Sesampainya di butik Luna mereka langsung di sambut langsung Luna.
"He Vivi," sapa Luna.
"Heiii jeng apa kabar?" tanya Vivi.
"Baik banget gimana keadaan kamu udah mendingan kan" tanya Luna sambil menggandeng tangan Vivi lalu duduk ruang kerjanya.
"Udah mendingan kok, ohh iya ini calon menyukai saya Luna," kata Vivi lalu menarik tangan Serena untuk duduk di sampingnya.
"Wow, Vi, si kutub Utara pintar banget cari bini, udah cantik nih, siapa namamu," tanya Luna.
"Serena, Tante," jawab Serena tersenyum.
"Nama yang cantik sama seperti orangnya kenalkan nama saya Luna mamanya Arga," kata Luna tersenyum lalu mengulurkan tangannya.
"Iya Tante," kata Serena menyambut uluran tangan Luna.
"Oh ya, si kulkas mana," tanya Luna.
"Oh itu tadi katanya nunggu makan siang baru mampir ke sini," kata Vivi.
"Cikk, si kulkas sudah menikah tapi anakku itu lemot banget pacar aja nggak ada," cerocos Luna.
"Sudahlah lun mungkin aja belum dapat yang cocok," kata Vivi.
"Mah, Tan saya permisi ke toilet dulu ya," kata Serena.
"Ah iya sayang hati-hati," kata Vivi
Serena pun keluar ruangan lalu berjalan ke toilet perempuan. Setelah lima menit di dalam toilet Serena keluar lalu berjalan ke arah ruang Luna namun langkahnya terhenti karena mendengar teriakkan seorang yang memanggilnya yang ternyata itu adalah kakak angkatnya Alexa Pratama.
"Serena," panggil Alexa dengan suara yang tinggi hingga menyebabkan beberapa pengunjung butik menoleh ke arah mereka.
"Ya ampun, Serena kamu kemana aja nggak pulang-pulang kakak kwartir sama kamu loh, ayo kita pulang mama papa udah kangen sama kamu," kata Alexa dengan nada sedihnya untuk menarik perhatian pengunjung.
"Kak saya nggak mau pulang lagian kalian kan udah," kata Serena terhenti.
"Kakak nggak papa kok kalo pacar kakak jadi milik kamu, semua apapun yang kakak punya kamu bisa ambil yang penting kamu pulang yah," kata Alexa penuh drama hingga beberapa pengunjung mencibir Serena.
"Cantik-cantik kok jadi penggoda yah," kata ibu-ibu yang ada disana.
"Iya pake rebut pacar kakak sebdise lagi," timpal ibu-ibu yang lainnya.
"Kak kalo kakak ke sini cuman mau menfitnam saya mending kakak pulang feh, lagian aku nggak pernah rebut pacar kakak, oh ya satu lagi dengar semuanya ini memang kalo saya tapi kakak angkat dan kalian tau kenapa saya tidak pulang ke rumah, itu karena mereka udah menjual saya, aku heran deh mereka yang punya utang kok aku yang nanggung dan lebih heran lagi aku bukan anak kandung mereka kenapa jadi saya yang tanggung kenapa kakak nggak pulang aja menikah dengan rentenir itu, jangan pikir selama ini aku diam kakak seenaknya nginjak harga diri saya," kata Serena yang membuat wajah Alexa menahan amarah sekaligus menanggung malu padahal niatnya buat mempermaluin Serena tapi malah dia yang kena batunya.
"Apa yang di bilang calon istri saya benar," kata Raditya yang dari tadi sudah berdiri tidak jauh dari sana. Huuuuu.
"Cantik-cantik kok suka memfitnah," cibir ibu-ibu yang ada di sana yang membuat Alexa berlari keluar kalo menelpon orangtuanya.
"Halo, Pa, pokoknya papa harus ke butik Luna sekarang," kata Alexa.
",,,,,," Bambang.
"Aku udah nemuin Serena di sini pah, dan dengan beraninya dia mempermalukan keluarga Pratama," kata Alexa.
",,,,,,,,," Bambang.
"Iya, Pah aku tunggu," kata Alexa lalu mematikan teleponnya (lihat aja kamu Serena aku nggak bakalan biarin kamu hidup bahagia) batin Alexa.
****
Di dalam butik kini Raditya, Serena dan Arga sudah duduk di ruangan Luna.
"Hei kulkas akhirnya nikah juga," kata Luna sambil menepuk bahu Radit.
"Iya begitulah" kata Radit singkat.
"Cik ternyata kulkasnya nggak berubah yah," cibir Luna.
"Udah Tante mana baju yang perlu kami coba" kata Radit
"Nggak sabaran banget yah," kata Luna menggoda.
"Luna udah deh bercandanya sebentar lagi sore kita belum milih cincin loh," kata Vivi.
"Bagaimana dengan petsipers gedungnya dan perias pengantin?" tanya Luna.
"Sudah semua nantu kita pake MUA aja kalo gedung pelaksanaan pernikahan kita sudah sepakat buat melaksanakan di rumah saja, besok sudah mulai mempersiapkannya, jangan lupa besok datang yah," kata Vivi.
"Yah pasti dong, bagaimana si brengsek dan si ulat bulu itu," kata Luna yang membuat Vivi diam.
"Ma, mama ngomongin apa sih," tegur Arga yang mengerti suasana.
"Nanti tetap di undang Luna bagaimana pun dia trtat ayah kandung Radit," kata Vivi tersenyum.
"Aku dengar sih ulat bulu udah hilang," kata Luna.
"Hilang bagaimana Luna," tanya Vivi heran.
"Ya cari mangsa lagi lah kan Bramana udah bangkrut," Luna.
"Mudah-mudahan saja mas Bramana cepat sadar atas semua kesalahannya," kata Vivi mencoba tersenyum.
"Bu Luna ini baju pengantin wanita dan prianya sudah siap," kata karyawan Luna.
"Ayo siapa dulu yang coba," kata Luna sambil mengambil alih baju pengantin yang di pegang karyawan.
"Rena kamu duluan saja yah," kata Vivi yang memanggil Serena dengan sebutan Rena ( jadi mulai sekarang kita panggil Serena dengan Rena yah).
"Ah iya mah," kata Rena lalu berdiri dan masuk ke sebuah kamar ganti, selang beberapa menit Rena keluar dengan Luna yang di sampingnya.
"Bagaimana?" tanya Luna yang membuat orang-orang yang ada di kamar itu menoleh dan langsung terpana melihat kecantikan alami dari Rena.
"Cantik," ucap Radit yang tanpa sadar dan membuat pipi Rena merah merona karena malu.
"Udah kulkas air liurnya jatuh," canda Luna yang membuat Radit sadar.
"Rena kamu cantik sekali sayang," kata Vivi.
"Makasih, Mah," kata Rena malu-malu.
"Udah, Dit mau di coba nggak bajunya," kata Luna.
"Nggak usah Tante bungkus aja," kata Radit.
"Ya sudah kita langsung ke toko perhiasan buat milih cincin," kata Vivi lalu berdiri.
"Ya sudah hati-hati yah," kata Luna.
"Iya," kata Vivi. Mereka pun keluar butik dan sampai di luar terlihat Bambang beserta istrinya lagi nunggu Radit.
"Serena," panggil bambang menghampiri Serena.
"Ada apa yah tuan Pratama," kata Serena.
"Ayo pulang nak mam papa sangat kangen," kata Bambang.
"Maaf tuan tapi saya nggak mau," kata Rena.
"Tuan Bambang Rena tidak akan pulang karena sebentar lagi dia akan jadi menantu Prasetyo," kata Vivi.
"Kami nggak akan restuin Rena menikah," kata Lastri berteriak.
"Maaf nyonya Pratama tapi Anda nggak ada hak atas diri saya," kata Rena.
"Kamu mau nggak tau diri, kami udah mengadopsi kamu memberikan kamu kehidupan yang layak tapi kamu malah nggak tau balas Budi," kata Lastri.
"Saya nggak pernah minta buat di adopsi sama keluarga anda nyonya, awalnya saya senang punya orang tua tapi ternyata kalian mengadopsi saya bukan buat jadi anak tapi jadi pembantu, bahkan dari kecil sampai sekarang saya nggak pernah tau namanya kasih sayang dari anda, bahkan semenjak saya di adopsi sudah banting tulang demi sepiring nasi," kata Rena tanpa sadar air matanya menetes.
Hari pernikahan kita telah tiba, di sebuah kamar besar Rena sedang di dandani oleh MUA." Nona anda sangat cantik sekali" kata MUA tersebut" Terimakasih mbak" kata Rena" Sama-sama nona, semuanya sudah selesai kami keluar dulu" kata MUA tersebut" Sayang kamu cantik sekali" kata Vivi" Terimakasih mah" kata Rena tersenyum" Iya sayang sama-sama" kata Vivi" Wow pengantin wanitanya cantik sekali" kata Luna yang baru masuk" Terimakasih tante" kata Rena" Iya sayang sama-sama" kata Luna" Sayang mama keluar sebentar ya mau lihat Radit" kata Vivi" Iya mah" kata rena****Di sebuah kamar yang tak kalah besar terlihat Radit sudah siap dengan jas pengantinnya." Sayang kamu sudah selesai" kata Vivi yang baru masuk" Iya maha" kata Radit' sebentar lagi kamu sudah jadi suami jadi jangan pernah menyakiti hati istrimu, wanita itu tipis seka
Serenatidak pernah menyangka bahwa ternyata pernikahan yang terjadi hanyalah pernikahannya kontrak. "Sayang kok ngelamun sih," kata Vivi yang sedari tadi melihat menantunya melamun. "Ahh nggak apa-apa mah," kata Rena. "Oh iya sayang nanti temani ibu ke rumah sakit yah buat kontrak kaki ibu ini," kata Vivi. "Iya mah, Serena siap-siap dulu yah," kata Rena lalu bangkit dari tempat duduknya menuju kamar untuk bersiap-siap, setelah itu ia turun lagi. "Sudah sayang," tanya Vivi. "Iya, Rena kita masuk," kata Vivi setelah sampai di rumah sakit. "Iya, Ma," kata Rena lalu melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Setelah dari rumah sakit kini nyonya Vivi dan Rena sedang duduk di sebuah restoran mewah. "Oh iya sayang kapan kalian bulan madu," tanya Vivi. "Rena terserah kak Radit aja mah," kata Rena tersenyum. "Heiii, Vi," sapa Luna yang baru masuk restoran. "Luna ayo sini," kata Vivi melamba
Setelah sampai di kampus, Rena masuk ke kelas setelah di bertemu dengan rektor berkaitan dengan jurusan dan kelas yang dia pilih. "Hai mahasiswa baru ya," tanya seorang perempuan yang duduk di samping Rena. "Ah, iya," kata Rena tersenyum. "Kenalin aku Stella baru dua minggu masuk kampus ini," kata perempuan yang bernama stella sambil mengulurkan tangannya ke pada Rena. "Aku Rena," kata Rena menerima uluran tangan Stella sambil tersenyum. "Selamat pagi adik-adik," kata dosen yang baru masuk "Pagi, Pa," kata semua mahasiswa. Dua jam mengikuti pelajaran akhirnya kini waktu untuk beristirahat. "Rena kamu tinggal di mana?" tanya Stella "Aku tinggal bersama sua, ahh maksudnya aku tinggal sama majikan aku?" kata Rena yang hampir keceplosan bilang suami. "Ohhhh ya terus kamu di ijinin kerja," tanya Stella. "Iya asal kan pekerjaan rumah di kerjakan pagi hari biar pulang kampus langsung masak makan m
Sore harinya Rena sudah ada rumah, sepeese biasa dia membersihkan semua pekerja rumah dan memasak makan malam meskipun itu tidak akan pernah di sentuh oleh suaminya namun dia tetap melakukan itu berharap suatu saat suaminya mau mencicipi masakannya. "Mending mandi dulu deh sambil nunggu tuan Radit," kata Serena lalu berlalu ke kamar untuk membersihkan badannya tidak lama kemudian terdengar suara deru mobil yang masuk ke pekarangan rumah. Rena pun berlari membuka pintu depan. "Malam tuan, mau makan atau mandi dulu," tanya Rena tersenyum, namu orang yang di tanya tidak menjawabnya malah langsung berjalan menuju ke kamarnya. Rena yang melihat itupun menunduk kan kepalanya Setelah Radit benar-benar tidak keluar makan dari tadi Rena pun pergi menuju meja makan. "Ekhmmmmm," dehaman Radit membuat Rena kaget dan langsung berdiri dari meja makan. "Tuan Radit mau makan apa?" tanya Rena "Saya cuma mau bilang besok saya akan ke luar ko
Kedatangan Stella yang menjemputnya. Tidak lama kemudian Stella datang. "Heiii Rena," kata Stella. "Hai, ayo langsung berangkat saja," kata Rena lalu naik ke motor Stella. "Sudah siap, Baby," kata Stella terkekeh. "Sudah ayo," kata Rena. Tidak sampai beberapa menit di perjalanan kini mereka sudah sampai di tempat yang mereka janjikan. "Kamu pesan apa, Beb," tanya Stella. "Aku cappucino saja," jawab Rena. "Mbak capuccinonya dua, yah," kata Stella kepada pelayanan yang sudah berdiri di meja mereka. "Tunggu sebentar ya, Mbak," kata pelayan itu ramah. Setelah menunggu lima menit akhirnya pesanan mereka pun datang. "Silahkan mbak selamat menikmati," kata pelayan tadi. "Terimakasih, Mbak," kata Rena. "Ohhhh yah bagaimana kamu sudah ijin belum sama majikan kamu soal kompetisi," tanya Stella. "Sudah kata majikan aku dia senang banget mendengarnya," kata Rena. "Wah baik ban
Sudah dua bulan Rena dan Radit tidak bertemu. Rena dan Stella juga sudah memenangkan kompetisi di luar negeri. Radit juga sudah bertunangan dengan Bianca meskipun tidak banyak yang tahu hanya Arga dan orang tua Bianca yang tahu. Keluarga Bagaskara juga sudah dua bulan berada di Surabaya namun belum menemukan putri mereka yang hilang. Rena sering menginap di rumah mama Vivi dan Stella. "Rena gimana kalo hari ini kita jalan-jalan," kata Stella. "Stella, aku nggak bisa untuk hari ini soalnya perasaan aku nggak enak," kata Rena murung. "Kamu sakit Rena" tanya Stella khawatir. "Nggak Stella cuma nggak tau kayak akan ada terjadi sesuatu," kata Rena gelisah. "Ya sudah yuk kita pergi ke kafe seberapa jalan aja buat nenangin diri kamu, hari ini kafe di sana akan ada penyanyi loh tuh teman-teman kampus kita sudah pada ke sana semua," kata Stella sambil menunjuk ke arah kafe yang sedang ramai. "Kamu duluan aja ya aku ke toilet sebentar," ka
Di sebuah apartemen Radit dan Arga sedang santai di ruang tamu, mereka di kaget kan dengan berita yang yang muncul di TV Selamat pagi pamirsa hari ini kami akan mengabarkan sebuah berita kecelakaan di jakaJak tepatnya di depan kampus UG. Kecelakaan menyebabkan seorang mahasiswa bernama Serena Narayana hampir kehilangan nyawanya. Setelah berita itu muncul beberapa foto di tempat kejadian dan rincian kecelakaan tersebut hingga tentang keadaan Serena yang di bantu dengan alat rumah sakit. Melihat itu Radit secepat kilat berlari keluar dari apartemen dan Arga juga mengikutinya dari belakang. Radit dan Arga langsung menaiki jet pribadi Radit yang sudah terparkir di atap apartemen. Setelah 1 jam melakukan penerbangan kini jet Radit mendarat di atap rumah sakit tempat di mana Serena di rawat. "Mah, gimana keadaan Rena?" tanya Radit saat sudah sampai di ruang rawat Rena. "Rena koma, Dit, nggak tau kapan sadar," jawab Vivi menangis. "Ma
Setelah seminggu di rawat keadaan Rena sudah sehat dan hari ini di perbolehkan untuk pulang. Hubungannya dengan Radit pun sudah membaik, meskipun tidak ada pernyataan cinta di antara mereka. " Nanti jangan terlalu beraktivitas dulu" kata dokter memperingatkan Rena "Iya doker" kata Rena tersenyum " Kalo begitu kami permisi dulu" kata dokter itu lalu keluar ruangan " Ayo kita pulang" ajak Radit menggandeng tangan Rena " Iya kak" kata Rena malu Mereka pun keluar rumah sakit dan pulang ke rumah. Sesampai di rumah Rena kaget dengan apa yang ia lihat di depannya ada sepuluh orang berdiri menyambut kedatangan mereka " Kak mereka siapa" tanya Rena kepada Radit " Mereka pekerja di sini, jadi kamu nggak usah Bekerja lagi" kata Radit " Tapi aku masih bisa mengerjakannya sendiri kak" kata Rena nggak enak " Sudah kamu kan baru keluar rumah sakit, jadi jangan terlalu banyak beraktivitas" kata Radit " Terimakas