Suasana haru masih tercipta di antara Kia dan Zidan. Entah mengapa, gadis itu merasa nyaman berada dalam pelukan pria yang disebut depresi itu. Rasanya ia tidak ingin melepaskannya, tetapi rasa yang mengganjal karena kebohongan, membuatnya perlahan mengendurkan tangannya.
"Kamu mandilah, nanti aku akan memotong rambutmu," ucap Kia. Ia sedikit melangkah mundur dari tubuh Zidan.
"Kamu tidak mau menemani aku mandi?" tanya Zidan yang sontak membuat Kia menjadi tersipu malu.
"Tentu tidak boleh! Aku akan keluar." Kia langsung berlari kecil menuju pintu keluar.
Zidan tersenyum samar melihat punggung Kia yang mulai menghilang dari balik pintu.
"Kenapa kamu lebih m
Zidan tengah bersiap untuk dirapikan rambutnya oleh Kia. Pria itu sudah duduk mantap di depan sebuah cermin besar yang berada di kolam spa tersebut. Kali ini lampu penerangan dipasang, suasana mencekam karena temaramnya pencahayaan pun sudah tidak terasa. Ruangan tersebut terlihat terang benderang.Kia yang sudah siap memegang gunting dan sisir tampak menghela napasnya, ia bahkan beberapa kali mengedipkan kelopak matanya agar bisa menghilangkan rasa grogi.'Apakah aku bisa melakukan ini? Sehari-hari aku hanya tahu memangkas tanaman, baru kali ini aku akan memangkas rambut seseorang,' batin Kia resah."Apa lagi yang kamu tunggu?" tanya Zidan yang sontak membuat Kia terkejut."Baiklah! Aku akan coba sekarang,
Pikiran Zidan menerawang mengingat kejadian tadi siang. Ia duduk sendiri menatap langit malam dari balkon kamarnya sembari memikirkan banyak hal. Pria yang kini berusia dua puluh delapan tahun itu tampak resah. "Shakira banyak berubah semenjak menghilang. Sebenarnya apa yang dia lakukan selama satu tahun belakangan ini? Kenapa dia berbohong kepadaku?" gumam Zidan. Ingatan Zidan menerawang ke waktu yang lebih lampau, tepatnya satu tahun yang lalu. *** Berita kecelakaan pesawat yang membawa tunangannya terbang ke Turki membuatnya panik setengah mati. Shakira memang sudah pamit kepada Zidan untuk berlibur ke negara itu. Pada awalnya ia tidak menyetujui keputusan Shakira, t
Waktu menunjukkan tepat pukul sepuluh malam. Saat itu pula para pelayan di kediaman Mahendra bisa beristirahat. Seperti biasa, beberapa dari mereka berjalan beriringan menuju paviliun khusus para pelayan. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis muda yang suka bergosip. Tentu saja kehadiran Kia sangat pas menjadi buah bibir bagi mereka."Kalian tahu tidak, kalau bulu kudukku merinding saat melihat Nona Shakira kembali. Aku membayangkan dia yang bangkit dari kubur lalu datang kemari," ucap salah seorang pelayan."Tapi, dia tidak terlihat seperti zombie. Wajahnya saja segar bugar begitu dan dia makan nasi bukan darah," sahut pelayan yang lain.Sekumpulan pelayan muda tersebut tertawa kecil karena percakapan itu. Lorong gelap dan sepi memang pas untuk bergosip guna mengusir kes
Mereka berdua masih bergeming. Kia mencoba mencari jawaban, sementara Zidan menanti jawaban. Kedua orang yang terpaut usia delapan tahun itu masih fokus dengan pikirannya masing-masing. Tercipta suasana yang cukup canggung antara mereka berdua. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama."Aku memang sengaja mengganti parfumku dengan yang lebih ekonomis. Lagi pula sebagai manusia kita harus bisa berhemat," jawab Kia asal. Matanya tidak lepas dari memandang wajah Zidan untuk mengetahui reaksi pria tampan itu.Beberapa detik kemudian, Zidan tergelak. Jawaban yang sungguh lucu menurutnya. Namun, ia merasa kalau tunangannya sekarang lebih menggemaskan ketimbang dulu."Pakailah parfum lamamu. Jangan hanya karena ingin berhemat, kamu menurunkan standarmu terlalu jauh," tanggap Zidan
Hari ini ibunda Kia akan menjalani operasi yang sudah dijadwalkan. Ada rasa khawatir bercampur bahagia yang menyelimuti batin gadis bermata cokelat itu. Khawatir karena takut akan terjadi apa-apa dengan wanita yang paling berharga dalam hidupnya saat menjalani operasi. Bahagia karena jika operasi berhasil, ia bisa melihat ibunya sehat seperti sedia kala.Jenis operasi yang akan dilakukan adalah bedah minimal invasif. Bedah minimal invasif merupakan suatu tindakan bedah yang lebih meminimalkan luka sayatan dan rasa nyeri pada pasien. Bedah dengan teknik ini membuat risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat.Maka tak heran jika biayanya sangat mahal, karena menggunakan alat-alat bedah canggih yang berukuran kecil. Jika saja Kia tidak menerima penawaran Tuan Seto kala itu, mungkin saja operasi Ibu Tina tida
Kemesraan Zidan dan Kia dilihat oleh beberapa pelayan di kediaman itu dari kejauhan, tak terkecuali Bertha. Wanita yang merupakan bibi dari Shakira asli itu merasa tidak senang dengan pemandangan yang ada di hadapannya itu."Anda pasti senang karena keponakan Anda sangat disayang oleh Tuan Muda Zidan, Bu," ucap salah satu pelayan yang bertujuan untuk mencari muka."Untung saja Nona Shakira cepat kembali. Cinta Tuan Muda Zidan kepadanya memang tak lekang oleh waktu. Sungguh romantis dan bikin iri," timpal pelayan yang lain.Mendengar komentar-komentar itu membuat Bertha naik darah. Ia merasa sangat kesal dan ingin marah. Para pelayan itu bagai menyiram bensin di tengah api yang sedang berkobar, menyulut amarahnya hingga menjadi lebih besar.
Kia menelan saliva-nya sambil menatap Zidan. Ia sudah siap jika pria yang berada di hadapannya itu marah dan memakinya. Gadis berambut cokelat itu mencoba bersikap tenang agar tidak kelihatan kalau ia sebenarnya sangat takut."Sudah jelas pasti kamu amnesia." Zidan melengkapi kata-katanya yang sempat terhenti tadi. Tentu saja perkataannya itu membuat Kia membelalakkan matanya karena jauh dari ekspektasinya."Apa yang terjadi denganmu selama satu tahun belakangan ini? Apa ada alasan tertentu kamu menghilang?" tanya Zidan sambil memegang kedua pundak Kia. Kedua netra coklatnya menatap tajam manik mata berwarna senada milik lawan jenis di hadapannya.Kia bergeming. Ia bingung sekaligus linglung karena pertanyaan Zidan. Otaknya harus bekerja dua kali lebih keras karena harus memb
Zidan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Meski hari ini ia tidak jadi jalan-jalan keluar area rumah bersama Kia, ia tetap merasa bahagia. Kebersamaannya dengan Kia tadi sudah cukup membuat hatinya berbunga-bunga. Mereka berencana untuk jalan-jalan esok hari dan Zidan sangat menanti hal tersebut. "Dia bilang ingin melihat bintang, tapi menjelang malam dia malah pulang," gumam Zidan sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia tersipu saat mengingat kejadian romantisnya dengan Kia siang tadi. "Sepertinya bagus jika langit-langit kamar ini diberi tempelan bentuk bintang yang bisa berkilau dalam gelap." Suasana hati Zidan sungguh baik karena hanya kebahagiaan yang terpatri dalam pikirannya. Dirinya masih sangat merindukan Kia yang dikira Shakira walaupun belum ada s