Mawar, gadis berusia delapan belas tahun yang bekerja di rumah tuan Revan sebagai pelayan untuk membiayai pengobatan sang adik. Namun berakhir ditiduri oleh tuan Revan dan dijadikan istri setelah dinyatakan mengandung.
view moreHappy Reading!Revan menurunkan tubuh Mawar di atas tempat tidur lalu menarik selimut dan menutupi tubuh istrinya itu."Istirahatlah!" ucap Revan lalu melangkah keluar dari kamar. Ya, setelah satu minggu berada di rumah sakit akhirnya Mawar diijinkan pulang.Revan memasuki dapur."Apa ada yang tuan butuhkan?" tanya seorang pelayan yang sedang membersihkan dapur."Tidak."jawab Revan lalu segera mengambil gelas lalu mengeluarkan kaleng susu hamil milik Mawar.Revan membuat susu sesuai petunjuk lalu segera membawanya kembali ke kamar."Mau ke mana?" tanya Revan saat melihat Mawar mencoba turun dari tempat tidur.Mawar diam lalu menatap pintu kamar mandi membuat Revan menghela napas lalu meletakkan susu yang dia bawa di atas meja.Revan segera mendekati Mawar dan menggendong tubuh mungil itu memasuki kamar mandi dan menurunkannya di depan closet."Mas bisa keluar." ucap Mawar membuat Revan melotot."Kamu mengusirku?" kesal Revan membuat Mawar menggeleng."Buk__""Cepat! Aku akan menunggu.
Happy Reading!Revan menatap pakaiannya yang dipenuhi oleh darah lalu menghembuskan napas kasar. Kenapa sulit sekali meminta Mawar untuk diam. Apa wanita itu akan mati jika sehari saja tidak membuat masalah."Tuan."dua bodyguard datang lalu memberikan uang senilai 20 juta.Revan menerima uang itu lalu meminta penjelasan."Nyonya Mawar datang menemui orang tuanya untuk membayar hutang. Itu adalah uang yang diberikan nyonya kepada preman yang datang." jelas sang bodyguard.Revan menatap uang itu. Cukup banyak untuk Mawar yang tidak punya uang. Dari mana wanita itu mendapat uang sebanyak ini?"Preman itu yang mendorong nyonya hingga jatuh, tuan. Karena nyonya tidak bisa melunasi semua hutang."Revan menghela napas kesal. Jika memang itu masalahnya. Harusnya Mawar bisa meminta bantuan kan. Untuk apa punya suami kaya jika tidak dimanfaatkan. Meskipun Revan tahu, Mawar memang bukan tipe wanita seperti Meysa yang akan dengan senang hati menggunakan kekayaan suaminya."Kami sudah mengurus pre
Happy Reading! Revan melajukan mobilnya menuju taman kota. Biasanya di sana ada banyak yang jualan rujak."Setelah makan rujak, kita langsung pulang." ucap Revan yang diangguki oleh Mawar. Lagipula Mawar tidak peduli dengan rujaknya. Ia hanya ingin keluar dan menemui orang tuanya.Memasuki daerah taman, Revan memelankan mobilnya lalu segera mencari tempat parkir."Tunggu di sini!"titah Revan setelah memarkirkan mobilnya lalu membuka pintu mobil."Roti bakarnya juga ya, mas."ucap Mawar membuat Revan mendengus namun tidak mengatakan apapun.Mawar menghela napas lega lalu menunggu tuan Revan sedikit lebih jauh.Setelah merasa aman, Mawar segera membuka pintu mobil lalu keluar dengan perlahan. Mawar melirik tuan Revan sekali lagi lalu menutup pintu mobil.Mawar segera berlari menjauh. Untung saja ini adalah daerah yang cukup ia kenal."Bang, bisa antar saya?"tanya Mawar setelah menepuk pundak seorang pria yang duduk di atas motor di dekat taman."Ke mana, neng?"tanya tukang ojek sembari
Happy Reading! Revan kembali setelah memberi sedikit pelajaran pada Livia. Dia langsung menuju kamar.Ceklek"Mawar." panggil Revan namun wanita itu tidak ada di kamar."Ck! Mawar!" teriak Revan lebih keras namun tetap tidak ada sahutan.Revan segera mengambil ponselnya dan menghubungi bodyguard."Di mana istriku?" tanya Revan begitu telponnya dijawab."Nyonya ada di rumah, tuan. Kami mengantar nyonya dengan selamat.""Tapi istriku tidak ada di rumah."bentak Revan kesal lalu memutus telponnya.Sebelum Revan mengamuk untungnya Mawar sudah lebih dulu muncul."Dari mana?" tanya Revan cepat. Mawar menunduk lalu berkata dengan pelan. "Dapur."Revan mendengus. "Apa yang kamu lakukan di dapur hah?"tanya Revan tak habis pikir. Bukanlah wnita itu harusnya istirahat.Mawar mengikuti langkah tuan Revan. "Maaf mas. Tapi tadi___""Sudahlah. Sekarang ganti pakaianmu lalu istirahat!" titah Revan kemudian melangkah menuju ruang kerjanya.Mawar yang memang sudah selesai membuat kue langsung mengikut
Happy Reading!"Apa yang kamu beli?" tanya Revan sembari memeriksa belanjaan istrinya yang ternyata hanya coklat dan permen.Mawar hanya tersenyum tidak enak. Ia menghabiskan hampir 3 juta hanya untuk membeli coklat dan permen. Salahkan bocah kecil bernama Abil tadi yang kembali mengambil banyak coklat dan langsung berlari.Revan menghela napas lalu memberikan semua coklat dan permen yang Mawar beli ke tangan bodyguard."Ayo! Aku akan mengajarimu belanja yang sesungguhnya." ajak Revan lalu menarik tangan Mawar ke arah sebuah toko yang menjual barang mewah."Berikan semua tas dan sepatu terbaru yang kalian miliki!" titah Revan yang duduk dengan nyaman. Sedang di sampingnya, Mawar hanya bisa diam sesekali melirik kiri dan kanan.Revan mengangguk melihat jejeran tas dan sepatu mewah yang ditunjukkan."Sayang."panggil Revan membuat Mawar tergagap."I_iya?"Revan tersenyum lalu mengambil lengan Mawar kemudian mengecup punggung tangan wanita itu dengan tatapan hangat."Apa yang kamu pikirka
Happy Reading!Revan mengajak Mawar pergi setelah wanita itu terlihat lebih baik."Kita mau ke mana?" tanya Mawar bingung. Pasalnya tuan Revan tidak mengatakan tujuan mereka."Ikut saja dan jangan banyak bertanya." ucap Revan membuat Mawar diam. Ia masih ingat kejadian saat diminta keluar dari mobil dan ditinggalkan. Mawar tidak mau kejadian itu terulang kembali.Revan melajukan mobilnya memasuki halaman pusat perbelanjaan. Mawar kaget, tentu saja. Ia tidak membawa uang atau lebih tepatnya lagi, ia tidak punya uang."Turun!" titah Revan membuat Mawar melepas sabuk pengaman dan mengikuti tuan Revan keluar dari mobil."Pertama, kita harus makan dulu agar kamu punya tenaga untuk berkeliling." ucap Revan lalu menggenggam jemari Mawar kemudian melangkah masuk.Hawa dingin AC langsung melingkupi kulit Mawar. "Ada apa?"tanya Revan saat Mawar mendesis pelan."Dingin."cicit Mawar pelan membuat Revan mengernyit."Lagipula siapa yang menyuruhmu memakai dress lengan pendek." ucap Revan membuat M
Happy Reading!Makan malam berlangsung dengan tenang. Mawar mengambil makanannya lalu menyantapnya tanpa suara. Sedang Revan melirik istrinya itu kemudian bergegas mengisi piringnya sendiri. Biasanya Mawar yang akan menyiapkan makanan untuk nya."Mawar."panggil Widya membuat Mawar menoleh."Iya, mah?""Tambah lagi makanannya. Ibu hamil butuh banyak nutrisi loh." ucap Widya membuat Mawar tersenyum lalu menambah nasi dan lauk. Sedang Revan hanya menahan kesal. Sedari tadi Mawar tidak bicara dengan dirinya."Uhuk uhuk""Makan pelan-pelan, Revan." tegur Widya membuat Revan mengangguk lalu mengambil air minum. Revan melirik Mawar yang hanya fokus dengan makanannya.Selesai makan, Mawar bergegas mencuci piring. Sebenarnya ia hanya malas masuk ke dalam kamar. Jadi lebih baik ia di dapur membantu pekerja lain membereskan dapur."Nyonya, biar kami saja.""Tidak. Lakukan saja pekerjaan lain." ucap Mawar lalu mulai membilas piring.Para pelayan saling pandang lalu melakukan pekerjaan lain. Sesek
Happy Reading! Mawar membawa kopi buatannya memasuki kamar lalu perlahan mendekati tuan Revan."Mas."Revan mendongak dan menatap istrinya membuat Mawar tersenyum lalu memperlihatkan kopi yang ia bawa."Mau kopi?" tawar Mawar membuat Revan diam kemudian kembali melihat ke arah laptopnya.Tubuh Mawar membeku. Apa tuan Revan sangat marah."Kopinya__""Letakkan saja di sana!" titah Revan dingin tanpa menoleh.Mawar berusaha tersenyum lalu meletakkan kopi di atas meja."Mas, aku ingin bic___""Mawar, aku sedang bekerja. Pergilah dan jangan ganggu aku." ucap Revan memandang Mawar tajam.Mawar mengangguk pelan. "A maaf" ucap Mawar lalu berjalan menjauh.Mawar berjalan menuju halaman belakang lalu duduk di kursi. Ia memandang taman bunga milik mertuanya. Bolehkah Mawar menyebutnya mertua sedang mungkin ia bukan seorang istri. Mana mungkin tuan Revan serius dengan pernikahan mereka. Kehamilannya adalah satu-satunya alasan ia dinikahi dan bisa saja suatu saat ia dibuang."Aku tidak bisa terus
Happy Reading! Revan turun dari mobilnya lalu melangkah angkuh memasuki rumah yang pernah dia tinggali itu.BrakkPintu rumah terbuka dengan sekali tendangan oleh bodyguard yang Revan bawa.Eva yang sedang duduk di ruang tamu segera berdiri. Ia begitu kaget karena kedatangan mantan menantunya itu"Di mana Meysa?" tanya Revan dingin membuat Eva menahan napas. Ia melirik ke arah sebuah pintu."Meysa sedang bekerja, Revan. Dia tidak ada di rumah." ucap Eva membuat Revan menatap wanita paruh baya itu tajam. Dia tahu bahwa mantan mertuanya itu berbohong. Karena itu Revan langsung melangkah menuju sebuah kamar."Revan tunggu! Meysa benar-benar tidak ada di rumah." cegah Eva membuat anak buah Revan segera menahan tubuh wanita paruh baya itu."Revan, Meysa tidak ada di rumah." teriak Eva keras membuat Revan semakin yakin jika ada seseorang yang berada di dalam kamar tamu.BrakkRevan tersenyum sinis saat melihat mantan istrinya sedang bercinta dengan seorang pria.Sedang Meysa langsung menca
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.