Seandainya gue bisa membaca pikiran lu, andai saja.
.
.
.
.
.
Parkiran SMA Cahaya Harapan
Jam 5 sore.
Langit mulai berubah jingga, sebenernya sudah jam pulang sekolah dari tadi dan harusnya gue udah di apartement gue dari tadi.
Sayangnya kakak gue yang udah gue tungguin selama setengah jam masih aja kagak nongol-nongol. Mana acara mendung lagi! Ke mana, Woi? Kenapa-napa atau gimana?
Dengan segala kegelisahan yang rajin banget mampir ke hati. Gue pelototin lagi arloji di tangan gue.
"Masih betah nungguin Arya?" tanya Siti ke gue pakai nada kelewat judesnya.
"Iya sayang" jawab gue kesel karena dia udah nanya pertanyaan tadi lebih dari 10 kali.
"Ball! Palingan juga dianya udah pulang duluan!" Ini juga ucapan Siti yang udah keluar lebih dari 10 kali dari bibir klinis
Mampir ke ceritaku, Menderita untuk Bahagiamu yuukkk.
Bahagia bukan Untuknya . . . SMA CAHAYA HARAPAN Seperti biasa Arya selalu membolos pelajaran sesuka hatinya. Meninggalkan materi sekolah dan bahkan tak pernah ada niatan untuk mengerjakan PR nya di rumah. Arya sudah sangat biasa seperti itu, tapi anehnya hal itu sama sekali tak mempengaruhi prestasinya di sekolah. Apalagi setelah tragedi menyeramkan di kantin sekolah tadi. Arya kehilangan kendali dan lagi-lagi melukai orang-orang di sekitarnya, bukan masalah besar jika orang itu adalah perawat atau dokter yang menangani kesehatan psikis nya seperti dulu saat dirinya masih direhabilitasi. Masalahnya orang yang ia pukuli kali ini adalah Iqbal. Bagaimana bisa Ia tak mengenali Adiknya sendiri? Arya bahkan sempat merusak cermin di kamar mandi sekolahnya. Meninjunya sekuat tenaga sampai kaca itu retak dan berubah menjadi k
Jangan cintai aku, hal itu akan menyakitimu.... Di sebuah lorong kecil yang sepi dan gelap, sosok bernama Arya menjambak rambutnya sekuat tenaga. "ARRGGHHH" Ia mengeram dalam diam. Arya tak ingin keberadaanya diketahui hingga ia menahan suaranya. Tapi itu sulit, jangan lupakan bahwa sedari tadi ia terisak. Arya menyenderkan punggungnya di tembok lorong, merosot perlahan karna kakinya mulai lemas untuk berpijak. "Sadarr diri woooyy. Sadar!!" Kalimat itu terus saja berulang ditemani air mata yang mengalir deras di pipinya. Arya menangis padahal ia sudah terlalu lelah untuk menangis( lagi). Berandal tingkat dewa ini ternyata lemah jika di hadapan ibunya. Preman sekolah ini terlihat teramat lemah sekarang. "Arya nggak pantes pulang, mah" "Arya bukan anak yang pantes dibanggain!"
RADITYA ARYA PERMANAOrang tuanya memberinya nama Arya, diambil dari kata Surya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Arya itu memiliki arti Matahari.Ya,,, mungkin orang tuanya ingin agar ia menjadi sosok yang bersinar terang layaknya Matahari. Oh ya,,, Arya juga melambangkan pesona dan penuh karisma.Tapi menurutmu, apa jadinya jika matahari merasa lelah untuk bersinar?~~~Perkenalan tokoh:Raditya Arya PermanaFizya SusandraAmanda Siti AuraIqbal RamdaniAdisty Kayra Permanadan tokoh-tokoh lainnya yang akan muncul mengiringi jalannya cerita nanti.**********************Siapa yang menghadirkan Benci, Rindu, Dendan, dan Cinta dalam kehidupannya?Hingga sesosok Arya menjalani kisah hidupnya dengan jutaan luka dan rasa kecewa, tapi anehnya ia memilih untuk tetap bertahan, untuk
Aku harap ini takkan menjadi lagu terakhir yang kaunyanyikan untukku.... Ahhhh,,, malam, kira-kira apa yang kalian bayangkan jika membayangkan kata malam. Apakah sunyi? berbintang, atau rembulan? Wah, kau kuno sekali, pasti kau jarang Hang Out apalagi keluar malam, ya kan? Malam, malam disini akan gue definisikan dengan meriah, kilauan lampu warna-warni dan sorak sorai orang-orang yang meneriakkan nama-nama orang yang mereka kagumi. Ya, kalian bisa menyebutnya Fans. Konser?? Bisa dibilang agak serupa, tapi tetap saja berbeda. Disini kau tidak akan menemui artis-artis TOP papan atas sekelas oppa-oppa BTS/EXO. Jangan harap! Lagipula gue laki-laki!!! Korea bukan pembahasan yang masuk dalam list favorit gue, meski dikit-dikit gue paham Blackpink sih..hehe. Ada Jennie, Lisa, Jisoo, Rose.(itu mah apal Bambank)
Tolong jangan bilang ini adalah akhirnya...-RUMAH SAKIT-Video tadi bahkan sudahselesai gue putar lebih dari sepuluh kali, tapi air mata gue terus aja ngalir nggak abis-abis bikin mata gue bengkak plushidung berair.Lu tahu? Gue, Iqbal Ramdani, jujur tanpa ada unsur kemodusan sekalipun. Gue malu ngaku kalo gue sekarang lagi nangis. gue khawatir, gue hancur ngeliat kakak gue sampai detik ini belum bangun dari komanya.Tuh mata elang yang biasanya melirik tajam bener-bener nggak mau dibuka, takut pada naksir katanya, haha. Gue ketawa, tapi sayang ketawa gue saat ini pastinya nyeremin karna diiringi air mata."Kak, bibir lu ngg
Ada saatnya dalam hidupmu, engkau ingin sendiri saja bersama angin, menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata....FLASHBACK ON- SMA CAHAYA HARAPAN-Tahun ajaran baru, pastinya dipenuhi acara-acara penyambutan yang rame, asyik, seru, dan pastinya capek semacam MOS alias Masa Orientasi Sekolah.Kalian tahu kan? Dari pertama aku masuk ke sini, banyak banget anak-anak yang penampilannya dibikin cemang-cemong dan atribut-atribut aneh yang harus mereka pake.Hari ini sebenarnya bukanlah hari pertamaku bersekolah di SMA CAHAYA HARAPAN, saat ini aku hanya penasaran ingin berkeliling calon sekolah baruku. Setelah tadi selesai mengurusi persyaratan
MASA LALU YANG TERTINGGAL"Kak,,, Kakak Arya, bangun sayang! Pindah ke kamar, tidur di sini masuk angin looh!”“Hhhmmm. Ntar ma, ngantuk banget” Racaunya entah sadar atau tidak.Arya yang baru berumur 7 tahun itu menggeliat dalam tidur nyenyaknya. Membangunkan senyuman yang sebenarnya sudah lelah untuk terbentuk di wajah seorang wanita yang diundangnya mamah itu.Melihat tingkah menggemaskan putranya membuatnya refleks mencium kedua pipi imut milik Arya kecil.“Kebiasaan banget ketiduran sambil nonton tv!!!Tak ingin Arya jatuh sakit, perlahan ia pun menggendongnya dalam diam menuju kamar putranya itu. Entah apa yang dimimpikan Si Jagoan Kecil hingga Arya memeluk mamanya begitu erat saat ia
Tanganmu terlalu jauh untuk kugenggam, jadi dapatkah aku kembali?... SUASANA SENJA, MASIH DI HARI YANG SAMA. "Arya gilaaaaaa!!! Tadi lu meluk siapa??" Monolog seorang pemuda berseragam SMA dengan raut frustasi yang terlihat jelas di wajahnya. Namanya Raditya Arya Permana, sesosok pemuda bertampang sangar yang tadi menangis sejadi-jadinya di pelukan seorang perempuan yang bahkan ia tak tahu namanya. Tadi ia benar-benar tak sengaja, yang ada di bayangannya tadi benar-benar sosok ibunya. Tapi begitu pelukannya dilepas, ternyata dia malah entah siapa! Tentu dia malu, sangat malu malah, hingga tanpa sepatah kata pun terucap, ia meninggalkan Si Perempuan