Share

Chapter 5 [Ini Perintah!]

Hai happy reading guys 💜

Jakarta, 24 Februari 2023

Pukul 13.30 kelas Agatha berakhir, pikir seorang pria yang sedang duduk di meja kerjanya. Bima berfikir untuk mengikuti Agatha dengan Figo.

"Apa harus aku ikuti mereka?" Ucap Bima bertanya-tanya.

"Ya udahlah ya gue cuma kepo bukan cemburu, mending gue cepet-cepet kesana sebelum keduluan" Ucap Bima diakhir kalimat ia segera mengambil kunci mobil dan bergegas menuju ke Universitas tempat Agatha berkuliah. 15 menit kemudian ia sampai di halaman Universitas tetapi belum ada tanda-tanda kedatangan Agatha.

"Tunggu aja deh barangkali entar lagi muncul" Ucap Bima sembari matanya terus mencari keberadaan Agatha.

Tidak lama kemudian Agatha keluar seorang diri tetapi tiba-tiba ada yang memanggilnya dan dari cara bicaranya pria itu seperti sedang menawarkan tumpangan.

"Eh cowok itu yang namanya Figo?!" Ucap Bima sembari terus mengintai mereka.

|Disisi lain|

[Agatha POV]

"Eh iya, kenapa?" Ucap Agatha yang baru saja ingin memesan taksi.

"Pulang sama gue aja yuk" Ajaknya.

"Aduh Figo sorry banget gue engga bisa" Tolak Agatha.

"Lah kenapa, lo udah pesan taksi ya?" Tanya Figo guna memastikan.

"Engga kok cuma gue engga mau ribet aja. gue engga mau cewek-cewek kampus ini nyerbu gue gara-gara gue pulang sama lo" Ucap Agatha menjelaskan alasannya.

"Kita kan sahabat ngapain juga mereka mikir kita deket. toh gue cuma mau nawarin tumpangan ke sahabat gue sendiri bukan ke orang asing" Ucap Figo yang tetap kekeuh.

"Ya sama aja, mereka kan engga tau kalau kita sahabat" Ucap Agatha.

"Ih ya udah sih, lagian lo ngapain mikirin omongan orang" Ucap Figo.

"Ya iyalah kalau engga gitu hidup gue bakal ribet gara-gara fans cewek lo" Ucap Agatha blak-blakan.

"Jadi, lo beneran tolak tawaran gue nih?" Ucap Figo memastikan.

"Iya, gue pesan taksi aja biar lo juga ga repot gue ga mau jadi beban buat sahabat gue" Ucap Agatha.

"Lah yang anggap lo beban siapa, Maemunah!" Ucap Figo.

"Ya engga gue cuma memprediksi aja" Ucap Agatha.

"Dih lama-lama lo kayak dukun aja, Ta" Ucap Figo begidik ngeri.

"Ya udah sih terserah gue udah sono pulang" Ucap Agatha mengusir Figo.

"Gue tunggu taksi lo datang baru gue bakal pulang" Ucap Figo.

"Lo tenang aja disini aman sebentar lagi juga pasti taksi nya datang jadi, lo pulang duluan aja gih" Ucap Agatha sembari menampilkan senyumnya.

"Ya udah iya gue pulang, tapi lo hati-hati ya kalau ada apa-apa telefon gue aja" Ucap Figo mengingatkan Agatha.

"Iya santai aja" Ucap Agatha santai.

Figo mulai berjalan berbalik untuk pulang.

[Bima POV]

"Mereka kok dekat banget sih"

"Lah kok si Figo pergi gitu aja bukannya dia harusnya pulang bareng sama Agatha"

~Back To Agatha~

Ia duduk di halte bus untuk menunggu taksi yang ia pesan datang. jam menunjukkan pukul 13.25 WIB, tetapi taksi yang ia pesan belum juga datang. Agatha mulai gelisah karena suasana kampus yang mulai sepi karena para siswa sudah pulang ke kost/rumah pribadi mereka. suasana mulai mencekam saat awan mulai mendung dan udara tiba-tiba dingin.

"Ta, ga boleh takut"

"Please jangan takut"

Ucap nya berkali-kali untuk menenangkan diri.

Agatha mulai berpikir positif agar kepanikannya dapat segera reda. ia memeluk tas-nya karena dinginnya udara yang menusuk kulitnya.

~Back To Bima~

Bima masih setia memperhatikan gerak-gerik Agatha sedari tadi ia belum juga pergi karena ia ingin memastikan Agatha, tetap aman. ya karena Bima merasa ia bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Agatha karena ia yang mengantarkan Agatha ke kampus dan sudah seharusnya Bima menjemput Agatha & mengantarkan ia kembali sampai ke rumahnya.

Perlahan ia mulai merasa bersalah karena telah menyetujui permintaan Agatha untuk pulang tanpa diantar olehnya disisi lain ia juga bingung dengan Agatha.

"Bukannya Agatha suka pada Figo, tapi kenapa dia nolak buat dianter Figo?"

"Aneh sih, gue harus cari tau"

Bima masih setia memperhatikan pergerakan dari Agatha.

[Agatha POV]

"Duh gimana nih, masa iya gue harus telefon si Bima"

"Ga ga ga.. ga mungkin gue lakuin tadi gue udah usir dia masa iya sekarang gue minta tolong ke dia kan gengsi"

"Tapi, kalo gue ga minta tolong sama Bima bisa-bisa gue ga pulang"

"CK! nyebelin banget dah!"

Ucap Agatha sambil ngedumel.

- Back to Bima -

Bima merasa tidak tega karena Agatha tampak panik dan tidak kunjung pulang Bima berinisiatif untuk turun dan mengajak Agatha pulang bersamanya.

"Ya udahlah gue samperin aja" Ucap Bima.

Bima mulai turun dari mobilnya dan menghampiri Agatha yang sedang duduk di halte.

"Hei" Ucap Bima sambil memegang pundak Agatha pelan.

"Astagfirullah!" Ucap Agatha terkaget-kaget.

"Lah lo, Bim?" Imbuhnya.

"Iya ini gue" Jawab Bima.

"Ngapain lo disini?" Tanya Agatha yang mulai merasa bingung.

"Ya suka-suka gue lah!" Ucap Bima dengan nada ketus.

"Dih biasa aja kali!" Ucap Agatha tak kalah ketus.

"Ayo pulang!" Ucap Bima.

"Udah sana pulang aja gue udah pesan taksi kok" Ucap Agatha gengsi.

"Gue ga butuh penolakan, ini perintah!" Ucap Bima tegas.

Tidak banyak basa-basi, Bima menarik Agatha menuju ke mobil.

[Di Mobil]

Bima segera melajukan mobilnya menuju rumah Agatha.

"Lo kok gitu sih" Ucap Agatha.

"Udah ga usah banyak omong gue tau dari tadi lo nunggu taksi, tapi ga dateng-dateng kan?" Ucap Bima blak-blakan.

"Lo mata-matain gue ya?!" Ucap Agatha mulai menaikkan nada bicaranya.

"Gue ga mata-matain lo gue juga berhak buat ngatur lo" Ucap Bima tegas.

"Berhak atas apa?" Tanya Agatha.

"Gue calon suami lo, Ta!" Ucap Bima menaikkan nada bicaranya.

Seketika suasana hening bentakan itu membuat Agatha tidak mampu berkata-kata lagi. beberapa menit kemudian Bima berinisiatif untuk membuka topik.

"Kenapa lo ga pulang bareng cowok yang tadi?" Tanya Bima 

"Engga" Ucap Agatha singkat.

"Ya kenapa kan ada alasannya" Ucap Bima.

"Gapapa males aja lagian gue bisa pulang sendiri kok" Ucap Agatha dengan nada datar.

"Buktinya kalo lo ga pulang bareng gue mungkin lo ga akan pulang sampai malam" Ucap Bima mencoba meledek Agatha.

"Yah biarin lagian lo yang bikin masalah duluan!" Ucap Agatha.

"Lah salah gue apa?" Tanya Bima.

"Lo yang sok nganter gue padahal kalo gue bawa mobil sendiri ga bakal kayak gini ceritanya" Ucap Agatha.

"Gue juga udah mandiri ga perlu tuh lo anterin" Imbuhnya.

"Iya lo udah bisa mandiri kan lo udah bisa mandi sendiri" Ucap Bima spontan.

"Dih apaan sih lo!" Ucap Agatha yang mulai kesal.

"Santai aja kali ga usah malu-malu" Ucap Bima.

"Banyak omong lo, kita mau kemana sih?" Ucap Agatha yang bingung dengan rute jalan yang berbeda dengan jalan ke rumahnya.

"Pulang lah" Ucap Bima santai.

"Pulang kemana?" Tanya Agatha.

"Ke neraka!" Ucap Bima sambil menahan tawanya.

"Gila lo!" Ucap Agatha yang kesal dengan jawaban Bima.

"Udah ga usah banyak tanya mending tidur aja" Ucap Bima santai.

"Eh jangan-jangan lo mau culik gue ya? atau lo mau buang gue?" Ucap Agatha yang mulai berpikir yang tidak-tidak.

"Heh sembarangan aja lo!" Ucap Bima tak terima.

"Ini jalan ke rumah gue" Imbuhnya.

"Lah ngapain ke rumah lo?" Tanya Agatha.

"Buat anak" Ucap Bima dengan wajah datarnya.

"Ga waras lo! turunin gue sekarang!" Ucap Agatha yang mulai ketakutan.

"Udah deh mending lo diem dulu, berisik!" Ucap Bima.

Agatha mulai diam karena ketakutan.

Bersambung~

Terimakasih sudah membaca Bab ini💜 see you di next chapter😊

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status