Share

Chapter 7

"Apa!"

Arumi tidak dapat menahan emosinya tangannya bahkan gemetar dengan wajah merah padam.

"Kau sudah mencuri ciumanku, dan sekarang kau mengatakan tahu siapa pria di dalam mimpiku? Dasar Pria mesum! Apa kau menyelip masuk ke dalam mimpiku tadi?"

Terdengar kekehan kecil dari mulut Randika. Pria bermanik hitam itu benar-benar merasa puas karena telah berhasil membuat Arumi marah.

"Dasar bocah, dia bahkan tidak tahu kalau itu adalah ciuman keduanya hari ini, ahahahaha kau terlihat sangat menggemaskan." Batin Randika.

Makanan yang Randika pesan sudah tiba. Meskipun marah tapi Brian menyiapkan semua sesuai dengan permintaannya. Dan untuk kesekian kalinya Arumi dia buat kaget dengan semua makanan yang di sajikan. Semua menu yang di sediakan membuat selerah makannya yang menggebu-gebu tadi menghilang.

Bagaimana tidak, semua yang di sajika pelayan adalah kesukaan Tuan muda Randika Garret. Nasi goreng udang ekstra pedas, di tambah dengan minuman perasan jeruk navel yang di campur dengan sedikit susu dan es batu. 

"Dia memesan semua makanan favoritnya. Jika hanya ini, di rumah pun juga ada Robot," batinnya kesal.

"Nikmatilah ... jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, mereka siap melayani."

Brian menunjuk beberapa orang yang berdiri tidak jauh dari tempat duduk Randika dan Arumi.

"Apa ini makanan terbaik yang kau bilang tadi?" 

"Tentu saja. Dan ini enak."

"Enak menurutmu tidak untukku," sela Arumi mengatupkan bibir.

"Makanlah, jangan banyak bicara."

"Jika kau butuh yang lain pelayanku akan membuatkannya Nona."

"Tidak Brian, ini sudah cukup."

"Baiklah. aku permisi." Brian meninggalkan keduanya dengan senyuman yang tak henti mengembang.

"Apa kau ingin membunuhku dengan makanan pedas ini?"

"Diam dan nikmatilah."

Randika lalu menyodorkan secarik kertas kepada Arumi. "Baca semua isinya, dan jangan ada yang terlewati."

Gadis bermanik cokelat itu menerima selembar kertas dengan wajah kebingungan. "Apa ini?"

"Baca!"

Mata Arumi melebar setelah melihat apa yang tertera di atas kertas putih itu. Tertulis beberapa syarat yang harus Arumi patuhi seperti yang sudah dikatakan Randika setelah dia menyetujui perjodohan kemarin. Arumi membaca poin demi poin dalam lembaran perjanjian itu. Sesekali matanya akan melotot ke arah Randika dengan bibirnya yang komat kamit karena syarat yang dia anggap tidak masuk akal.

Isi Syarat :

Pihak 1 Randika Amirtha

Pihak ke 2 Arumi Chaska

1. Tidak bole ada rasa apapun di hubungan ini.

2. Pihak ke dua, tidak boleh berhubungan dengan pria mana pun tanpa seijin pihak pertama.

3. Tidak ada kemesraan dalam keadaan apapun.

4. Pihak ke dua, wajib melayani pihak ke satu dalam hal apapun. No debat.

5. Tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing.

"Apa ini tidak keterlaluan?"

"Tidak!"

"Semua syarat ini membuatku seperti pelayanmu."

"Menurutku, semua syarat ini masuk akal," sahut Randika.

"Apa kau yakin?"

"Sangat yakin."

"Tidak!"

"Berhenti membangkang Arumi."

"Ayolah, ganti poin kedua dan ke empat," pinta Arumi.

"Makanlah."

Arumi mengangkat sudut bibirnya, dan tidak menjawap. Gadis berponi itu memilih untuk melahap nasi goreng spesial udang ekstra pedasnya. Baginya untuk merubah keputusan Pria Robot seperti Randika sangatlah susah. Jadi lebih baik dia pasrahkan saja dan ikuti aturan main yang di inginkan pria bermanik hitam itu.

"Kau lebih manis jika diam seperti itu."

"Memangnya siapa yang berani melawan mu, Aku tidak ingin hidupku terancam karena kelakuan bar-bar Pria aneh seperti mu. Kau bahkan seenaknya mencium ku tadi."

"Urggghhh," Batin Arumi kesal

"Habiskan makananmu, seseorang akan mengantar mu kembali ke Mansion."

Sesuai perinta, Arumi meneguk habis minumannya. Makanan yang dia makan sangat pedas, membuatnya seperti mengeluarkan api dari dalam mulutnya.

"Kau tidak ikut pulang?"

"Tidak!"

"Lalu kenapa kau menjemputku."

"Ada yang harus aku selesaikan di sini."

"Menyelesaikan hasratmu bukan. lihatlah kau bahkan membawa ku ke tempat ini agar mudah meninggalkan ku, cihh ... dasar Robot mesum," batin Arumi kesal. 

"Jangan membatin, Aku tidak suka ada gadis aneh yang membatin di depanku."

"Dari mana kau tahu aku membatin."

Randika memutar kedua bola matanya, lalu mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Wajah Arumi tampak kesal karena Randika ternyata tidak menginginkannya. Seperti biasa, dia akan komat kamit tidak jelas merutuki orang yang membuatnya kesal, hingga tidak sadar dari kejauhan ada seseorang yang sedari tadi sedang mengamati gerak geriknya.

"Semoga kau baik-baik saja gadis kecil."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status