Kekasih Gelap Ceo Arogan

Kekasih Gelap Ceo Arogan

By:  Abigail Briel  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
28 ratings
21Chapters
683views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Brad telah memutuskan pertunangan kalian, Lean! Ayah pikir hal itu terjadi pasti karena kau terlalu banyak menghabiskan waktumu di rumah!" Lean Marquise sangat bingung ketika hubungan pertunangannya diputuskan secara sepihak oleh Brad. Namun semua itu segera terjawab ketika malam harinya ia bertemu dengan Brad di sebuah pesta. Saat itu, mantan tunangannya itu datang dengan sahabatnya, Isla Meadow. Lean bahkan dijebak agar mempermalukan dirinya di pesta tersebut, membuat Lean akhirnya menghabiskan satu malam yang sangat panas dengan Edward Gail. Mampukah Lean menundukkan Edward sesuai permintaan Kakek pria itu padanya? Dan akankah Edward membalas cintanya setelah pria itu puas mempermainkan dirinya? Cover design by Shena_art.

View More
Kekasih Gelap Ceo Arogan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Alika Nayla
ceritanya seru banget,bikin nagih bacanya,bikin gak mau berhenti aja gitu pas baca cerita ini
2024-05-17 22:37:09
1
user avatar
Gadis Bar bari
kayaknya seru. bikun penasaran. mari kita lanjutkan membaca nya. semangat nulis thor
2024-05-17 21:10:24
1
user avatar
Gadis Bar bari
sepertinya seru. mari kita lanjutkan membacanya
2024-05-17 21:09:27
1
user avatar
Liana 95
ketagihan baca cerita ini, seru makasih kak author
2024-05-16 23:43:27
1
user avatar
Yasna Malaika
ceritanya bagus bgt bikin penasaran
2024-05-16 22:39:34
1
user avatar
Alya 2929
ceritanya seru bikin penasaran. udah baca sampe bab 5 aku.
2024-05-16 22:13:47
1
user avatar
Alya 2929
Keren, ceritanya bagus. baru aku baca satu bab. bikin penasaran. bikin nyesek juga cerita dibab pertama. ngandung bawang. kasihan sama yg namanya Lean
2024-05-16 20:55:05
1
user avatar
Nurmayasari
ceritanya super seru, buat senyum2 sendiri bahkan bisa buat ngakak
2024-05-16 20:49:45
1
user avatar
Sinok Alifa
baru bab 1 udh sanget menari cerita nya jadi pengan baca terus
2024-05-16 19:02:49
1
user avatar
Desi Solo
ceritanya bagus,seru dan gak bosenin bikin gak sabar menunggu bab2 selanjutnya...
2024-05-15 15:16:05
1
user avatar
Abigail Briel
Malam kakak2. Maaf sebelumnya ada kesalahan penomoran bab kemarin. tapi isinya beda kok, udah di revisi cuma belum bisa berubah cepat. maaf yah... isinya tetap berlanjut ...
2024-05-11 23:48:38
1
user avatar
Abigail Briel
Makasih buat kakak2 yang udah mampir di novel ini yah, btw ini novel spin of dari novel "30 HARI DALAM JERATAN SANG CASANOVA" sebaiknya baca novel pertamanya dulu kalo bingung tentang siapa Rosi bagi Edward Gail. Makasih juga yang udah ngasih ghift dan ninggalin jejak... sehat terus ya kakak...
2024-05-10 13:09:38
0
user avatar
Sri
bagus novelnya aku suka , alur ceritanya bikin aku penasaran sukses terus thor semangat. ............
2024-05-07 20:44:44
1
user avatar
Ceirel Voene
tambah seru ceritanya
2024-05-05 20:30:16
1
user avatar
Nur Aini
cerita nya bagus banget, cocok buat aku yang suka baca cerita romance
2024-05-05 06:34:02
1
  • 1
  • 2
21 Chapters
Bab 1. Pesta Yang Menyebalkan.
"Jadi karena ini kau memutuskanku?”Lean Marquise melemparkan tatapan tajam dan kalimat sinisnya pada lelaki yang kini tengah berdiri di samping wanita lain yang tak lain adalah sahabatnya.Sore tadi, lelaki yang masih sebagai tunangan Lean itu menghubungi ayah Lean dan memutuskan pertalian itu tanpa sebab. Namun, melihat pemandangan di hadapannya, kini ia tahu mengapa lelaki itu membuangnya."Kau tidak berhak menyalahkan orang lain, Lean." Lelaki itu tampak tidak senang atas ucapan Lean tadi, sementara sang wanita yang berdiri di sampingnya terus menatap Lean dengan wajah gusar."Seharusnya kau sadar diri, Lean Marquiese! Kau sudah tahu, 'kan kalau kekasihku ini sama sekali tidak suka padamu?" Wanita itu kini turut angkat bicara.Mendengar kata ‘kekasih’ meluncur enteng dari mulut mantan sahabatnya membuat dengusan keluar secara spontan di bibir Lean."Oh? Benarkah?" katanya sembari tersenyum miring. "Bukankah sudah jelas karena kau yang telah menggodanya?" sela Lean."Itu karena sa
Read more
Bab 2. Pergulatan Panas.
Kedua pria yang tengah mengungkung Lean sontak berpaling,tampak terkejut kala menyadari siapa pria yang tengah berdiri di hadapan merekasaat ini. "Rosi? Apa itu kau?"Tubuh Lean yang telah lemas itu lantas didorong ke arah pria yang baruberbicara tadi. Setelah itu, mereka dengan cepat pergi usai tubuh Lean beradadi dekapan sang penolong yang mereka takuti itu."Hei, Rosi? Apa yang terjadi?" ulang pria itulagi.Lean mengerutkan keningnya mendengar pria yang tengah mendekapnya menyebutkansatu nama. Itu bukan namanya, tetapi wanita itu tidak sempat protes. Ia lebihtertarik pada reaksi tubuhnya kala pria itu mendekapnya dengan posesif.Harum tubuh pria tersebut membuat gejolak di dalam diri Lean meningkat drastis.Ditambah lagi, aroma alkohol yang juga menyeruak yang anehnya semakin membuatdarah wanita itu seolah mendidih. Sesuatu yang liar, yang belum pernah Lean rasakan seolahtengah memberontak untuk dibebaskan. Degup jantungnya yang memacu, bertambahcepat saat wajah pria te
Read more
Bab 3. Tawaran Pekerjaan?
Plak ...!Satu tamparan keras menyambut Lean setibanya ia di rumah mewah milikkeluarganya. Dialah Leon Marquess, ayahnya yang telah memberikan tamparandan kini tengah menatapnya dengan wajah merah padam"Kau sangat memalukan, Lean! Tahukah kau apa yang telah Brad katakantentangmu?!"Terduduk di lantai rumahnya yang dingin, Lean sama sekali tidak mampu menjawabpertanyaan tersebut.Bukan hanya ayahnya, bahkan Eve pun turut serta menatapdirinya dengan wajah muak."Bukankah semalam sudah kukatakan agar kau tidak lagi membuat masalah dipesta, Lean? Mengapa kau tidak mendengarku?” Eve melipat kedua tangannya didepan dada dan menatapnya sinis. “Kau tahu, semalam Brad dan Isla mengatakanpadaku bahwa kau telah merayu seorang pria karena patah hati. Apa itubenar?!""Mungkin gara-gara sifatmu inilah yang membuat Brad akhirnya memutuskanpertunangan kalian.” Sang Ayah mendengus kasar. Ia lantas menatap tajam ke arahputri bungsunya dan kembali berkata, “Kau dilarang keluar dari kamar.”
Read more
Bab 4. Kapan Aku Harus Pergi?
"Apakah Eve sudah berbicara padamu tentang tamu yangdatang menemui Ayah kemarin?"Sehari setelah Eve memberitahunya, sang ayah akhirnya mendatangi Lean secaralangsung.Sesaat, Lean tidak langsung merespons pertanyaan sang ayah,sebab ia sibuk memperhatikan garis wajah pria tua itu.Kemarahan ayahnya sudah terlihat menurun, jika ditinjau daritatapan juga intonasi nada pria tua itu pada Lean."Eve sudah menjelaskan sedikit padaku kemarin, Ayah." Lean menjawabsetelah beberapa saat terdiam.Diam-diam, Lean jadi makin penasaran … apakah tamu kemarinyang membuat kemarahan ayahnya surut?Dan siapa tamu itu yang telah berhasil mengubah sikapayahnya menjadi seperti sekarang?"Tamu kemarin adalah salah seorang bawahan dari Sahabat Ayah yang tinggaldi Kota L.” Perkataan sang ayah membuat Lean melebarkan matanya. “Dia datangmembawa pesan dari Sahabat Ayah yang ingin memperkerjakanmu di salah satuPerusahaan miliknya.""Mengapa Sahabat Ayah ingin agar aku bekerja di Perusahaannya?" tanyaL
Read more
Bab 5. Perjodohan?
Esok harinya pukul 9 pagi, setelah satu jam perjalanan dengan pesawat—Lean pun tiba di Kota L. Ia dijemput oleh seorang pria paruh baya yang langsung mengantarkan dirinya ke sebuah mansion mewah. "Lean Marquise? Selamat datang, duduklah!" Seorang pria berusia senja yang tengah duduk di belakang meja kerjanya, menyambut kedatangan Lean dengan senyuman hangat ketika Lean telah tiba di mansion.Lean menundukkan kepalanya dengan sopan pada pria itu, sebelum ia menjatuhkan bokong rampingnya pada kursi yang telah disediakan untuknya. "Bagaimana kabar Ayahmu?" tanya pria itu membuka percakapan, begitu mereka duduk berhadapan. "Baik, Tuan Besar," sahut Lean, sembari tersenyum canggung.Pria yang baru saja Lean panggil dengan panggilan Tuan Besar itu manggut-manggut di hadapan Lean. Dia adalah Tuan Besar Gail, Bangsawan nomor satu di Kota L. "Aku senang mendengarnya. Kami sudah lama tidak bertemu. Aku bahkan baru tahu kalau putri bungsunya sudah menjadi seorang wanita yang sangat cantik," t
Read more
Bab 6. Tugas Aneh.
"Hmm, apakah kita pernah bertemu, Nona Lean?" tatapan pria yang berada di balik meja itu sangat tajam pada Lean. Namun Lean mencoba untuk tidak mengacuhkannya dan membalas tatapan itu dengan berani. "Silakan, duduk!" ujar pria itu, menunjuk pada kursi yang terdapat di hadapan Lean.‘Dia … tidak mengenaliku?’Lean mengernyit, merasa bingung atas reaksi pria itu terhadap dirinya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, sebab ia kembali teringat pada kalimat Edward yang menyebutnya sebagai Rosi.Suara bariton Edward kemudian kembali terdengar, memutus pikiran sibuk Lean. "Nona Lean, duduklah!"Perintah bernada dingin berbarengan dengan raut serius pada wajah Edward kala ia menatap pria itu. Lean yakin, dilihat dari ekspresi tersebut, pria yang telah dijodohkan padanya ini kemungkinan benar-benar tidak tahu jika mereka pernah melewati malam bersama. "Baik, Tuan Edward." Lean menganggukkan kepalanya, menarik kursi yang ada di hadapannya lalu menjatuhkan bokong rampingnya di atas kursi terse
Read more
Bab 7. Hari Pertama Bekerja.
"Huft!" Lean menghembuskan nafas dengan kasar setelah ia menutup pintu ruangan Edward.Sesaat, ia termangu memperhatikan kesibukan yang tampak di luar kantor Edward. Namun, lamunannya itu tersentak oleh teguran seseorang."Nona Lean Marquise, bisa ikut denganku sebentar?"Pria itu, yang baru saja menegur Lean tak lain adalah Anton. Anton tampak menggerakkan kepalanya ke kiri tak lama setelah Lean berpaling padanya.Dengan kening berkerut, Lean mengikuti pria itu menuju ke sebuah ruangan."Ini ruangan Anda, Nona Lean. Dan jika Anda membutuhkan bantuanku— ruanganku berada tepat di samping ruangan Anda." Anton menunjuk pada ruangan lainnya yang hampir sebagian dindingnya terbuat dari kaca tebal. Persis dengan ruangan yang ia tunjukkan sebelumnya pada Lean. "Oh ya, satu lagi. Biasanya aku yang bertugas untuk menemani Tuan Edward ke lapangan, tapi karena belakangan pekerjaan di Perusahaan sangat menumpuk. Tugas itu kini kuserahkan pada Anda."Mulut Lean terbuka ingin protes, namun Lean ti
Read more
Bab 8. Menemani Edward Gail.
"Tolong jaga sikap Anda, Tuan Edward." Lean memiringkan kepalanya, sedikit menjauh dari wajah Edward. Namun hal itu justru membuat lehernya yang putih dan bersih terpampang tepat di depan mata Edward. Kulit Lean yang seputih hamparan salju di musim dingin, membuat Edward yang melihatnya sontak mengetatkan rahangnya. 'Sial, apa yang kupikirkan?' dengan cepat Edward menarik kepalanya ke belakang, dan kembali menegakkan tubuhnya. Ia juga berdehem pelan dan menutupi sebagian wajahnya dengan telapak tangannya untuk meredakan detak jantungnya yang tiba-tiba berlomba di dalam dadanya. 'Kau menyukainya, Edward? Apa kau menyukainya karena wanita ini sangat mirip dengan Rosi?' celetuk hatinya. "Oh, diamlah brengsek!" geram Edward dengan suara yang sangat pelan. "Anda mengatakan sesuatu, Tuan Edward?" Lean membalikkan tubuhnya, menatap Edward dengan netranya yang berwarna abu-abu cerah. Di bawah tatapan Lean, saat kelopak mata indah itu mengerjap, dan bulu mata Lean yang panjang dan lentik
Read more
Bab 9. Bisakah Aku Menaklukan Pria Ini?
"Lean, apa kau bisa mengirimkan laporan ini kepada Anton?" tanya Edward, di dalam ruangan kantor sebuah Mall. Di depan Manajer Mall tersebut."Bisa, Tuan Edward." Lean pun mengambil berkas yang disodorkan Edward padanya, membawa berkas itu ke sofa dan meletakkannya ke atas meja. Setelahnya, ia segera membuka tas yang ia bawa, mengeluarkan laptop miliknya dari dalam tasnya dan meletakkan laptop itu di samping berkas yang telah ia ambil dari Edward.Edward menghampiri Lean kala melihat wanita itu mulai mengerjakan apa yang telah ia perintahkan tadi. Ia bahkan duduk di samping Lean, membuat wanita itu menghentikan apa yang sedang dilakukannya.Lean menatapnya, kening wanita itu tampak berkernyit, seolah Lean merasa terganggu dengan kehadirannya yang duduk terlalu dekat dengan wanita itu."Aku hanya ingin melihat bagaimana kau melakukannya. Jadi, jika ada kesalahan, aku bisa memberitahumu," tukas Edward."Anda tidak perlu khawatir, Tuan Edward. Eve sering mengajariku untuk melakukan hal in
Read more
Bab 10. Mungkinkah Aku ...
"Ternyata sudah hampir pukul 12." Edward melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Setelahnya, ia lalu mengalihkan pandangannya pada Lean yang masih tampak sibuk di sampingnya. "Bagaimana?" celetuknya sambil memajukan tubuhnya untuk mendekati Lean.Lean menghentikan gerakan jemarinya sejenak, menoleh pada Edward saat wangi parfum pria itu yang beraroma maskulin menyapa indera penciumannya. Oh, Tuhan. Apakah pria ini benar-benar tidak mengerti bahwa dirinya sangat menggoda?"Aku sudah menyelesaikannya, Tuan Edward. Apakah laporan ini juga harus kukirimkan pada Anton?""Bisakah kau melakukannya dengan cepat? Karena sebentar lagi aku harus bertemu Oliver untuk makan siang bersama." Edward kembali melirik jam tangan mewahnya. "Bisa, Tuan. Sebentar." Lean dengan cepat menggerakkan jemarinya di atas keyboard laptop. Tatapannya lurus ke arah layar, dan berselang beberapa menit, "Sudah terkirim, Tuan Edward," lapornya. Diam-diam, ia melirik ke arah Edward dengan sudut mat
Read more
DMCA.com Protection Status