Share

Diusir lagi

"Kenapa masih berdiri disitu? Kamu nggak dengar apa kata Ibu, ya? Minggir, Najwa!" ucap Bu Jannah ketus.

"Siapa yang mengizinkan Ibu dan Mas Bian masuk?"

"Ya, nggak ada. Kenapa juga harus minta izin? Ini kan, rumah Ibu dan Bian juga," jawab Bu Jannah.

"Ini rumah saya, Bu! Bukan rumah Ibu dan juga Mas Bian. Ngerti?"

"Walaupun rumah ini dibangun sama Kakek kamu, tapi tetap saja Ibu dan Bian juga punya hak. Bukankah, kami ini mertua dan juga suami kamu?"

Hah! Najwa benar-benar merasa speechless. Ada ya, spesies langka seperti kedua manusia ini dimuka bumi?

"Saya sudah menggugat cerai Mas Bian, Bu! Jadi, kami sudah tidak bisa tinggal serumah lagi."

"Bian menolak gugatan perceraian itu. Jadi, tidak akan pernah ada perpisahan diantara kalian. Paham?"

"Biar nanti pengadilan agama saja yang menentukan, Bu!"

Bu Jannah menghela napas kasar. Najwa memang sangat keras dan tegas. Persis, seperti deskripsi Bian saat hendak berangkat tadi.

"Kata talak itu, adanya pada suami. Jadi, hakim pengadilan ag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status