Share

Mengembalikan Cinta Suami Tentaraku
Mengembalikan Cinta Suami Tentaraku
Penulis: Selfie Hurtness

Ch. 1 Kepulangan Mendadak

"Aldo jadi pulang kan hari ini? Jam berapa pesawatnya landing?"

Mendengar hal tersebut, seorang wanita dengan perut buncit karena tengah mengandung menghentikan langkahnya. Tanpa suara, Amanda mendekatkan dirinya ke celah pintu kamar mertuanya, tidak jadi ke pintu depan.

“Bang Aldo pulang hari ini?” batinnya bertanya-tanya.

Amanda memasang telinga, memastikan bahwa memang ia mendengar nama itu disebut,nama yang tidak lain dan tidak bukan adalah suaminya. Dan mama mertuanya tadi mengatakan bahwa suaminya akan pulang sebentar lagi?

Tentu Amanda bertanya-tanya. Bukan apa-apa, semenjak pergi 5 bulan yang lalu dalam sebuah misi perdamaian, ia sama sekali tidak mendapatkan kabar apa-apa tentang Aldo. Termasuk kabar kepulangan suaminya jika apa yang dia dengar barusan adalah benar.

'Tapi bukankah dia di sana dua tahun? Kenapa mendadak pulang?' batin Amanda.

"Iya aku ngerti, Mas. Aku nggak bilang sama Amanda soal ini." suara itu kembali terdengar, membuat Amanda untuk kesekian kalinya terkejut bukan main.

Kenapa harus dirahasiakan dari dia? Amanda ini istri sah Aldo! Kenapa dia tidak boleh tahu mengenai kabar kepulangan sang suami?

Amanda mendekat ke arah pintu, hendak lebih lama mencuri dengar Redita, ibu tiri Aldo sekaligus mertuanya, yang tampak tengah menelepon sang suami.

"Nanti biar aku yang jemput Aldo balik, Mas. Kamu jangan khawatir. Nanti aku kabari lagi."

Dengan mata terpejam, Amanda menghirup udara dalam-dalam. Ia masih menyimak dan tentu saja menunggu obrolan itu terhenti. Ia hendak mengkonfirmasi berita yang baru saja dia dengar.

"Iya Sayang. Kamu semangat kerjanya, ya! Jangan pikirkan apapun. Aku kabari terus nanti."

Sunyi.

Tidak lagi terdengar obrolan di dalam kamar, membuat Amanda kemudian memberanikan diri mengetuk pintu kamar mertuanya.

Tok ... Tok ... Tok

Jantung Amanda berdegup kencang, dalam hati dia sangat cemas dan tentu saja penasaran. Apakah yang dia dengarkan itu benar? Dan kenapa mertuanya harus merahasiakan kepulangan sang suami?

"Loh, Nda? A-ada apa, Nda?"

Wajah ayu milik sang mertua tampak terkejut dengan mata membulat dan paras sedikit pucat ketika melihat Amanda. Ekspresi tersebut membuat Amanda tersenyum kecut dengan hati berdesir cemas. Ada apa ini?

"Manda boleh masuk, Ma? Manda pengen ngomong sesuatu."

Redita kembali tampak terkejut luar biasa. Sorot matanya menyimpan sejuta misteri, membuat Amanda makin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ah i-iya. Silakan masuk, Sayang!"

Seulas senyum tersungging di wajah Amanda. Ia bergegas masuk ke dalam, diikuti Redita yang menyusul setelah menutup pintu kamar.

"Manda pengen ngomong apa?" tanya suara itu lembut, namun Amanda mampu mendengar getar khawatir di balik suara lembut itu.

Amanda menjatuhkan diri ke atas ranjang, mengelus perutnya yang membukit dengan begitu lembut. Redita pun ikut menjatuhkan diri di sebelah Amanda, ikut mengelus perut itu dengan sama lembutnya.

"Sebelumnya, Manda pengen minta maaf sama Mama." Amanda menjeda kalimatnya, ia menghela napas panjang. "Apa benar bang Aldo hari ini pulang, Ma?"

Sama seperti saat Redita muncul membukakan pintu untuk dirinya, ekspresi wajah Amanda tampak sangat terkejut. Kali ini bukan hanya raut terkejut yang tergambar di sana, tetapi juga ekspresi takut, gelisah, dan khawatir yang membaur menjadi satu.

"Kamu tau dari mana, Nda?" Bukannya langsung menjawab, Redita malah melontarkan kalimat tanya yang makin meremas-remas hatinya dengan begitu luar biasa.

Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Manda minta maaf, Ma ... Manda nggak sengaja denger tadi pas Mama telpon sama Papa." jawab Amanda jujur dengan tangan mengelus lembut perut membukitnya.

"Ah ... i-tu ... itu ...."

"Kenapa Mama sama Papa merahasiakan semua ini dari Manda, Ma? Benarkan Bang Aldo pulang hari ini?" Kembali Amanda mendesak, kenapa kepulangan suaminya perlu dirahasiakan sampai seperti ini?

Aldo pergi hanya berselang beberapa minggu setelah mereka menikah! Bukan salah Amanda kalau kemudian dia begitu antusias dan berharap Aldo benar-benar pulang hari ini?

Redita menghela napas panjang, memejamkan mata lalu mengangguk perlahan.

"Jadi benar, Ma?" tanya Amanda memastikan, matanya membulat dengan sorot bahagia. "Tapi kenapa mama sama papa nggak ngasih tau Amanda soal ini?"

"Ya sebenarnya kami pengen kasih kamu kejutan, Nda." kilah Redita dengan senyum getir.

Amanda mengela napas panjang, "Ma ... yang harusnya dikasih kejutan itu harusnya bang Aldo dong. Jam berapa dia landing? Amanda harus ikut! Dia harus lihat ini!"

Redita menatap ke arah jari Amanda menunjuk, apalagi kalau bukan perutnya yang membuncit?

"Amanda siap-siap dulu, Ma ... tunggu, ya!"

Amanda segera bangkit, melangkah keluar dari kamar Redita dengan wajah berbinar cerah. Langkahnya begitu ringan dan bahagia.

“Kira-kira, bagaimana tanggapan Abang nanti pas lihat perutku?”

***

“Mana ya Bang Aldo ....”

Seperti biasa, suasana bandara nampak hiruk-pikuk. Amanda sudah mengganti bajunya dengan dress kuning dengan corak bunga putih. Wajahnya dia rias sederhana. Begitu segar dengan lipcream nude pink favoritnya.

Di tangan Amanda sudah bertengger buket bunga dengan foto USG yang ditempel di salah satu tangkai bunga. Sebuah hadiah penyambutan yang pastinya akan mengejutkan Aldo dengan begitu luar biasa. Senyum Amanda mengembang, kira-kira apa bagaimana reaksi Aldo nanti? Melompat girang? Atau berteriak saking gembiranya? Amanda sama sekali tidak bisa membayangkan!

Ia begitu bahagia, meskipun hatinya masih bertanya-tanya, kenapa kepulangan suaminya jauh dari waktu yang sudah dijadwalkan. Namun Amanda tidak ingin menduga-duga mengenai sesuatu yang belum pasti dan membuatnya cemas. Lagipula, ia bisa mendengar alasan tersebut nanti dari suaminya sendiri, bersamaan dengan cerita Aldo ketika pria itu bertugas di sana.

Tiba-tiba, wanita yang tengah hamil lima bulan itu melihat sosok familier di tengah kerumunan. Sosok yang berbulan-bulan ini begitu ia rindukan.

"Itu Bang Aldo, Ma!" teriak Amanda riang, satu tangannya menunjuk sosok gagah dengan seragam hijau. Aldo tampak tengah berdiri berhadapan dengan beberapa lelaki dengan seragam yang sama.

Mereka terlihat tengah berbincang, gerak mulutnya terlihat, namun sayang ... suaranya tidak terdengar sampai telinga Amanda. Apa yang sedang dibicarakan? Apakah akan lama? Ia sudah tidak sabar lagi!

Amanda menanti sosok itu melangkah ke arah mereka. Ingin dia peluk erat-erat tubuh itu untuk membayar semua rindu yang dia pendam selama ini. Amanda sudah sangat merindukan sosok itu! Sangat merindukan sekali! Dan ketika sosok itu berbalik, melangkah ke arahnya, Redita rasanya ingin pingsan!

"Nda, mau kemana?" Redita memekik terkejut ketika Amanda berlari menghambur ke arah Aldo, ia hendak meraih tangan Amanda, namun terlambat!

Amanda sudah berlari menghampiri Aldo, merentangkan kedua tangan, memeluk tubuh tinggi tegap dan gagah itu dengan cucuran air mata. Bukan balas pelukan hangat yang Amanda dapatkan, lelaki itu bahkan hanya berdiri mematung di tempatnya, membeku hingga kemudian suara itu bertanya tanpa ekspresi apa-apa.

"Maaf, kamu siapa?"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Anggra
ini Amanda bukan yg dlu oernah mo djodohkan Ama dr Adnan kan
goodnovel comment avatar
cheepychan
pasti sedih banget ya kalau jadi Amanda..
goodnovel comment avatar
Anita Ratna
Wah, lanjutan kisah anaknya dr. Adnan nih tp Aldo udh nikah yg sygnya amnesia 🫤
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status