Demi melunasi utang yang dimiliki sang ayah, Ambarsari Putri terpaksa harus berhenti dari pekerjaannya untuk menikah dengan seorang pria tua bangka. Namun, pengunduran dirinya itu ditolak oleh Alvaro Hadinata, majikannya yang merupakan pewaris sekaligus presiden direktur Hadinata Group yang ternama. Alasannya adalah ... karena putra tunggal duda tampan itu tidak bersedia berpisah dengan Ambar! Yang gilanya lagi, demi menghalangi kepergian Ambar, pria itu malah melamarnya dan mengajukan sebuah pernikahan kontrak!? "Aku akan lunasi utangmu, juga menikahimu. Yang jelas, kamu tidak boleh pergi dan harus tetap tinggal di sini!" Apa pilihan Ambar? Akankah dia menerima tawaran Alvaro? Kalau ya, apakah pernikahan yang berawal dari perjanjian ini bisa berujung tidak terpisahkan? Ikuti terus cerita ini!
View MoreBab 58 Memaksakan Kehendak“Kamu benar-benar tidak bisa kuampuni lagi. Kamu harus diberi pelajaran sekarang juga!” Alvaro merengkuh tubuh Ambar agar tetap berdiri lalu tangannya mulai menarik Ambar. Dengan sedikit kasar Alvaro mencekal lengan Ambar dan menyeretnya menuju ujung ruang kerjanya. Di sudut ruangan itu terdapat pintu penghubung menuju kamar tempat Alvaro beristirahat kalau dia sedang malas naik ke kamarnya di lantai dua. Ambar kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Alvaro. Selama dia bekerja sebagai baby sitter Afreen, Ambar belum pernah melihat Alvaro berbuat kasar. Mantan majikannya itu memang sering marah, tapi tidak pernah sampai menggunakan tangannya untuk menghukum seseorang. Itu sebabnya saat ini Ambar sangat ketakutan. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cekalan tangan Alvaro. Namun tidak berhasil. Bagaimana mungkin kekuatannya sebagai seorang wanita bisa menandingi ketangguhan seorang lelaki? Apalagi lelaki yang sudah gelap mata seper
“Aku tidak terima alasan seperti itu!” “Terus mau kamu bagaimana?” tantang Ambar. Sambil berdiri tegak di depan Alvaro, mata Ambar menatap tajam lelaki yang baru beberapa bulan menikahinya itu. “Aku akan meminta hakku agar kamu selalu ingat kewajibanmu,” ucap Alvaro dengan tegas. Ambar menatap Alvaro dengan bingung. “Hak? Hak yang mana yang ingin kamu minta?”Alvaro balik menatap Ambar lekat. “Tentu saja hakku sebagai seorang suami. Dan tentunya sebagai seorang istri sudah kewajibanmu untuk memenuhi hakku sebagai suami.”Kening Ambar berkerut membentuk beberapa garis. Bibirnya sedikit melongo. Dia terbengong-bengong mendengar ucapan Alvaro. “Aku tidak mengerti maksudmu. Hak yang mana lagi? Bukankah aku sudah memberikan semuanya kepadamu? Bukankah sudah kuturuti juga semua perintahmu? Apa semua itu masih belum cukup?” “Tentu saja belum cukup! Justru hal yang paling dasar belum kamu penuhi!” sentak Alvaro. “Hal yang paling dasar?” gumam Ambar sambil mengulangi kata-kata Alvaro. Eksp
Bab 56 Alvaro Meminta Hak Sebenarnya Ambar sudah menyiapkan hati sebelum membuka pintu ruang kerja Alvaro. Dia tahu suami di atas kertasnya itu pasti akan marah melihat kepulangannya yang terlambat. Namun tak urung dia tersentak juga ketika Alvaro menegurnya saat dia memasuki ruang kerja Alvaro. Dengan suara menggelegar lelaki itu berkata, “Akhirnya kamu pulang juga! Kupikir kamu mau menginap di luar!”Tubuh Ambar gemetar mendengarnya. Bukan karena dia kaget mendengar suara Alvaro yang sangat keras namun dia tak mampu menahan gejolak emosi nya mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh lelaki itu.Dengan mata menatap nanar Alvaro, Ambar berdiri tegak dan menjawab dengan suara yang tak kalah keras, “Apa maksud kamu? Kau pikir aku perempuan apa?” “Coba kamu pikir sendiri kamu perempuan seperti apa. Karena terus terang saja aku tidak tahu harus berpikir bagaimana melihat wanita yang kunikahi tidak memberi kabar sama sekali kalau akan terlambat pulang!” Alvaro menatap Ambar dengan tat
Bab 55 Kemarahan Alvaro Alvaro melirik jam dinding dan mendecih sinis, “Hampir pukul sembilan dan dia baru pulang? Aku harus berbuat sesuatu agar dia tidak berbuat seenaknya lagi seperti malam ini! Bagaimana pun juga dia punya hak dan kewajiban kepadaku! Tunggu saja aku akan memperjelas hal itu sekarang juga!”***Satu jam sebelumnya, di warung kaki lima yang viral.“Kamu kenapa, sih? Kok gelisah terus dari tadi?” selidik Ken.“Kamu belum selesai makan, ya? Perut kamu masih aman?” sindir Ambar. “Memangnya kenapa perutku bisa nggak aman?” Ken bertanya balik. Ambar menatap gemas ke arah Ken. Sahabatnya itu benar-benar lugu atau pura-pura tidak tahu jawaban dari pertanyaannya? “Gini loh, Ken … harusnya kan perut itu ada batasannya. Kok kamu enggak, ya? Memangnya berapa hari kamu nggak makan? Kok nambah terus pesanan makanan kamu itu,” jawab Ambar dengan nada kesal. “Loh kan kamu sendiri yang bilang kalau warung ini viral karena makanan di sini enak semua. Jadi jangan salahkan aku
Bab 54 Ketakutan Ambar ‘Mana mungkin aku bilang kepadamu kalau yang mengirim pesan adalah suamiku,’ batin Ambar sambil melirik Ken yang tengah menatapnya.Mata Ambar kembali memandang ponselnya dan sekali lagi menelusuri pesan W******p dari Alvaro yang berbunyi, “Ingatlah statusmu sebagai seorang istri! Jangan membuat ulah yang mempermalukan keluarga!” Ambar menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ambar sedikit bingung ketika harus menulis balasan chat untuk Alvaro. Tangannya sudah ada di papan ketik ponsel, tetapi belum ada satu kata pun yang dia tulis sebagai jawaban dari chat Alvaro sebelumnya. Tidak mungkin dia berbohong bahwa saat ini dia sedang lembur di kantor. Karena dia yakin Alvaro pasti sudah tahu keberadaannya saat ini dan apa yang dilakukannya. Hal itu tersirat dari pilihan kata yang ditulis oleh Alvaro dalam chatnya.Pertanyaannya … dari mana kah Alvaro tahu tentang semuanya? Ambar melirik sahabatnya. Mungkinkah Ken benar-benar memposting foto dan v
‘Teganya Ambar pergi tanpa pamit dan tanpa seizin dariku. Apakah dia lupa hak dan kewajiban yang tertera dalam kontrak?’ gumam Alvaro.Wajar saja Alvaro merasa kesal karena di saat dia mencemaskan Ambar, justru Ambar pergi bersenang-senang. Ambar keluar dengan seseorang sebelum mendapatkan izin dari Alvaro.Parahnya lagi Ambar pergi dengan seorang lelaki yang tidak disukai oleh Alvaro. Lelaki yang bernama Ken Lazuardi. Rekan bisnis Alvaro sekaligus sahabat Ambar di masa kecil. Alvaro menatap nanar status W******p Ken Lazuardi. Rekan bisnis yang dulu dia kenal sebagai lelaki dingin dan cuek kepada lawan jenis, nyatanya sekarang semua berubah sejak dia bertemu Ambar. Lihat saja story WA nya saat ini … penuh terisi dengan kebahagiaannya bersama Ambar. Alvaro jadi bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa antara Ken dengan Ambar?Dada Alvaro terasa berat. Dia menarik nafas dalam-dalam karena kalau tidak begitu sepertinya udara tidak bisa masuk ke paru-parunya. Sayangnya hal itu tidak t
“Oke … kamu jemput aku sepuluh menit lagi di kantor. Aku bereskan dulu pekerjaanku. Ada warung kaki lima yang ingin kucoba tapi belum kesampaian sampai sekarang karena tidak ada teman yang bisa menemani aku. Kita bisa pergi ke sana.” Ambar mendengarkan sesaat jawaban dari seberang telepon lalu dia menutup panggilan dengan senyum terkembang di bibirnya. Dia melupakan satu hal sebelum menerima ajakan makan malam tak terduga ini. Ya … Ambar melupakan sesuatu yang sangat penting ketika dia setuju diajak makan malam. Entah karena dia sudah kelelahan dan kelaparan setelah bekerja seharian sampai lembur atau karena dia sangat senang mendapat ajakan makan malam. Sampai dia melupakan satu hal yang sangat penting yang bisa jadi membuat dia akan mendapat masalah besar. Satu hal itu adalah izin dari Alvaro. Ambar segera membereskan semua berkas dan menyimpan kembali dokumen ke dalam lemari yang terkunci. Setelah itu Ambar meraih ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. “Aku sudah selesai berkema
Alvaro terus mencoba menelepon Ambar, tapi kembali lagi dia harus menelan kecewa karena Ambar tetap tidak mau mengangkat panggilan telepon darinya. “Ambar benar-benar keterlaluan! Awas saja nanti kalau dia pulang, aku akan memberinya pelajaran!” ujar Alvaro dengan geram. Alvaro meninggalkan ruang kerjanya dan menuju kamar Afreen, anaknya. Dia mengetuk pintu perlahan sampai babysitter anaknya membuka pintu. “Apa anakku sudah tidur? Kenapa masih jam 7 malam dia sudah tidur? Dia tidak rewel, kan? Apakah tadi dia merengek mencari mamanya?” Alvaro mengajukan pertanyaan secara beruntun kepada babysitter Afreen.“Tidak, Tuan. Tuan muda Afreen hari ini banyak kegiatan di sekolah. Jadi sesampainya di rumah dia kelelahan dan tidak sempat mencari Ibu Ambar,” jawab Ningsih, babysitter Afreen.“Syukurlah kalau begitu. Ya sudah lanjutkan aja kamu temani Afreen tidur,” titah Alvaro. Alvaro pun kemudian meninggalkan kamar anaknya. Awalnya Alvaro melangkah menuju ruang kerja, tapi kemudian dia puta
Bab 50. Alvaro Marah“Khusus untuk laporan yang satu ini kamu bisa bertanya langsung kepada saya. Dan sebaiknya kamu tidak mengatakan kepada siapa pun tentang perintah saya untuk membuat laporan ini,” tegas Pak Salman. Ambar mengerjapkan kelopak matanya mendengar kata-kata Pak Salman. Dia menatap heran bercampur curiga dengan perintah bosnya itu. Dia juga terkejut sekaligus syok mendapat perintah tidak terduga itu, ‘Ada apa ini? Apakah saat ini aku sedang diajak untuk berkolusi dalam merugikan perusahaan? Apa yang harus aku lakukan?’ Pak Salman melihat tatapan Ambar yang aneh terarah kepadanya. Dia tersenyum mafhum ketika menyadari arti tatapan itu. “Tidak usah curiga, karena apa yang saya katakan ini sudah sesuai permintaan Tuan Alvaro. Memang keberadaan Mbak Ambar di sini mempunyai satu misi khusus, tapi itu nanti saja biar Tuan Alvaro yang menjelaskannya.” Mata Ambar membulat dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Namun melihat ekspresi Pak Salman yang tanpa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.