Share

15. Bimbang

"Rani!" Lintang ikut berteriak. Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba saat melihat Dika ikut jongkok di dekat Rani.

Deg...

"Ya Allah, kenapa hatiku berdebar cepat seperti ini. Aku merasa tidak suka kalau Rani dan Dika dekat." Lintang kembali masuk ke dalam rumah. Mengawasi dari balik tirai ruang tamu. Masih memegang dada yang tidak berhenti berdetak kencang.

"Rani, kamu kenapa? Astaga, muka mu pucat sekali. Ada apa, Ran?" Dika cemas sekali seraya mengambil ponsel yang jatuh di bawah.

"Halo, Rani! Sayang! Halo!"

Dika menyerahkan ponsel ke Rani dengan hati-hati. Rani tertunduk lesu memalingkan wajah. Dika paham betul gelagat teman baiknya itu. Segera mematikan panggilan telepon lalu menyimpan ponsel ke dalam saku.

"Tenangkan dirimu dulu, Ran. Ayo, masuk ke dalam! Kamu bisa cerita sama aku dan Lintang."

Rani perlahan berdiri sempoyongan berjalan pelan sekali. Adi mengikuti dari belakang dengan perasaan yang bercampur aduk jadi satu kebingungan. Lintang segera berlari melihat Rani menangi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status