Share

Chapter 4

Di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah terlihat beberapa orang berdiri di depan pagar dan sedang berbicara dengan seorang satpam.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu," tanya Satpam tersebut.

"Kami dari RP crop ingin bertemu dengan pemilik rumah ini," kata Arga yang juga berdiri disana.

"RP crop, sebentar, Pak, saya kasih tuan rumah dulu," kata satpam tersebut lalu menelpon pemilik rumah.

"Silakan masuk, Pak," ucap satpam tersebut lalu membuka gerbang. Beberapa orang itu masuk ke dalam rumah termasuk Arga dan Radi. 

"Selamat datang di rumah kecil ini tuan, suatu kehormatan bertemu langsung dengan sang raja bisnis," ucap Bambang (ayah angkat Serena).

"Silakan duduk tuan," ucap Lastri ( ibu angkat Serena). Radit dan Arga pun duduk di ikuti 3 orang lainnya

"Sebentar, Pak, Say panggilkan Alexa dulu," ucap lastri berbisik.

"Iya, Bu jangan lupa suruh bibi buatkan minum terenak dan camilan," ucap Bambang berbisik. Ehemmmm

"Eh tuan mohon maaf," ucap Bambang yang kaget dengan suara dehem Radit. Di kamar rumah pak Bambang terlihat Lastri sedang membangunkan anaknya yang tidur. 

"Alexa bangun," ucap Lastri berusaha membangunkan anaknya.

"Mah apaan sih Alexa masih ngantuk," ucap Alexa tanpa bangun.

"Alexa cepatan bangun, lalu mandi dan jangan lupa dandan yang sedikit cantik di bawah ada orang dari RP crop, Raditya Prasetyo," ucap Alexa.

"Mama kenapa nggak bilang dari tadi sih," ucap Alexa secepat kilat berlari masuk ke kamar mandi.

Di Ruang Tamu

"Pak bambang dimana putrimu," tanya Radit dingin.

"Ah sebentar lagi akan turun tuan," kata pak Bambang.

"Halo semuanya," sapa Alexa yang berdiri di tangga terakhir.

"Sini, Sayang, duduk di sini," ucap Lastri. Alexa pun berjalan mendekat dengan gaya jalan yang sedikit pelan dengan gaun yang sedikit seksi berharap Radit tergoda.

"Apakah itu putrimu?" tanya radit dengan suara dingin.

"Ah iya tuan ini putri semata wayang kami," ucap Lastri dengan bangga.

"Oh yah kudengar kalian masih memiliki satu putri lagi," tanya Radit dengan sinis.

"Itu dia tuan adik saya itu suka keluyuran sampai malam, dia pembakang yang suka menggoda laki-laki kaya, kamu tau tuan pacar saya di rebut sama dia, tapi nggak apa-apa tuan saya ikhlas kok yang penting adik saya bahagia," ucap Alexa pura-pura pura.

"Silahkan tanda tangan dokumen itu," ucap Radit dingin karena dia tidak suka alexa menjelekkan nama Serena.

Bambang yang terlalu senang pun langsung langsung menanda tangani dokumen yang dia pikir itu adalah dokumen kerja sama perusahaan Pratama dengan RP crop, setelah selesai dia pun memberikan dokumen itu kepada Radit.

"Semua hutang kalian sudah lunas," kata Arga lalu memberikan satu lembar kertas yang sudah di tanda tangani oleh Bambang.

"Terimakasih, Tuan," kata Bambang.

"Dan jangan pernah cari Serena Narayana ataupun mengusik kehidupannya karena dia sudah jadi milik saya," kata Radit lalu berdiri dan berjalan keluar.

"Tuan tunggu apa maksudnya," tanya Alexa sambil memegang tangan Radit.

Radit yang tidak suka di pegang sama Alexa pun menepis tangannya dengan kasar dan menatap Alexa dengan tajam yang membuat nyali Alexa pun menciut.

"Dokumen yang sudah di tanda tangan oleh ayahmu itu adalah bukti bahwa hutang kalian lunas dengan syarat bahwa  nona Serena akan menikah dengan tuan Raditya Prasetyo," ucap Arga yang membuat keluarga Pratama kaget.

"Apa Serena akan menikah dengan tuan Raditya Prasetyo," tanya Alexa.

"Iya itu benar sekali nona Alexa Pratama," jawab Arga.

"Nggak, itu nggak mungkin, itu tidak benar kan kenapa tuan radit mau menikah dengan anak adopsi itu, dia itu persmpper ngga benar, mendingan menikah dengan saya saja tuan," ucap Alexa percaya diri.

"Nona Alexa tapi tuan tidak tertarik dengan Anda," ucap Arga.

"Kenapa?" tanya Alexa.

"Karena kamu bermuka dua," jawab Radit skakmat, Radit dan Arga pun melanjutkan langkahnya. Alexa yang mendengar Serena akan menikah dengan orang kaya nomor satu di dunia pun tidak terima, mengapa Serena selalu berada di atasnya.

"Pa, aku nggak terima anak pungut itu menikah dengan Raditya Prasetyo, pokoknya harus aku yang akan menikah dengan radit dan menjadi nyonya Prasetyo", ucap Alexa

"Iya sayang mama juga nggak suka dia menikah dengan pria kaya," ucap Lastri

"Kita harus merencanakan sesuatu agar Serena kembali kesini," ucap Bambang

"Pokoknya bagaimana pun caranya kita harus menemukan Serena dan menikahkan dengan pria tua itu," ucap Alexa.

"Mama setuju bila perlu kita tekankan dia supaya berada di kendali kita," ucap Lastri membara.

"Halo, kamu cari Serena anak angkat saya secepatnya," ucap Bambang menyuruh anak buahnya. Mereka tidak sadar semua pembicaraan mereka di dengar oleh Radit karena Radit suda memasang alat penyadap suara di sofa yang dia duduk di rumah keluarga Pratama.

"Mereka benar-benar serakah dan licik tuan," kata Arga

"Suruh beberapa bodyguard untuk menjaga Serena dan mamah, jangan sampai kentara," ucap Radit.

"Baik, hallo Joni tolong kirimkan sepuluh bodyguard untuk menjaga nyonya Prasetyo dan Serena, jangan lupa pake pakaian biasa saja supaya tidak ketahuan," ucap Arga lalu mematikan ponselnya.

Rumah Sakit 🏥

Radit dan Arga sudah sampai di rumah sakit lalu melangkah ke arah kamar mamanya, saat sampai di depan pintu terdengar suara tawa dari dalam, diapun masuk kedalam di lihatnya Serena dan mamanya sedang bercanda.

"Kamu tau saya waktu umur satu tahun Radit sudah bisa berjalan dan berbicara," ucap nyonya Prasetyo.

"Benarkah, Ma, waaah, hebat sekali kak Radit, tapi mah Radit kok sekarang itu sifatnya kadang dingin kadang cair, apakah waktu kecil dia sering makan es kirm," ucap Serena polos.

"Hhhh sayang Radit itu tidak pernah makan eskrim," kata nyonya Pras.

"Apakah kak Radit dulu ompong, yang kayak kakek-kakek tidak memiliki gigi," ucap Serena polos.

"Haha ada-ada saja kamu sayang, Radit ngga suka makan eskrim karena sering sakit gigi," nyonya Prasetyo.

"Wah dulu aku pengen maja eskrim tapi nggak ada uang," ucap Serena sedih mengingat dulu untuk membeli eskrim hara lima ribu saja tidak mampu.

"Bagaimana kalo sepulang dari sini kita borok eskrim," kata nyonya Prasetyo

"Wah benarkah nanti kalo ada uang aku akan beli banyak buat adik-adik di panti tempat saya tinggal dulu," kata Serena dengan antusias.

"Kamu tinggal di panti sayang," tanya nyonya Prasetyo.

"Iya, Mah Serena juga baru tau kemarin dari orang tua angkat yang mengadopsi saya," kata Serena sendu.

"Apa nama panti asuhannya sayang," tanya nyonya Prasetyo.

"Saya dengar dari kakak saya Bana panti asuhannya Kasih Bunda, Mah?"

"Mama dulu sering kesana loh, kamu tau dulu ada seorang anak kecil namanya Rena, dia dulu dekat dengan mama loh," kata nyonya Prasetyo

"Benarkah, Mah?" ucap Serena antusias.

"Iya, bagaimana kalo kita kesana lusa?" ucap nyonya Prasety.

"Oke, Mah," jawab Serena senang. Ehemmmm

"Mah apakah di sini ada hantu," tanya Serena.

"Nggak ada sayang memangnya kenapa," tanya nyonya Prasetyo.

"Soalnya aku denger suara begini mah, ekhemmm," kata Serena.

"Oh, itu coba kita lihat ke belakang," ucap nyonya Prasetyo yang dari awal sudah tau bahwa itu suara putranya.

"Oke mah satu, dua, tiga," ucap Serena lalu menoleh ke belakang dan di sana Radit berdiri dengan mata yang melotot langsung saja Serena berteria. Aaaaaaaa

"Ma ada hantu Eh salah ada pangeran mah, aduh bisa gila saya," kata Serena ceplos. HahahahaNyonya Prasetyo pun tidak tahan untuk tidak tertawa melihat tingkah Serena sedangkan Radit mukanya sudah masam dari tadi

"Siapa yang kamu bilang," tanya Radit.

"Kakak,eh enggak itu emm pangeran," ucap Serena yang membuat Radit tersenyum.

"Apakah saya tampan?" tanya Radi.

" Iya, eh tidak iya," jawab Serena gelagapan karena malu.

"Oh yah berarti kamu sudah mengakui kalau aku tampan," kata Radit.

"Emmmm," jawab Serena

"Sudah sudah, radit kapan kami keluar rumah Sakit, mama udah nggak betah disini," ucap nyonya Prasetyo.

"Iya, Ma, aku juga nggak betah disini," sambung Serena.

"Mungkin sebentar lagi ma, saya psnggil dokter dulu," kata Radit.

Selang beberapa menit dokter Heru masuk dan memeriksa nyonya Prasetyo dan Serena

"Nyonya dan nona boleh pulang, untuk nyonya Prasetyo tidak bileb terlalu bergerak dulu dan usahakan tetap menggunakan kursi roda dulu karena kaki nyonya masih terlalu lemah untuk berjalan, sedangkan nona Serena. Tolong jaga pola makan yang sehat dan tidak boleh terlambat makan juga jangan minum kopi dulu," jelas  Heru

"Terimakasih dokter," kata Serena.

Sama-sama nona, kalo begitu saya permisi," ucap dokter Heru lalu keluar ruangan.

"Yuk mah kita pulang," ucap Serena semangat.

"Iya sayang nanti kita singgah di mall buat shopping," ucap nyonya Prasetyo tak kalah semangat.

"Benarkah nanti aku Juga mau beli baju Dora Emon, yang ada kupu-kupunya, inih uangnya ada lima puluh ribu kita beli di pasar saja lebih murah dan bisa menawar" ucap Serena semangat

"Kita beli di mall saja sayang, beli barang yang limit edition bila perlu kita borok saja," ucap nyonya Prasetyo.

"Tapi mahal, Mah," kata Serena.

"Tenang kan ATM kita ada di sini, nggak bakalan habis hartanya sampai tuju turunan," ucap nyonya Prasetyo sambil melirik ke arah Radit.

"Ya belanja lah sepuasnya, kita juga akan singgah makan di sana," ucap Radit.

"Ayo sayang kita keluar" ucap nyonya Prasetyo yang sudah duduk di kursi rodanya

"Iya, Ma, biar Serena aja yang dorong kursi rodanya," kata Serena hendak mendorong kursi roda nyonya Prasetyo namu di halangi oleh Radit.

"Biar aku saja kamu juga baru sembuh," ucap Radit mengambil alih kursi roda.

"Tapi, jak," ucap Serena terpotong.

"Biarkan saja sayang, benar kata Radit kamu juga baru sembuh," ucap nyonya Prasetyo memegang tangan Serena.

"Baiklah," ucap Serena. Mereka keluar rumah sakit, di depan sudah ada Arga menunggu merek.

"Tante," ucap Arga lalu mencium tangan nyonya Prasetyo.

"Arga tolong buka pintu belakang, biar saya yang mengangkat mama," ucap Radit.

Arga pun membuka pintu belakang lalu Radit mendudukkan mamanya di ikuti Serena sedangkan Radit duduk di depan bersama Arga.

"Ga nanti singgah di mall Pras dulu," ucap Radit.

"Oke," jawab Arga.

 Sesampainya di mall mereka masuk dengan Radit yang mendorong kursi roda mamanya, seorang pelayan yang melihat pemilik mall datsng, diapun langsung menyapanya.

"Selamat siang tuan,nyonya," sapanya ramah.

"Tolong Carikan baju paling bagus satu set, serta aksesoris, tas, sepatu dan make up untuk nona ini," kata Radit.

"Baik tuan mau langsung di bungkus atau di kirim ke rumah saja tuan," tanya pelayan bernama Lulu dengan ramah.

"Kirim ke rumah saja,malam harus sudah sampai," ucap Radit

"Baik tuan," kata Lulu.

Radit, Serena, Vivi (nama nyonya Prasetyo) dan juga Arga berlalu dari hadapan Lulu dan langsung menutup tempat makan mewah dan mahal yang berada di dalam mall tersebut.

"Tolong pesankan makan yang paling enak," ucap Radit kepada sang waiters.

"Baik, Tuan," kata waiters bernama Desi.

"Sayang kamu tidak alergi sesuatu," tanya nyonya Vivi kepada Serena

"Serena hanya phobia dengan tempat yang sempit dan gelap mata selain itu tidak ada," jawab Serena.

 Mereka makan dengan tenang dan damai karena nyonya Vivi melarang keras berbicara saat makan, setelah 30 menit akhirnya mereka pun selesai makan.

"Mah, di rumah mama ada orang," tanya Serena

"Iya sayang ada sepuluh orang, memangnya kenapa sayang," kata nyonya Vivin

"Em boleh nggak Serena bungkusin makan ini buat mereka," kata Serena pelan

"Boleh sayang," kata nyonya Vivi.

"Pelayan tolong bungkuskan sepuluh bungkus makanan enak," ucap radit kepada Desi.

"Baik tuan tunggu sebentar," Desi pun membungkus kan makanan yang di pesan oleh Radit dan tidak lama kemudian dia memberikan sepuluh bungkus itu, dan Radit pun menyuruhnya untuk bawa ke mobil dan mereka juga keluar menuju mobil dan langsung pulang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status