“Setelah apa yang lo lakuin ke gue. gak nyangka gue sama lo sen,”ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kan aku udah jelasin. Masak kamu masih gak ngerti sih ,” ucapnya tersulut emosi.
“Gak ngerti maksud lo? Lo itu udah hampir mau merusak gue sen, lo gak mikir kedepannya gue gimana?” ucapnya
“Tapi buktinya kamu juga mau kan? kamu juga salah disini,”ucapnya juga menyalahkan.
Merasa malas menanggapi, Zelina pun meraih tasnya dan melenggang pergi dari hadapan Sena. Ia tak mau lagi berurusan dengan sosok lelaki yang ada di depannya. Zelina Prameswari , atau yang biasa kerap dipanggil Zelin, Elin, Lili, adalah gadis yang saat ini menyandang sebagai mahasiswa semester 3 di Universitas Bangsa Jaya. Dadanya sesak mengingat kejadian kemaren yang masih saja memenuhi pikirnya. Ia meninggalkan sosok lelaki yang beberapa kali membuatnya kecewa. Meskipun masih belum menguntai hubungan, akan tetapi ia merasa sosok lelaki tersebut berbeda dari lainnya. Namun nyatanya, lebih buruk dari yang dia kira.
“Gue nyesel kenal tuh orang, untung iman gue masih kuat, kalo gak, arkhhh,”ucapnya dalam batin meruntuki dirinya sendiri di sepanjang jalan.
Dirinya kini sedang berjalan menuju pulang ke rumahnya. Lebih tepatnya rumah yang ia kontrak selama dirinya berkuliah. Sambil mengayun ayunkan tangannya dan kini berhenti di sebuah tempat duduk pinggir jalan. Matanya melihat jalanan yang ramai berlalu lalang dipenuhi oleh kendaraan. Tak lama kemudian, angkot datang. Ia pun pulang dengan menaiki angkot.
Sedangkan di lain tempat, sosok lelaki yang tadi bersama Zelina. Sebut saja Sena Pradipta. Sosok lelaki yang usianya 4 tahun diatas Zelina. Sosok yang dianggap dewasa, namun ulahnya membuat siapapun menolak dirinya. pantas saja, diumur yang kepala dua lebih 3 tahun masih saja sendiri. berusaha mendekati dan ingin mendapatkan hati Zelina, tapi usahanya tak berbuah hasil.
“Arkhhh, aku kurang apa coba, bisa bisanya dia menolakku seperti ini,” ucapnya kecewa sambil mengusap kasar kepalanya.
Sesekali menyeruput kopi yang dipesannya. Melihat di sekelilingnya yang datang dan pergi berdua. Sedangkan dirinya? belum juga mengutarakan rasa akan tetapi sudah ditinggal pergi oleh Zelina. Setelah dirinya bosan , dan kopi yang ada di depannya ini telah habis. Ia pun ke meja kasir untuk membayar.
“Meja nomor 5,”ucap Sena
“Sebentar saya lihat dulu,”ucap mbak kasir
“Hmmm,”jawab Sena.
“Untuk meja nomor 5 sudah dibayar pak, oleh mbak yang bersama bapak tadi,”ucap mbak kasir menjelaskan.
“Dibayar?”tanya Sena tak percaya.
“Iya, ini bukti struk pembayarannya pak,”ucap mbak kasir sambil menyodorkan struk tersebut kepada Sena.
Ia menerima struk yang diberikan oleh kasir. Dalam pikirnya, Zelina adalah gadis benalu yang menggantungkan hidup kepadanya. Tapi, dugaannya salah kaprah.
******
“Zel, lo kenapa dari tadi murung terus?”tanya Vidya yang melihat Zelin.
“Gue gapapa kok Vid,”jawab Zelin bohong
“Cerita dong,biasanya haha hihi hahah hihi,kek orang gak waras,”ucap Vidya
“Males aja gue, pen rebahan,”jawab Zelin
Zelina masih belum bisa jujur kepada sahabat, sekaligus partner orang yang tinggal bersamanya. Dia adalah Vidya Arumsari. Tak seperti biasanya yang produktif, ia lebih memilih untuk mengguling gulingkan badannya diatas kasurnya. Sambil melihat langit langit atap kamarnya. Vidya yang melihat Zelina tak seperti biasanya, ia lebih memilih pergi dan membiarkan Zelina sendiri.
Tok tok tok
Suara pintu diketuk. Menandakan ada tamu.
“Sapa sih yang bertamu sore sore gini, gaktau orang lagi rebahan apa,”keluh Vidya.
Meskipun bibirnya ngedumel tidak jelas, namun dirinya pun lalu menuju ke depan untuk membukakan pintu. namun sebelumnya, dirinya melihat siapa yang datang lewat jendela.
“Siapa ya dia? Tumben ada cowok main kesini, gak biasanya. Ah mungkin aja om nya Zelin,”ucapnya sambil melihat dibalik tirai jendela.
Vidya pun membukakan pintu rumahnya. Dan terpampanglah sosok Sena di hadapan Vidya. Vidya yang tahu pu n, hanya bisa meneguk ludahnya dalam dalam. Matanya melotot tak percaya akan sosok Sena.
“Emmm…cari sapa ya?”tanya Vidya.
“Zelinanya ada?”tanya Sena to the point.
“Oh Zelin,”ucapnya sambil manggut manggut
“Jadi ini cowok Zelin, ganteng juga,”batin Vidya memuji Sena dalam hati.
Vidya masih bengong karena melihat sosok Sena.
“ Zelina nya ada?”tanya Sena sambil melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah Vidya
“Eh, eh ,maaf. iya ada. mau apa?”tanya Vidya ketus
Vidya kembali menjadi dirinya. menjawab pertanyaan Sena dengan ketus.
“Saya mau ketemu sama Zelina,”jawab Sena.
“Zelinanya gakbisa diganggu, lagi unmood,”jawab Vidya.
“Hufft, coba kamu bujuk dia, siapa tahu saya bisa ketemu dia,”ucap Sena.
“Gakbisa om, Zelin tuh kalau udah unmood. Gue mah gakberani buat ganggu dia. Nanti yang ada dia yang marah marah sama saya. Om mau tanggung jawab? Bujuk Zelina tuh butuh tenaga,”jawab Vidya panjang lebar.
Sena mulai memahami perkataan Vidya.
“Lakukan apapun agar saya bisa ketemu sama Zelin,”ucap Sena pasrah.
“Oke, gue akan bantu om. tapi itu gak gratis ya om. tahu sendiri kan, dunia ini semakin kejam. Jadi gimana om?”tanya Vidya.
“Iya iya, saya akan turuti persyaratan dan apapun yang kamu minta. Yang penting saya bisa ketemu sama Zelin,”ucap Sena pasrah.
“Gampang. Saya akan coba, kalau saja si Zelin gakmau ketemu sama om. om harus tetap kasih timbal baliknya,”ucap Vidya.
“Tap..,”ucap Sena terpotong oleh Vidya.
“Gakada penolakan om. kan udah deal,”ucap Vidya memotong kalimat Sena.
Sena pun mengangguk anggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Dasar cewek. Tahu aja isi dompet orang. Sama aja, eh tapi Zelin gak kek gitu,”batin Sena
setelah itu Vidya pun menutup pintu, menuju kamar Zelin dan melancarkan aksinya. tampak Zelin sedang tertidur pulas dengan mata yang sembab dan meringkuk memeluk guling. Bahkan layar laptopnya pun masih saja menyala menampilkan film yang sedang diputarnya.
“Kebiasaan nih anak, kalau lihat film pasti tidur,”
Vidya pun membereskan laptop yang masih menyala. Dan juga membangunkan si Zelina.
“Zel, bangun, udah sore,”ucap Vidya membangunkan Zelina dengan meneppuk badan Zelina.
“Arghhhhh,”keluh Zelin sambil merentangkan tangannya ke atas
Zelina merubah posisinya. Kini membelakangi si Vidya.
“Zel, bangun, udah sore nih. Katanya lo mau ngajak gue jalan jalan,”ucap Vidya
“Emmm, iyaa,”jawab Zelin dengan nada yang masih malas.
Zelina pun bangun. Ia pun kini tengah duduk . akan tetapi masih dengan mata terpejam. Vidya pun berdiri. Namun, si Zelina justru balik tidur lagi.
“Zel, lo kok malah balik tidur lagi sih,”keluh Vidya
Zelina tak menanggapi. Malah justru tidur lebih pulas lagi. Vidya jengah melihat sahabatnya ini sulit sekali untuk dibangunkan. Ia pun memiliki ide untuk membangunkan Zelina. Trik membangunkan untuk si kebo seperti Zelin. Diraihnya air minum yang ada di meja belajar Zelin. Lalu ia tuangkan di tangannya.
Pyukk…pyukk…pyukk..pyukkk..
Suara air yang dicipratkan ke wajah Zelina. Tak hanya itu, saat dirinya mencipratkan air ke wajah Zelina. Dirinya juga berteriak.
“Kebakaran…kebakaran…kebakaran….aaaaa..aaaa..,”teriak Vidya sambil mondar mandir dan mencipratkan air ke wajah Zelina.
Zelin sepertinya mendengar. Ia pun langsung bangun dan berdiri. Sontak wajahnya bingung dan panic. Sedangkan Vidya kini sedang berlari lari kesana kemari sambil berteriak.
“Zel, buruan keluar, ada kebakaran, ayo keluar,”ucap Vidya panik
“Kebakaran vid? Beneran?”tanya Zelin
“Iya zel, ayo keluar, sebelum nanti kita mati di dalam, “jawab Vidya yang tampak beneran
Sangking paniknya Zelina berlari sana sini. Ia bahkan tak menjawab. Dirinya justru meraih ember, laptop dan ponselnya. Dan menuju ke pintu depan. Vidya pun menyusulnya.
Ceklek
Keduanya pun keluar dari dalam rumah. kini mereka berada di teras rumah. Zelina memandangi kanan, kiri, dan juga keadaan sekitar. Tapi justru baik baik saja.
“Kok….,”ucap Zelin yang tak menyangka melihat keadaan sekitar
“Heheh, maafin gue zel. gua tuh sebenarnya…,”ucap Vidya meminta maaf.
Dan datanglah Sena di hadapan mereka berdua.
“Lo ngapain kesini? Masih belum puas?”tanya Zelin kepada Sena yang kini ada dihadapannya.
“Aku kesini Cuma mau minta maaf sama kamu,”ucap Sena
“Hah, maaf lo dah basi. Gak guna, kadaluarsa,”ucap Zelin memalingkan pandangannya
“Zel, aku bener bener khilaf waktu itu, dan tolong dengerin penjelasanku sekali lagi, “ucap Sena memohon
“Gue gak butuh penjelasan lo, mending sekarang lo pergi dari sini. Sebelum gue minta petugas keamanan seret lo dari sini,”ucap Zelin mengancam
Vidya pun mengelus punggung Zelin yang sedang tersulut emosi.
“Zel, dengerin dulu penjelasannya,”ucap Vidya.
Ia melakukan apapun agar misinya berhasil.
“Gakbisa vid, dia tuh udah berbuat seenaknya sama gue. apa lo jangan jangan kerja sama dengan dia?”tanya Zelin penasaran
“Heheh, maaf zel. ini tuh demi kehidupan kita yang layak di tanggal tua,”ucap Zelin
“Udah gue gakmau denger, awas minggir,”ucap Zelina mendoron
Vidya menahan si Zelina yang ingin masuk rumah. dan tidak sengaja, Vidya mendorong si Zelina hingga hampir terjatuh. Untung ada si Sena yang dengan gercep menangkap si Zelina. Vidya tak melewatkan kesempatan itu. dirinya lalu menutup pintu dan menguncinya. Zelina yang masih ditangkap oleh Sena. Dirinya pun lalu melepaskan diri.
“Lepasin, cari cari kesempatan kan lo,”
“Kesempatan? Aku tuh bantu kamu biar gak jatuh, seharusnya bilang terima kasih,”
“Terima kasih? gue berterima kasih sama lo? mimpi,”
Setelah itu Zelina menggedor gedor pintunya agar dibukakan oleh Vidya.
“Vid , bukain pintunya,”
“Gak zel, lo kelarin dulu masalah lo sama om om itu, baru gue buka nih pintu,”
“Arkhhh, ini semua tuh gara gara lo?kalo aja lo gak datang kesini, si Vidya gak mungkin kunciin gue dari dalam,”
“Buat ketemu sama kamu itu juga gak gratis,”
“Maksudnya? Udah deh gakusah banyak alasan. Mending sekarang cepetan lo mau ngomong apa, gue gakada waktu buat ladenin lo.”
Zelina diacuhkan oleh Vidya. Vidya memilih untuk tidak membukakan pintu . Sedangkan Zelina kini berada di luar bersama si Sena. Apakah yang akan terjadi? akankah si Zelina mau mendengar penjelasan dari Sena? Dan mampukah si Sena menaklukan lagi hati si Zelina?.
“Ketentuan hati untuk menerima kembali bukan perkara mudah. Apalagi dari sosok yang masih belum usai di masa lalu.”
Semenjak kejadian itu, Zelina dan Vidya sempat uring uringan. Bahkan keduanya pun tidak saling berbicara untuk beberapa hari. begitu juga dengan hari ini, sepertinya Zelina masih belum bisa berdamai dengan Vidya.Ya meskipun Vidya udah menjelaskan semuanya kepada Zelina.“Zel, lo masih marah sama gue?”tanya Vidya.Zelina tak menjawab. Dirinya masih saja bergelut dengan laptop yang kini ada di hadapannya. Vidya mendekati si Zelina. Namun, Zelina jutru bergeser ke tempat duduk lainnya.“Zel, gue minta maaf ya, atas semua yang terjadi. gue gak ada niat apa-apa kok sama lo dan cowok kemaren itu,”ucap Vidya serius.Zelina hanya memandang si Vidya sebentar. Wajah Vidya tampak begitu serius. Saat kedua matanya saling bertemu, Zelina justru memalingkan wajahnya. Ia kembali lagi ke laptopnya.“Oke, kalo lo masih belum bisa maafin gue. malam ini gue bakal tidur di rumahnya sasa aja. Sampai lo maafin gue,” ucap Vidya
“Zel , lo mau kemana sih? Tiduran aja dulu,” ucap Vidya melarang.Zelina terus bergerak dari ranjang rumah sakit. dirinya bosan sedari tadi hanya bisa tiduran. Karena vidya terus saja melarangnya untuk bergerak.“Zel,denger gaksih,”ucap Vidya.“Iya iya denger. Gue mau duduk vid, capek tiduran mulu,”keluh Zelina.“Zel, lo itu belum pulih bener. Jadi jangan banyak gerak, nanti luka yang ada di tubuh lo jadi makin nyeri,”ucap Vidya memberi wejangan.“Vid, tapi gue capek tiduran mulu, panas nih punggung gue. tolong ya vid,”ucap Zelin dengan memperlihatkan puppy eyes nya.Wajah zelina begitu memelas meminta tolong kepada vidya yang membuat vidya tidak tega dengan zelina. namun, dirinya juga harus melakukan amanah dari seseorang yang memintanya datang kemari.Satu kalimat yang masih terngiang di otaknya.“Tolong jaga zelina, jangan sampe dia banyak gerak,
“Zel , lo mau kemana sih? Tiduran aja dulu,” ucap Vidya melarang.Zelina terus bergerak dari ranjang rumah sakit. dirinya bosan sedari tadi hanya bisa tiduran. Karena vidya terus saja melarangnya untuk bergerak.“Zel,denger gaksih,”ucap Vidya.“Iya iya denger. Gue mau duduk vid, capek tiduran mulu,”keluh Zelina.“Zel, lo itu belum pulih bener. Jadi jangan banyak gerak, nanti luka yang ada di tubuh lo jadi makin nyeri,”ucap Vidya memberi wejangan.“Vid, tapi gue capek tiduran mulu, panas nih punggung gue. tolong ya vid,”ucap Zelin dengan memperlihatkan puppy eyes nya.Wajah zelina begitu memelas meminta tolong kepada vidya yang membuat vidya tidak tega dengan zelina. namun, dirinya juga harus melakukan amanah dari seseorang yang memintanya datang kemari.Satu kalimat yang masih terngiang di otaknya.“Tolong jaga zelina, jangan sampe dia banyak gerak,
Part 5 Apa ini Takdir?Pulih.Satu kata yang telah mewakili keadaan Zelina sekarang. Dirinya sudah tidak lagi terbaring diatas ranjang. Bahkan 2 hari setelah kepulangan, dirinya memaksakan untuk masuk kuliah. Kali ini dirinya tengah berkutat dengan tugas yang sudah beberapa hari tidak ia sentuh. Dirinya adalah sosok mahasiswa yang rajin, dan juga aktif baik dalam organisasi maupun pada pelajaran mata kuliah.“Zel,”panggil“Oii, kenapa?”jawab zelina.Zelina menoleh kea rah sumber suara.“Lo ikut gak?”tanyanya.“Ikut apa?”tanya zelin balik.“Itu acara yang diadakan oleh kampus,”jawabnya.“Acara apa emangnya, gue belum tahu sih. Lo tahu sendiri kan, kalau gue baru juga baru masuk,”jawab zelina.“Heheh, iya juga sih. Ini nih gue kasih lihat. Gue sempet moto tuh poster tadi di madding,”ucap zelinaZelina menerima ponsel temanny
Part 6 Kehilangan jejakLapangan Kampus Adyatama.Disinilah Zelina berada. Dengan punggung yang memanggul tas besar berisi barang barang miliknya. Dirinya mengikuti acara yang diadakan oleh kampusnya. Awalnya terpaksa, namun karena Vidya sahabatnya juga ikut. Mau tak mau dia pun juga ikut. Setelah semalam bernegosiasi, akhirnya Zelin memutuskan untuk ikut dan mendaftarkan diri.“Mana sih panitia nya, gaktau panas apa,”keluh Zelina.Zelina celingak celinguk melihat kanan kirinya. Melihat mahasiswa yang berseliweran membuat kepalanya pusing. Ia pun memutuskan untuk duduk di sebuah taman dekat lapangan.Tiba tiba saja, rasa dingin ia rasakan di pipinya.“Nyesss…,”Zelina pun menoleh. Dan ternyata telah tertempel minuman botol yang dingin ke pipi nya.“Kak Azka,”ucap Zelina.Tanpa menjawab, laki-laki yang bernama Azka justru alah duduk di samping Zelina dan menyodorkan air minum u
Sena.Jalanan yang ramai berlalu lalang dihiasi dengan kerlip cahayanya. Bintang yang bertaburan di langit pun juga menyapa Sena pada malam ini. Tak lupa lagu yang terdengar lirih dalam mobil menambah suasana kegalauan Sena. Lagu favoritnya semenjak mengenal Zelina. Entah mengapa salah satu lagu dari penyanyi yang tersohor dengan ciri khas nadanya yang tinggi itu, dengan judul putus atau terus. Lagu itu mewakili keadaannya sekarang. Sepulang dari rumah Zelina dirinya sengaja untuk tidak pulang ke rumahnya. Melainkan dirinya mencari udara segar di luar.“Drrrtt….drttt.”Ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Ia pun meraih dan membacanya.“Ibu,”ucapnya saat dirinya membaca sekilas.Merasa gagal focus. Ia pun lalu berhenti di pinggir jalan untuk membuka pesan dari ibunya.“Tumben ibu nyuruh pulang,”ucapnya sambil tertawa getir.Dengan perasaan yang campur aduk dirinya pun lalu melenggang pulang m
“Lo mau kemana zel?”tanya Vidya.“Ikut lo, kita kan sekelompok,”jawab Zelina.“Kita tuh emang sekelompok, tapi kan beda tempat,”ucap Vidya.“Yaelah vid, terus gue dimana dong?”ucap Zelina.“Entah,”ucap Vidya sambil mengangkat bahunya.Zelina pun hanya mendengus mendengar jawaban dari temannya. pasalnya dirinya lupa mendapat bagian dimana. Malam itu waktu pembagian kelompok dan tempat mengabdi, dirinya justru tertidur tidak mendengarkan. Dan sekarang, dirinya bingung harus kemana dirinya pergi. Mau tidak mau harus tanya lagi ke panitia.“Gue duluan zel, bye , bye,”ucap Vidya lalu pergi.“Hmmm,”jawab Zelina.Vidya yang sudah tahu kemana dirinya pergi, akhirnya pun meninggalkan Zelina sendirian. Sedangkan Zelina pun lalu menghampiri si panitia untuk tanya kemana dirinya ditempatkan.“Kak Azka.”“Iya Zelina, ken
“Duh, mana sih rumahnya. Mana gelap lagi,” ucap Zelina sambil menyusuri jalanan pulang.Zelina menyusuri jalanan pulang sendirian tanpa ada teman yang mendampinginya. Bahkan Vidya pun langsung pulang saja tanpa mengantarkan Zelina pulang, ya karena rumah yang ditempati oleh Zelina berada jauh dari rumah Vidya dan berbeda arah. Selain itu tumben kak Azka tidak megantarkannya pulang, karena kak Azka yang tak tahu entah kemana.Zelina melihat kanan kiri jalanan sambil menyalakan senter ponselnya yang tak begitu terang. Bulu kudukku pun terangkat dan merinding.“Gak ada orang lagi, mana sepi pula jalannya,” gerutu Zelina di sepanjang jalan.“Kresekkk….kressekkkk…..”Zelina menoleh ke belakang mencari sumber suara. Namun saat dirinya menoleh, justru tidak ada apa-apa. ia pun melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang cepat.“Duh, lowbat lagi,” gerutu Zelina sambil meliha