Share

2

Kini Leila menjadi pemandu wisata jepang, setelah nasib sial bertubi-tubi telah di lewatinya hingga ia menjadi wanita dewasa. Keahlian dalam berbahasa jepang, mengantarkan Leila bekerja sebagai salah satu pemandu wisata untuk orang tua yang tidak perlu membaca dan menulis. Karena para orang tua hanya mencari tempat yang mereka mau datangi dan istirahat dalam waktu lama. Kebanyakkan yang di urus oleh Leila adalah para orang tua yang menderita penyakit yang mendekati ajal atau orang tua yang ingin menyendiri. Sehingga mereka menginginkan tempat untuk tenang untuk menghabiskan masa hidupnya tanpa gangguan.

Mobil silver membelah jalanan ibu kota, di mana kemewahan dan miskin nampak jelas. Mobil berhenti, saat lampu merah, Leila sempat memikirkan bagaimana nasib Al yang merantau ke Australia sebagai imigran gelap. Jika soal Rebecca adik kandungnya, Leila hanya bisa menitikan air mata.

TING

Suara klakson keras, membuyarkan lamunan Leila. Ia menjalankan mobilnya menuju ke salah satu toko yang di tepi jalan, yang masih dekat dengan pertamina.

Leila memakirkan mobilnya dan beranjak ke indomaret, ia membeli beberapa produk bulanan ke wanitaan dan makanan siap saji yang hanya perlu di panaskan dengan microwave. Setelah membayar belanjaan, Leila mengambil belanjaannya itu dan langsung keluar dari indomaret secara tergesah-gesah.

BRAAAAKKK

Leila merasa tubuhnya di tabrak oleh seseorang lelaki dengan tubuh yang cukup kekar dan tinggi, kurang lebih seratus delapan puluh sentimeter. Leila berdecak kecil dan mengambil dompetnya yang terjatuh di lantai, begitu juga dengan lelaki itu. setelah itu, Leila kembali ke mobilnya yang meleset menuju apertemennya yang sudah ia huni selama tiga tahun. Tepatnya, apertemen kontrakkan semi permanen. yang merupakan tempat berlindung dari panas dan hujan.

***

Jack, merasa dirinya agak kacau hari ini. Bukan karena pekerjaannya tapi karena mengenai wanita. Orangtuanya sudah mendesaknya berkali-kali untuk cepat menikah. Karena sang ibu ingin segera mendapatkan cucu dengan alasan perusahan yang di pegang oleh Jack akan di wariskan ke cucunya, bukan ke orang lain dan hebatnya, ibunya sudah memilih calon istri untuknya. Sungguh memusingkan untuk Jack yang berjalan masuk ke dalam indomaret secara tergesah-gesah.

Jack merasakan tubuhnya di tabrak seorang wanita bertubuh berisi dan tidak terlalu tinggi. Karena perasaanya sedang tidak bagus, ia langsung mengambil dompetnya yang jatuh dan memasuki indomaret untuk memberi berapa kaleng minuman yang bisa menghilangkan rasa stressnya.

Saat akan membayar, matanya terbelalak. Yang di pegangnya bukanlah dompetnya, melainkan dompet wanita yang ia tabrak tadi.

“Sial. tahu gini aku ganti dompetnya jauh-jauh hari,” decak Jack kesal sambil mengumpat.

Lalu matanya menatap ke ktp pemilik dompet.

“Leila Valentina.”

Mau tak mau, Jack mengambil berapa helai uang dari pemilik dompet untuk membayar hasil belanjaanya.

Langkah Jack semakin lebar dan ia masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu mobil sebagai pelampiasan kemarahannya karena dompet tersebut sangat penting untuknya yang akan mempertemukan dengan sang kekasih yang di masa depan.

“Ck,” decak Jack yang masih kesal dan memukul stir mobil yang tidak bersalah.

Ujung matanya menatapi dompet yang mirip dengan punya dirinya. Dompet yang sudah kusam dengan warna coklat tua yang ada symbol daun maple.

Bukan tanpa alasan Jack tidak mau menganti dompetnya. Tapi dompet itu sangat special, karena pembelian seseorang yang merupakan cinta pertamanya.

“Mungkin ada nomor ponsel atau indentitas yang bisa di hubungi,” gumam Jack yang mengotak-atik dompet Leila dan ia berhasil menemukan nomor ponsel wanita itu di salah satu kartu ke anggotaan pemandu tour wisata.

“Hmmmm…” gumam Jack tidak jelas, ketika melihat kartu pemandu tour dan ia segera memilih pulang dan sisanya akan di selesaikan pada ke esokkan harinya.

***

Pagi hari, Leila terpaksa bangun dari tidurnya dengan mulut menguap besar-besaran. Hari ini ia sungguh lelah dan badan pegal semua. jika di tanya kenapa, jawabannya karena sedang datang bulan di hari kedua. Jadi pembawaanya pengen tidur terus.

“Malas bangun,” gumam Leila yang sudah selesai menganti pembalut dan kembali untuk melanjutkan  tidur lagi.

Samar-samar Leila mendengar lirik lagu di ponselnya dan ia membiarkan lagu itu terus berputar. Lagu yang mengambarkan perasaan dirinya dan sekaligus lagu kesukaanya. tanpa mengetahui bahwa si penelpon sedang mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Leila Valentina.

Leila terbangun dari mimpi indahnya dan menggerutu kecil, bersamaan dengan ringtone lagu Sakura anata ni daette yokatta berakhir.

“Siapa sih yang menelpon pagi-pagi hari? tidak tahu orang lagi sibuk tidur enak,” batin Leila kesal. Ia merangkak dari tempat tidurnya dan mengambil ponselnya dengan hati penuh amarah. Begitu dengan Jack yang menunggu panggilan di angkat dengan emosi membara.

“Selamat pagi, apa benar ini Leila Valentina?” tanya seorang pria dengan suara berwibawa. tapi terdengar oleh Leila sebgai nada penuh kemarahan.

“Ya benar, ini dengan saya sendiri dan anda siapa ya?” tanya Leila dengan dengan suara tidak bersabahatnya.

“Begini, dompet anda dan dompet saya tertukar.”

“Ha!? Maksud anda apa? Tertukar apa?” tanya Leila yang masih menguap dan terasa otaknya sangat ringan dan susah mencernah kata-kata pria di balik ponsel.

Jack mendengus kesal dengan jawaban bodoh dari wanita di balik ponsel tersebut. yang seolah-olah memancing amarahnya di pagi hari.

“Mohon anda cek terlebih dahulu isi dompet anda, Nona!” ucap Jack dengan menahan amarah dan nada memerintahnya.

Sambil menguap besar, Lelia berjalan menuju tas kerjanya. Lalu mencari keberadaan dompet berdaun maple itu dan membuka isinya. Mata kantuk Leila langsung hilang, ia menatapi dompet di tangannya yang ternyata bukan miliknya dan hatinya berdebar-debar kencang. Karena memikirkan deretan kartu di dompetnya yang sangat penting yang akan membuang banyak waktu jika harus di urus.

“Sial, pasti tertukar kemarin di depan indomaret. Saat bertabrakan semalam,” umpat Leila dalam hati dan tak lupa mengeluarkan kata sumpah serapahnya kepada pria yang menabraknya semalam di depan pintu indomaret.

Leila menatapi ponselnya yang masih menyala.

“Iya benar, dompetnya tertukar. Jika boleh tahu nama anda siapa?” ucap Leila yang memastikan apa benar pria ini pemilik dompet yang sedang ia pegang. Tepatnya, Leila memegang KTP pria itu sambil mengerutkan dahinya. Karena terasa familiar sekali atau hanya perasaanya saja. karena nama seperti itu banyak di Indonesia yang sebagaian penduduknya hidup ala kebarat-baratan.

“Jack Mikaela, itu nama saya dan apa bisa mengembalikan dompet saya hari ini?” ucap Jack di balik ponsel dengan hati sumpah serapahnya.

Lelia mengerutkan kening sejenak, apa orang ini sungguh orang baik dan apakah isi dompetnya masih utuh. Atau jangan-jangan semua uang di dalam dompet dan surat-surat penting di jadikan jaminan untuk via pinjaman online dan isi atamnya juga sudah di kuras habis. Pikiran Leila sudah bercabang kemana-mana dengan hayalan negativenya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status