Share

Bian yang aneh

"Yah, berarti aku terlambat lagi dong, Kak!" kata Deva yang tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

"Ya, bisa dibilang... begitu."

Deva tersenyum. Dadanya terasa sesak saat sekali lagi, cinta itu gagal dia raih.

"Permisi!" ucap Najwa saat memasuki ruangan. Dia membawa nampan berisi dua cangkir teh dan satu piring kecil berisi beberapa jenis cookies. Tentunya, itu cookies kesukaan Deva yang memang sangat pilih-pilih jika soal makanan.

"Terimakasih," kata Deva saat Najwa meletakkan secangkir teh dihadapannya.

Najwa hanya mengangguk. Tersenyum singkat, lalu memberikan teh yang satu lagi untuk Halimah.

"Makasih ya, Wa!" Halimah turut mengucapkan terimakasih.

"Sama-sama, Bu!" angguk Najwa sebelum undur diri.

Hampir satu jam lamanya, hingga Deva akhirnya keluar dari ruangan tersebut. Tak lupa, pria itu singgah di meja Najwa dan memberikan sesuatu yang seketika membuat bola mata Najwa tampak berbinar.

"Pak Deva? I-ini? Ini saputangan saya?" tanya Najwa takjub.

Dia pikir, saputangan dengan de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status