Aleta dan Meta berjalan ke kelas setelah makan. Mereka berjalan sambil ngobrol seputar kehidupan mereka, sampai di kelas terdengar suara cempreng yang memanggil Meta. Dan yang memanggil Meta adalah Jingga sahabat Meta.
" META KAMU DARI MANA AJA, PRINCES YANG CANTIK INI SUDAH LELAH MENCARIMU EH TAU-TAUNYA UDAH DI DEPAN KELAS" teriak Jingga yang mengalahkan toa dan Nana yang disampingnya hanya bisa menutup kupingnya.
" Jingga nggak usah teriak-teriak gw nggak budek tau" ketus Meta yang kesal dengan sahabatny yang nggak ada akhlak.
" ihh aku kesel tau, udah di cariin dari tadi tapi nggak kelihatan, kamu kemana aja" Kata jingga dengan bibir monyongnya seperti monyet
" Jijik jingga, itu bibir minta di tabok ya pake monyong seperri pantan ayam saja" ucap Nana
" Sorry tadi aku ke kantin, oh iya kenalin ini Aleta Mahasiswa baru pindahan dari Korea" ucap Meta
" Hallo anyeong-meong ehh aduh gimana sih, Hallo Aleta perkenalkan Namaku Jingga Pertiwi pal
Hari yang begitu cerah, sinar matahari sudah mulai menampakan dirinya. Orang-orang juga sudah mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Di sebuah rumah tepatnya di kediaman Prasetyo, sedang dalam suasana menegangkan karena Radit baru saja mengatakan hal yang mengejutkan bagi mereka terutama Rayhan."Ray, papa dan mama sudah menjodohkan kamu dengan anak teman papa" perkataan Radit membuat Rayhan terkejut." Pa Ray nggak mau dijodohin, Ray bisa pilih sendiri pasangan hidup, lagian Ray juga sudah ada pacar" Ray menentangan perjodohan tersebut karena sudah memiliki kekasih yang beranama Roda Angelina. Ray dan Rosa sudah menjalin hubungan selama 1 tahun, Rosa merupakan model papan atas yang sedang naik daun. Namum sudah tiga bulan Rosa tidak ada kabar sama sekali dia hanya bilang ada pekeŕjaan di luar negeri." Model yang sedang naik daun itu kekasihmu?" tanya Radit dengan penekanan kata kekasihmu" ya, Ray sangat mencintainya pa, jadi Ray nggak mau me
FLASHBACK END****Setelah mengingat percakapannya dengan Danial segera Ray menelepon orang suruhannya." Hallo saya mau kalian cari tau tentang Rosa Angelina, nanti saya kiri fotonya, saya beri waktu satu minggu" perintah Ray" ,,,,,,,,,,,,"Tut tutRay mematikan teleponnya setelah mendapatkan jawaban dari orang suruhannya. Sementara di kamar kembar mereka sedang berdebat tentang kekasih Zaki. Zaki itu tekenal playboy, makanya Zara tidak mau berjalan bersama Zaki karena dikira kekasihnya oleh pacar-pacar Zaki, Zara pernah didorong sama kekasih Zaki namanya Tina seperti namanya dandannya begitu menor seperti badut. Seperti halnya saat ini Zaki sedang membujuk Zara untuk jalan-jalan namun Zara tetap kekuh tidak mau, bukannya takut di dorong atu di maki sama pacar kembarannya itu namu Zara sangat malas berdebat dengan pacar-pacar Zaki yang nggak ada akhlak." Ayo lah Ra, nanti aku beli es krim deh ya, please" bujuk Zaki" Aku
Tak tersasa seminggu pun berlalu, Ray masih menunggu kabar dari orang suruhannya terkait informasi tentang kekasihnya. Saat ini Ray sedang duduk santai di balkon kamar apartemennya, ya Ray memiliki apartemen sendiri, dia jarang pulang ke rumah. Saat sedang asik-asiknya duduk hp Ray bergetar tanda ada panggilan masul, dan ternyata itu dari orang suruhannya. " Halo, bagaimana apakah kalian sudah mendapatkan informasinya?" tanya Ray tanpa basa-basi " ya bos kami sudah mengumpulkan informasi dan bukti tentang nona Rosa Angelina, saat ini dia sedanh berada di Grand hotel bersama seorang pria, nanti kami kirimkan informasi selanjutnya di email bos" jawab orang suruhan Ray. " baik" singkat rehan lalu memutusakan sambingan teleponnya. Ting Ting Ting Bunyi notifikasi hp Ray segera ia membukanya dan apa yang ia lihat membuat rahangnya mengeras dengan tangan yang terkepal menandakan bahwa iya sedang emosi dan marah. " Jalang sialan" desis rehan ******* Sementara dibandara terlihat seora
Hallo teman-teman reader jadi disini author mau kasih tau kalo cerita "Lelaki Sang Penguasa " lagi dua chapter lagi bakal tamat. Mungkin kalian bakal nanya gini " kenapa ceritanya cepat tamat? Nah karena cerita ini awalnya hanya fokus pada kisah Raditya dan Serena dan untuk Amanda dan Rayhan hanya tambahan cerita, nanti bakal ada cerita lain dari Rayhan dan Amanda ya teman-teman. Tapi bukan sekarang up date ceritanya karena author lagi bikin cerita lain, dan pastinya cerita ini juga bakal menarik teman-teman. Semoga teman-teman nggak bosan ya baca cerita author dan jangan lupa like dan komennya supaya author lebih semangat lagi nulisnya.Terimaksih.
" Baiklah aku akan menuruti kata kakek" jawab Aleta setelah memikirkannya." Kalo begitu minggu depan kita atur pertemuanya" ucapa kakek AletaSetelah semuanya selesai dibicarakan mereka kembali kekamar masing-masing untuk istrahat. Pagi-pagi sekali Aleta sudah siap untuk ke kampus." Semuanya Aleta pergi ke kampus dulu" pamit Amanda" iya sayang/ hati sayang" balas semua keluargaSetelah pamit Aleta langsung ke kampus dan bertemu dengan tema-temanya. Sesampainya dikampus Aleta langsung ke kelesnya dan di sana tema-temanya sudah dudum di kursi masing-masing. " pagi semuanya" sapa Aleta saat sampai di tempat duduknya" pagi juga Aleta" jawab serempak tema-temanya Tak lama setelah Aleta duduk, dosen pun masuk dan mulai mengajar. 🌲🌲🌲Di lain sisi Ray sedang dalam suasana hati yang buruk karena banyak pekerjaan yang belum kelar, yah saat ini dia sedang duduk di kursi kerjanya di kantor " Sayang, aku rindu" tiba-tiba seorang wanita cantik yang berpakaian seksi langsung masuk ke
Di sebuah gedung yang menjulang tinggi, terdapat seorang pria tampan duduk di kursinya dan di depannya berdiri seorang pria yang ingin melaporkan sesuatu yang penting. "Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan mereka," tanya pria tersebut yang di ketahui bernama Raditya Prasetyo seorang pria penguasa baik dunia bisnis maupun kegelapan. "Semua sudah di tangkap bos dan sekarang mereka sedang di ruangan bawah tanah di markas," ucap pria di depannya. "Baik setengah jam lagi saya akan kesana," ucap Raditya tanpa mengurangi wajah datarnya. "Baik, Boss, saya permisi," ucap pria yang di ketahui bernama Joni anak buah sekaligus tangan kanan Raditya. Setelah anak buahnya pergi Raditya segera melepon sekertaris sekaligus sahabatnya. "Hallo Arga tolong keruangan saya sekarang," ucap Radit. Tidak sampai lima menit Arga sudah sampai di ruangan Raditya Prasetyo. "Ada apa, Pak," tanya Arga. "Apa jadwal saya hari ini, Ga?" tanya Rad
Sesampainya di rumah sakit Raditya langsung keluar mobil dan berlari ke menuju kamar orang tercintanya, Serena dan Arga mengikutinya dari belakang. Saat sampai di kamar VIP nomor satu Raditya langsung masuk dan melihat beberapa perawatan hendak mencabut alat-alat yang menempel di tubuh ibunya langsung saja dia berkata dengan keras dan sedikit berteriak. "Siapa yang mengijinkan kalian mencabut alat-alat itu," ucap Raditya. "Perawat dan dokter yang mendengar suara teriak Raditya langsung gemetar dan takut," "Tuan, tu, tuan Raditya," ucap dokter Heru terbat-bata karena takut dengan amarah Raditya. "KELUARRR," kata Raditya. "Tapi...tuan," ucapan dokter Heru terpotong karena teriakan Raditya. "SAYA BILANG KELUAR," sekali lagi raditya berteriak dengan mata memerah. "Baik, Tuan," ucap Heru. Setelah dokter dan perawat keluar Raditya berjalan mendekat kearah tempat ibunya terbaring. "Mah, bangun ini Raditya mah, Raditya kangen,
Pagi hari pun tiba, Serena membuka matannya, dia ingin bangun namun tiba-tiba merasa sedikit nyeri di tangannya yang terdapat infus. "Serena kamu sudah sadar," tanya Radit entah mengapa melihat Serena sadar hatinya sangat senang. "Haus," hanya itu yang keluar dari mulut Serena karena masih terlalu lemah untuk berbicara banyak. Dengan cepat Radit memberinya segelas air minum dan membantu Serena untuk bangun. "Terimakasih tuan," ucap Serena. "Iya, oh ya makan dulu tadi saya sudah beli bubur katanya dari kemarin kamu belum makan dan lambung tinggi kamu kambuh lagi," kata Radit sambil menyuapi bubur ke dalam mulut Serena. "Tuan saya bisa sendiri," ucap Serena tidak enak. "Tubuh kamu masih lemah jadi jangan terlalu bergerak,biar saya suap," ucap Radit. Mereka tidak menyadari bahwa di depan pintu kamar Serena, Arga dan nyonya Prasetyo menyaksikan semua tingkah laku mereka. "Lihatlah Arga, Radit ngomong panjang lebar sama, Serena," u