Share

Chapter 2

Sesampainya di rumah sakit Raditya langsung keluar mobil dan berlari ke menuju kamar orang tercintanya, Serena dan Arga mengikutinya dari belakang. Saat sampai di kamar VIP nomor satu Raditya langsung masuk dan melihat beberapa perawatan hendak mencabut alat-alat yang menempel di tubuh ibunya langsung saja dia berkata dengan keras dan sedikit berteriak.

"Siapa yang mengijinkan kalian mencabut alat-alat itu," ucap Raditya.

"Perawat dan dokter yang mendengar suara teriak Raditya langsung gemetar dan takut,"

"Tuan, tu, tuan Raditya," ucap dokter Heru terbat-bata karena takut dengan amarah Raditya.

"KELUARRR," kata Raditya.

"Tapi...tuan," ucapan dokter Heru terpotong karena teriakan Raditya.

"SAYA BILANG KELUAR," sekali lagi raditya berteriak dengan mata memerah.

"Baik, Tuan," ucap Heru. Setelah dokter dan perawat keluar Raditya berjalan mendekat kearah tempat ibunya terbaring.

"Mah, bangun ini Raditya mah, Raditya kangen," ucap Raditya mengenggam tangan ibunya. Serena yang melihat Raditya menangis pun ikut menangis lalu melangkah masuk dan mengusap punggung Raditya.

"Tuan yang sabar, nyonya pasti bangun tuan berdoa saja semoga tuhan memberikan keajaiban," ucap Serena sambil menangis lalu menggenggam tangan nyonya Prasetyo.

"Nyonya sadarlah,lihatlah Putra yang kau kandung selama sembilan bulan merindukanmu, apakah nyonya tau dulu ada seorang kakek mengatakan bahwa apa bila anak laki-laki yang dewasa menangis itu tandanya dia tidak mau kehilangan orang sangat berharga dalam hidupnya, apakah nyonya tidak mau melihat putramu suatu saat nikah dan mempunyai anak, apakah nyonya tidak mau melihat kelahiran cucu-cucumu yang sangat lucu" kata serena sambil menangis,"

Tuttt,tutt,tut

Bunyi alat pendeteksi jantung mengagetkan Serena dan Radit yang sedang menunduk. Arga yang berada tidak jauh dari sana langsung berlari memanggil dokter. Setela beberapa saat dokter pun datang dan langsung memeriksa nyonya Prasetyo.

"Ini sungguh mujizat dan keajaiban tuan, jantung nyonya kembali berdetak dengan normal," ucap dokter Heru.

"Benarkah," ucap Raditya senang.

"Iya tuan, kalo begitu saya permisi," ucap dokter Heru.

"Tuann lihatlah nyonya membuka matanya, nyonya sudah bangun ini sunggu keajaiban tuhan," ucap Serena sambil melompat seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.

"Mamah, ini radit mah, radit kangen mama cepat sembuh," ucap Radit.

"Hauss," kata nyonya Prasetyo pelan. Secepat kilat serena mengambil air yang ada di meja dekat Radit.

"Ini nyonya minumlah pelan-pelan,"ucap Serena sambil membantu nyonya Prasetyo minum air. Radit dan arga yang melihat ketulusan Serena pun merasa kagum dan senang.

"Radit mana cucu mama yang sangat lucu itu, apakah kamu tidak membawanya," ucap nyonya Prasetyo sontak membuat arga dan Radit melongo.

"Mah cucu yang mana, Radit belum menikah apalagi punya anak," jawab Radit.

"Tapi tadi mama dengar seorang mengatakan cucu-cucu yang sangat lucu," ucap nyonya Prasetyo.

"Iya nyonya apakah nyonya mau lihat cucu yang sangat lucu dan mengemaskan," ucap Serena yang asal ngomong.

"Iya mama pengen cucu, apakah kalian sudah menikah," ucap nyonya Prasetyo tersenyum bahagia.

"Iya, Nyo, hahhhh, saya bukan istri," belum sempat Serena menyelesaikan ucapanya Radit langsung memotongnya.

"Iya, Mah satu minggu lagi Radit akan menikah dan memberikan cucu yang sangat lucu," ucap Radit karena tak tega kepada sang mama yang sangat bahagia mendengar kata cucu.

"Benarkah, Radit mama senang dengarnya akhirnya sebentar lagi mama punya cucu dan menantu sangat cantik, sini sayang mama pengen peluk menantu mama," ucap nyonya Prasetyo bahagia. Serena pun mendekat dan memeluk nyonya Prasetyo.

"Sayang nama kamu siapa," tanya nyonya Prasetyo.

"Serena Narayana nyonya," jawab Serena.

"Jangan panggil nyonya dong sayang, panggil mamah aja sama kayak Radit sebentar lagi kan kalian menika,h" ucap nyonya Prasetyo.

" Iya, Nyo, ehh mamah," ucap Serena.

"Pokoknya nanti setelah mama keluar dari rumah sakit kita harus shopping, rasanya udah lama nggak habisin uang Radit, hihih,i" ucap nyonya Prasetyo.

"Mah mending uangnya di tabung buat bayar rumah sakit, nanti belanjanya lain kali aja, yang penting sekarang mamah haus cepat sembuh," ucapan Serena membuat ketiga orang yang mendengarnya tertawa.

"Sayang harta suami kamu nggak bakalan habis tuju turunan," ucap nyonya Pras.

"Benarkah, apakah tuan Radit pencuri harta Karun atau orang yang menjual ginjal seperti yang saya nonton di tv," ucap Serena polos. Hufhhhh, hahahaha. Akhirnya tawa ketiga orang itu meledak mendengar perkataan Serena.

"Sayang mana mungkin dia keejanyk begitu, nanti kalo Radit begitu biar mama yang kasih racun dia duluan lalu menjual ginjalnya," ucap nyonya Prasetyo bercanda.

"Nona mana mungkin Raditya Prasetyo orang terkaya di dunia ini memiliki pekerjaan seperti itu," ucap Arga terkekeh. Ekhemmm

"Saya tidak berniat untuk melakukan itu, saya tidak mau wajah tampan ini kotor," ucap Radit sedikit narsis.

"Tampan dari mananya, wajah seram kayak penjahat gitu,," gumam Serena yang masih bisa di dengar oleh Radit, Argo dan nyonya Prasetyo.

"Lihatlah dit ketampanan kamu sudah turun level," ucap Arga yang mendapatkan tatapan melotot dari Radit.

"Tuan sepertinya saya sudah lapar," ucap Serena dengan polos.

"Ya ampun sayang kamu belum makan, lihatlah wajahmu tampak pucat sekali," ucap nyonya Prasetyo kwartir.

"Iya, Mah, Serena belum makan dari kemarin," ucap Serena yang menahan sakit di uluh hatinya dan kepalanya sedikit pusing.

"Arga," belum sempat Radit berbicara Serena sudah jatuh pingsan. Bukkkk.

"Serena, Serena sayang bangun," ucap nyonya Prasetyo kwartir.

"Arga tolong panggil dokter," suruh Radit. Secepat kilat Arga keluar dan memanggil dokter

"Tuan sepertinya lambung tinggi nona Serena kambuh lagi, tolong berikan makanan yang bergizi," ucap dokter itu lalu melangkah keluar dari kamar tersebut.

"Ya ampun Serena kenapa bisa lambungnya kambuh," ucap nyonya Prasetyo kwartir.

"Radit juga nggak tau, Mah," jawab Radit.

"Kamu gimana sih dit kenapa calon istri sendiri tidak tau keadaannya," ucap nyonya Prasetyo.

"Mah sebenarnya Radit baru kenal dengan Serena tadi siang pas mau kesini di pertengahan jalan mobil kami hampir menabraknya, lalu dia mengatakan bahwa dia tidak mau menikah dengan pria hidung belang, mungkin saja dia kabur mah," kata Radit menjelaskan yang sebenarnya.

"Ya ampun kasihan sekali Serena, untung kalian yang bertemu dengan dia,coba kalo orang lain ngga jadi dong jadi mantu mama," cerocos nyonya Prasetyo.

"Iya, Mah, dan mama tau orang yang mengatakan akan mempunyai cucu yang lucu adalah Serena," ucap Radit menjelaskan semuanya.

"Pokoknya yah, mama nggak mau tahu kamu harus cepat menikahi serena, kalo nggak bisa jadi serena menikah dengan orang lain," ancam nyonya Prasetyo.

"Itu nggak akan terjadi, Mah" ucap Radit cepat. Entah mengapa ia tidak rela jika serena menikah dengan orang lain. Meskipun dia tidak tau dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba mau menikah dengan Serena, namun semenjak ketemu Serena ada getaran aneh dalam dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status