Sebelum berpisah setelah melakukan operasi usus buntu secara simultan, Akademi Ling memberi pesan pada Angga untuk tidak hanya berfokus pada kemampuan bedah. Berulang-ulang Sang Guru mengingatkan akar mempelajari biokimia darah dan ion.Karena beberapa faktor, Angga mengira mungkin karena permasalahan adik Agatha sehingga gurunya lebih perhatian.Tapi ternyata tuntutan Sistem bahkan lebih ekstrem!kini bukan hanya masalah biokimia darah dan ion saja, perubahan hormon dan berbagai reaksi ikut dijejalkan Sistem kepada Angga.Angga merasa aneh, tapi ia yakin Sistem pasti tidak berniat buruk.pada akhirnya lagi-lagi ia terlalu dalam ritme pembelajaran yang akan menembus dimensi baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya...........Angga, yang tenggelam dalam fokusnya pada bidang baru, tidak menyadari dampak besar siaran langsungnya. Di seluruh negeri, banyak dokter muda terinspirasi oleh siaran tersebut. Materi pembelajaran yang disajikan begitu komprehensif dan detail, tanpa disadar
"Apakah kau merasa lebih baik dari Ayahmu atau penanganan bedah yang tidak kompeten, aku tidak akan mengatakan banyak hal. Tapi setidaknya kau tau, kau memang tidak lebih baik dari bocah miskin yang kau ganggu itu."Ketika kata-kata keras dari kakeknya mencapai telinga Billy, suasana hatinya terasa hancur. Dengungan tumpul yang mengiringi pernyataan itu membuatnya merasa seperti terdampar di samudra keputusasaan. Semua ambisi dan tekadnya seakan-akan menguap begitu saja. Perasaan hampa dan keputusasaan merayapi pikirannya, membuatnya meragukan dirinya sendiri.Seperti telah terkena vonis mati, semua ambisi dan tekadnya untuk belajar hampir habis.Dengan bayangan Angga yang semakin menghantuinya, Billy merasa kehilangan semangat dan ambisinya. Apakah selama ini usahanya hanya sia-sia? Apakah benar bahwa dia tak lebih baik dari "bocah miskin" yang kini memenangkan persaingan?Berarti level diriku tidak sebaik Angga, apakah aku akan tetap berkompetisi di masa depan? Bersaing tanpa hasil!
Tuan Alan duduk di kursi dekat Billy dengan wajah yang mencerminkan kekhawatiran dan ketidaksetujuan. Rambut putihnya yang berantakan memberikan kesan kelelahan, seolah mencerminkan beban yang diemban oleh lelaki tua tersebut. Dengan tatapan tajam, ia mengamati cucunya yang masih terguncang oleh ledakan emosi.Menghela napas lelah, lelaki tua berambut putih bertanya, "Ada yang salah dengan fokusmu, Nak. Apa urusan operasi ilegal bocah itu dengan pertumbuhan kemampuan bedahmu?"Suara Tuan Alan terdengar lembut, namun terdapat kelelahan yang mendalam di dalamnya. Pertanyaannya mencerminkan kebingungan dan keprihatinan terhadap perasaan Billy yang begitu terpolarisasi terhadap Angga.Walaupun merasa tidak menyenangkan, Tuan Alan tetap mengatakan penilaiannya, "Selalu menyalahkan orang lain membuktikan bahwa kau tidak sehat secara mental, Billy.” Tuan Alan menghisap udara malam dan berkata dengan tenang.Meski Billy tengah terombang-ambing dalam gejolak emosional, kehadiran dan kata-kata
Melihat sopir yang tampak tenang mengemudi, Angga yakin hanya dia saja yang mendengar suara berdenging di telinganya barusan.Apakah aku mengidap penyakit serius?Kesehatannya rutin diperiksa setiap 6 bulan, itu adalah bagian dari asuransi pekerjaannya. Selama ini hasilnya baik-baik saja. Jadi, tidak mungkin jika dirinya mengidap penyakit tersembunyi.Suara-suara aneh itu tidak kembali lagi dan dia sampai di rumah sakit.Sang sopir benar-benar menolak tips dan bayaran waktu menunggu, namun ia meminta nomor telepon Angga sebagai imbalannya. Angga cukup terkesiap, tapi dia dengan cepat memberikannya dan bergegas turun dari taksi.Masih ada waktu 7 menit...Angga dengan segenap kemampuannya, berpacu dengan waktu berlari menuju ruang konferensi. Saat matanya mendapati spanduk besar bertuliskan "Selamat Datang di Konferensi Akademik Hepatobilier dan Bedah Pankreas Singapore," dia akhirnya bisa bernapas lega. Ini ada konferensi berbiaya tinggi yang merupakan puncak industri medis dalam spes
Angga masih belum sadarkan diri. Tubuhnya terbaring lemas di tempat tidur rumah sakit, tanpa tanda-tanda kesadaran. Wajahnya pucat, mencerminkan kelelahan yang mendalam. Meskipun begitu, tatapannya tampak gelisah, seolah-olah ia berada dalam dunia yang samar-samar di antara kesadaran dan mimpi.Sistem mengusir kesadarannya dari tubuhnya. Menurut sistem, tubuhnya sedang diupgrade agar konstitusinya lebih cocok untuk menjadi dokter bedah. Jika kesadarannya tetap bertahan di tubuhnya, dia akan merasakan daging dan otot yang terkoyak serta rasa sakit mematahkan tulang berulang-ulang.Monitor detak jantung terus memantau detak nadinya, mengisi ruangan dengan bip-bip yang teratur, menambah ketegangan di udara."Angga cepatlah bangun, jika tidak, semua pencapaianmu akan diambil orang lain." Suara Joshua begitu lirih mencoba membangunkan sahabatnya itu.Kekhawatiran di mata Joshua tak tersamarkan. Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang perawat muda yang cantik masuk."Bagaimana keributan antar p
Yang terjadi sebelum sistem diaktifkan.... ****************Bang Angga,Abang harus siap berhadapan dengan Pak Liem ketika pulang nanti.Beliau menggerutu sejak pagi, deposit Abang sudah habis 2 hari yang lalu, kamar yang Abang sewa mau dikembalikan menjadi gudang, begitu katanya.Angga baru saja menyelesaikan operasi hernia dan bersiap melakukan operasi selanjutnya. Di masa tunggu sebelum dia kembali harus mencuci tangan ini, dia menyempatkan diri memeriksa ponselnya.Namun ternyata kabar buruklah yang diterimanya. Angga hanya dapat menghela napas kasar karena dia juga memahami keputusan Pak Liem.Segala persiapan terus berlanjut tapi dijeda oleh seorang perawat senior."Dokter Angga, pasien yang bernama Sarah akan ditangani Dokter Billy, sedangkan pasien yang bernama John akan ditangani Dokter Angga. Dokter Billy mengatakan, kedua pasien sama-sama mengalami usus buntu, jadi tidak perlu repot berganti ruangan."Kemudian perawat memberikan dokumen pemeriksaan pasien dan berkas yang h
Kini kondisi pasien telah stabil, semua orang tampak jauh lebih lega, operasi terus dilanjutkan.Dokter Angga memandang sayatan di perut Sarah dengan cermat. Sayatan tersebut harus dijahit dengan sempurna, bukan hanya sekedar penyembuhan, namun juga agar bekas luka nantinya terlihat sekecil mungkin. Sarah, seorang gadis muda, pantas mendapatkan perawatan sekelas bedah plastik.Dengan hati-hati, Angga mulai membersihkan luka operasi dengan larutan antiseptik untuk memastikan tidak ada kuman yang tersisa. Proses membersihkan ini sangat penting untuk mencegah infeksi selama proses penyembuhan. Ia menggunakan cairan antiseptik khusus yang meredakan potensi iritasi pada kulit sensitif.Setelah membersihkan luka, Angga mempersiapkan benang bedah yang akan digunakan untuk menjahit sayatan. Benang ini adalah benang bedah heksafluorida, sebuah jenis benang yang sangat tahan terhadap reaksi tubuh dan dapat meningkatkan penyembuhan luka. Ini adalah teknik bedah modern yang memastikan bekas luka
Ding! Ding! Ding!Tiga notifikasi pesan masuk kedalam ponsel Angga secara beriringan. Tangan Angga mulai gemetar karena merasa ponselnya tidak membawa kabar baik sepanjang hari ini.Angga bahkan ingin melempar ponsel tersebut keluar jendela taksi, andai saja ia punya uang lebih untuk membeli yang baru. Getar ketegangan memilin sarafnya, menawarkan kilatan kebebasan dalam tindakan drastis tersebut.Namun, realitas pahit kemiskinan finansial memaksanya menahan diri, mengikatnya dalam kebingungan. Perang batin antara emosi dan keterbatasan ekonomi memuncak, meninggalkan Angga terperangkap dalam situasi yang semakin mencekik.Setelah melakukan persiapan psikologis, membuka kunci layar, Angga mengintip siapa kiranya yang mengirim pesan kali ini. Apakah Joshua yang merasa bersalah atau Pak Liem yang memburu dirinya agar berkemas secepat mungkin.Terlihat sebaris nama yang sama adalah pengirim tiga pesan yang mengacaukan pikirannya barusan.Nona Agatha, begitulah Angga menyimpan namanya dalam