Share

Ep 03. Cerita Leluhur

"Hou Yi, kamu bisa melakukan gerakan itu?" Nyonya Wen menghentikan gerakannya saat mendengar kalimat-kalimat keterkejutan dari anak-anak yang lain. Mata wanita itu langsung mengarah pada satu bocah yang begitu sempurna menirukan gerakannya. "Apakah kamu bisa melakukannya sendiri?"

Hou Yi menggaruk kepalanya. Ia pun kebingungan untuk menjawab. Sebab, tubuhnya terasa bergerak otomatis ketika melihat Nyonya Wen memperagakan tarian tersebut. "Aku tidak bisa. Aku hanya mengikuti gerakan yang Bibi lakukan."

Nyonya Wen mengerutkan dahinya mendengar jawaban Hou Yi. Tarian pedang yang ia tunjukkan tadi terbilang sulit, bahkan orang dewasa dengan tingkatan ilmu yang tinggi pun belum tentu bisa memperagakannya dengan sempurna. Namun, Hou Yi, bocah berusia 4 tahun yang kerap dianggap 'sampah' dan 'cacat' oleh yang lain, ternyata mampu melakukannya dengan sempurna.

Nyinya Wen kemudian mengambil pedang kayu dan meminta Hou Yi kembali menirukan gerakannya. "Sekarang, coba kamu ikuti gerakan ini!"

Hou Yi langsung mengikuti tanpa mengalami kesulitan. Nyonya Wen menambah kecepatan gerak untuk menguji kemampuan Hou Yi. Semua anak-anak panti asuhan mengusap mata tidak percaya, pun termasuk Nyonya Wen yang begitu kagum dengan ketepatan gerakan Hou Yi.

Di ujung barisan, Hai Rong bahkan sampai ternganga melihat ke arah Hou Yi. Ia pun berlari dan mendorong Hou Yi. "Ti-tidak mungkin!"

BUG!

"Argh!" Hou Yi terjatuh akibat dorongan keras Hai Rong.

Nyonya Wen sigap langsung membantu Hou Yi berdiri dan melihat anaknya dengan pandangan marah. "Hai Rong, apa yang kamu lakukan?"

"Ibu, dia meniru gerakan leluhur!" Hai Rong menuding Hou Yi. Ia tidak terima anak yang begitu dibencinya itu menirukan gerakan sakral milik leluhurnya.

"Ibu yang memintanya mengikuti gerakan itu, Hai Rong." Nyonya Wen mencoba memberikan penjelasan pada sang anak. "Sekarang, minta maaf pada Hou Yi!"

Namun, gadis tersebut menolak dengan angkuhnya. "Tidak mau! Aku tidak akan meminta maaf pada sampah sepertinya!" katanya kemudian berbalik pergi.

Nyonya Wen menggelengkan kepala melihat sikap Hai Rong yang begitu kasar. Ia pun segera menatap Hou Yi. "Hou Yi, maafkan Hai Rong atas sikapnya."

Hou Yi menganggukkan kepalanya. Perlakukan seperti ini memang sudah seperti cemilannya sehari-hari, jadi. "Tidak apa-apa, Bibi."

Tidak ingin keributan kembali melebar, Nyonya Wen kemudian meminta anak-anak untuk bubar. "Kalian semua boleh istirahat." Nyonya Wen kemudian menatap Hou Yi. "Aku ingin ke pasar. Apa kamu ingin ikut?" ajaknya kemudian.

"Tentu, Bi. Aku mau ikut!"

Di sore hari Hou Yi dan Nyonya Wen pergi meninggalkan panti asuhan. Mereka ingin pergi ke pasar yang ada di kota Merpati. Jarak panti asuhan dan kota tidak terlalu jauh, hanya saja panti asuhan berada di tengah hutan belantara. Sambil melakukan perjalanan, Nyonya Wen bercerita tentang leluhur mereka yang memiliki peran penting untuk panti asuhan, bahkan juga dunia.

"Namamu sama dengan leluhur kita ... Hou Yi. Dia pula yang mendirikan panti yang sekarang kita tinggali."

Hou Yi membulatkan matanya mendapati kesamaan nama dengan leluhur mereka. Bocah itu begitu penasaran ingin mengetahui cerita sang leluhur. "Lalu, bagaimana cerita selanjutnya, Bibi?"

"1000 tahun lalu, leluhur kita tewas terbunuh oleh orang-orang gila yang ingin menguasai dunia." Ada raut kemarahan di wajah Nyonya Wen saat berkata. Namun, detik berikutnya wajahnya kembali teduh saat mengingat kebaikan yang dilakukan sang leluhur. "Dialah yang menjaga perdamaian dunia selama hidup. Kekuatannya sangat mengerikan, bahkan bisa menghancurkan gunung-gunung dalam satu kali serangan!"

Hou Yi mengerutkan dahinya dalam. "Kalau dia begitu hebat, kenapa leluhur kita bisa terbunuh, Bibi?"

Nyonya Wen menggeleng lemah. "Aku tidak tahu pasti, dari informasi yang aku dengar, leluhur Hou Yi terbunuh oleh orang suruhan Dewa Quan usai bertarung sengit dengan Raja Jia Lin!"

"Siapa Dewa Quan?" Hou Yi bertanya kembali. 'Dewa Quan ... Kenapa saat mendengar nama itu aku merasa tidak nyaman?' gumam Hou Yi sendirian.

"Aku tidak tahu pasti, tapi dia adalah orang terkuat setelah leluhur kita."

Hou Yi kemudian mendengarkan cerita Nyonya Wen dengan saksama. Dewa Quan membumihanguskan Keluarga Hou 1000 tahun lalu. Beberapa dewa seperti Dewa Xia dan Dewi Xia tak luput disebut olehnya sebagai dewa-dewa yang memiliki hubungan dekat dengan leluhur mereka. Merekalah yang disebut-sebut memerangi Dewa Quan dalam kurun waktu 700 ratus tahun.

Lalu, ada satu pertanyaan yang begitu mengusik Hou Yi. "Lalu, apakah Dewa Quan mati di tangan mereka?"

Dz

Bersambung…

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status