tetapi, tidak ada jawaban.

Agatha duduk di tepi ranjang guna menunggu Bima, terlebih ia juga takut jika harus pulang sendiri. tiba-tiba terdengar suara pintu yang baru dibuka, Agatha menoleh ke arah pintu kamar mandi dan menampilkan Bima yang sedang telanjang dada.

"Aaaaaa!!!" Teriak Agatha.

Dengan cepat Bima segera menutup mulut Agatha menggunakan telapak tangannya.

"Woi kontrol suara lo nanti emak bapak gue malah mikir yang macem-macem tentang kita" Ucap Bima dengan wajah paniknya.

"Lagian lo kenapa sih kayak yang baru pertama kali ngelihat cowok telanjang dada ga usah lebay, Ta" Imbuhnya dengan nada ketus.

"Ya iyalah bego lo ya!" Ucap Agatha yang masih menutup matanya akibat ulah Bima.

"Lah lo pertama kali ngelihat cowok telanjang dada? emang bapak lo ga pernah telanjang dada ya?" Ucap Bima menghujani Agatha dengan pertanyaan.

"Beda konsepnya! kalo bapak gue ya pasti pernah, tapi kalo cowok yang seumuran gue ya nggak lah bege!" Ucap Agatha menghujani Bima dengan kata-kata kasarnya.

"Oh berarti gue yang pertama dong" Ucap Bima menggoda Agatha.

"Ga waras lo!" Ucap Agatha.

"Gue curiga lo sebenernya ga benci cewek deh lihat aja kelakuan lo begini kalo benci cewek mah ga bakal kayak lo" Imbuhnya menceritakan kecurigaannya.

"Tapi, bener loh gue jadi biasa-biasa aja sejak deket sama lo" Ucap Bima spntan.

"Deket? lo ngerasa deket sama gue, kalo gue sih enggak!" Ucap Agatha sewot.

"Lo udah buat mata gue ternodai!" Imbuhnya.

"Itu salah lo sendiri suruh siapa main masuk-masuk aja ke kamar cowok" Ucap Bima santai.

"Heh gue itu udah ketuk pintu berkali-kali, tapi kuping lo budeg!" Ucap Agatha.

"Lah terus lo ngapain kesini?" 

"Nagih utang, ya enggak lah gue kesini itu buat ngebujuk lo supaya lo mau nganterin gue pulang" Ucap Agatha sambil tersenyum kikuk.

"Udah, nginep aja" Ucap Bima santai.

"Ayolah, Bim please!" Ucap Agatha memohon.

"Emang kenapa kalo nginep sih kayaknya lo ga mau banget nginep disini toh gue ga bakal ngapa-ngapain lo jadi, tenang aja" Ucap Bima.

"Bukan masalah itu, tapi gue masih malu sama bokap nyokap lo" Ucap Agatha menjelaskan maksudnya.

"Anterin gue ya?" Ucap Agatha memelas.

"Lo itu harus belajar buat deket sama keluarga gue, Ta" Ucap Bima dengan raut wajah yang mulai serius.

"Iya gue tau, tapi gue belum siap, Bim" Ucap Agatha.

Tangan Bima berpindah ke kepala Agatha dan mata mereka saling bertatapan.

"Hei sampai kapan lo akan kayak gini?" Ucap Bima.

"Jangan takut untuk memulai hal baru apalagi kita akan jadi keluarga kalo lo tetep takut untuk mencoba dekat sama keluarga gue gimana nanti pas kita nikah?" Ucap Bima mencoba menasehati Agatha.

"Gue tau lo belum bisa percaya sama gue dan keluarga gue, gue juga tau kalo lo cinta sama cowok lain dan bukan gue bahkan gue tau lo terpaksa nerima perjodohan ini, tapi lo harus tau, Ta ini bukan hal yang mudah bahkan gue juga merasa kalo gue nyakitin diri gue sendiri setiap gue berusaha dekat sama lo. gue kembali teringat ke masa lalu gue yang udah bikin mental gue hancur, Ta. kalo lo anggep diri lo paling tersakiti lo salah, Ta. kita sama-sama sakit dan terpaksa buat setuju dengan perjodohan ini" Imbuhnya yang mulai membuat Agatha berkaca-kaca, hati Agatha sangat lemah jika mendengar curahan hati dari orang yang ia sebut sebagai pria yang kuat secara mental, tetapi nyatanya ia tidak sekuat itu.

Agatha mulai tersadar dan ia memeluk Bima yang terlihat sayu lalu, ia pun meminta maaf karena telah egois.

Bersambung~

Thank you sudah membaca 😊 see you di next chapter 💜

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status