Kata si Sotong Majalengka, barang akan diantar satu jam lagi. Jadi, setelah selesai membayar, aku dan Tiara pun sempat pergi mencari toko springbed, yang kebetulan berada tidak jauh dari sini. Hanya beda beberapa blok.Namun, sebelum ke sana, kami berdua singgah mencari minuman dingin. Es eceng gondok jadi pilihan yang pas. Pontianak itu panas, Bung. Sebentar saja Anda keluar, langsung kering tenggorokan.**********"Abang sama Kakak cari apa?" sambut seorang penjaga tojo begitu kami tiba di toko springbed."Renata?""Iya, Kak.""Kamu kerja di sini? Udah lama?" Tiara lanjut bertanya."Udah sebulan ini, Kak. Sengaja cari pengalaman dulu selama libur semesteran."Renata adalah anak Bu Lurah di kampung kami. Dia cukup te
Pagi datang bersama mentari yang menawarkan kehangatan. Semilir angin berlari menabrak daun jambu, menimbulkan bunyi yang memberi kedamaian. Aku dan Tiara masih saling memeluk di tempat tidur. Tenggelam dalam kebersamaan."Ya Allah, Dek. Kesiangan." Aku tadi terbangun karena merasa sesak. Rupanya kelingking Tiara menerobos masuk ke dalam lubang hidungku.Entah kenapa akhir-akhir ini kami sering telat Subuh. Jangan dicontoh. Ingat! Ambil yang jernih, buang yang keruh."Hmmm ...." Tiara menggeliat. Mungkin keenakan tidur di springbed baru. Aku merisau soalnya kelingking Tiara masih nyangkut di dalam lubang hidungku.Kucubit hidungnya. Tiara bergeming. Sepertinya harus pakai cara agak ekstrem, sekalian balas dendam."Aww ...!" teriaknya sambil mengapit lubang hidung, lalu memukul dadaku. "Kenapa bulu hidung Adek ditarik? Sakit tau!"
Dalam sebuah ruangan kantor tiga lantai, aku dan Jumadil menunggu seseorang. Tak lama, yang ditunggu akhirnya muncul. Hari ini aku menjadi perantara jual-beli tanah. Si pemilik tanah adalah Jumadil, sedangkan kawan lamaku si Saiful menjadi pihak pembeli.Berjam-jam kami bicara. Dari yang awalnya seputar jual-beli, lalu merembet ke anak-istri, dan akhirnya merengsek ke poligami.Kesepakatan pun terjalin di antara mereka. Aku ikut bahagia. Terutama saat dijanjikan persenan oleh keduanya. Lumayan buat modal kawin dua. Eh ....Setelah mengantar Jumadil pulang, aku menyinggah ke penjual air kelapa. Namun, saat ingin membayar, dompetku tak ada. Kemungkinan tertinggal di rumah. Aku coba untuk merayu si penjual agar air kelapanya bisa kutukar dengan kesetiaan. What?"Biar Rere yang bayar."Renata tiba-tiba ada di sebelahku. Dia lantas memesan dua
Pagi-pagi, Tiara Kunyit-Chova sudah menguncang jiwaku lewat suaranya yang bahkan terdengar hingga ke dunia maya. Wanita denganbodyaduhai itu marah-marah perihal sendok. Katanya, sudah tiga kali selusin sendok yang dia beli tiap malam Jumat Kliwon hilang tak berbekas. Aku--lelaki yang kalah tampan dibandingkan bayangan sendiri--tak tahu apa-apa mengenai ini.Ok, aku mengaku jika selusin sendok yang pertama bukanlah hilang, melainkan dipinjam oleh tetangga kami, seorang janda tanpa anak saat dia akan mengadakan arisan b̶e̶r̶o̶n̶d̶o̶n̶g̶ kedondong. Bukannya aku tak pernah menagih barang kembali, hanya saja ketika datang ke rumahnya dengan niat meminta sendok, justru berakhir dengan cerita yang berbeda. Seringkali dia menyuguhiku dengan sesuatu yang bulat nan kenyal. Yak, benar ... itu adalah klepon ubi. Kalian berpikir demikian, kan?!Kembali pada masalah awal, Tiara yang kecantikannya melebihi artis
Keterlaluan Tiara, meriang seharian aku dibuatnya. Duit hilang bikin makan pun tak kenyang. Maksudnya, tak kenyang kalo cuma sepiring.Untuk mengobati rasa kecewa, esoknya aku memilih untuk menenangkan diri di warkop Kak Limah. Terlihat Angga, Adit, dan Andi duduk menatap ponsel. Sepertinya mereka sibuk push rank. Sedangkan Yosi sedang duduk di ayunan. Kuhampiri, lalu menyapanya dan bertanya mengapa dia tak masuk kerja."Hari ini off," jawab lelaki yang tingginya sama dengan pohon pisang di kebunku itu. Tapi, sebentar aja aku di sini. Nungguin istri dan adik aku belanja."Dulu, adik Yosi yang bernama Citra pernah mau kujadikan cem-ceman, tapi Yosi tak setuju."Tiara gimana?" lanjutnya."Itulah, kesal aku dibuatnya, masak duitku ....""Bukan itu!" potong Yosi. "Maksud aku, udah ada tanda-tanda berisi belu
Malam datang bersamaan dengan gelap yang menghapus terang. Ia kelam tanpa kawan karena bulan pula disembunyikan awan, sedangkan bintang beramai-ramai pergi arisan.Aku duduk melamun, menyesalkan uangku yang kemarin waktu telah terbang melayang. Meskipun sebenarnya uang fee hasil jadi makelar tanah telah masuk, tapi jumlah yang hilang terlalu besar. Harusnya lebih banyak lagi uangku jika tak diambil Tiara."Abang nggak makan?" tanya Tiara."Malas," jawabku asal-asalan."Sekalian diet aja, Bang. Kempesin, tuh, perut yang udah ngebelendung kayak balon .""Hmmm.""Adek tidur duluan ya.""Hmmm.""Kalo lapar, makanan di bawah tudung saji. Adek ada masak ayam goreng strawberry, sambal hati yang tersakiti, telur puyuh asam manis kehidupa
Siang menjelang sore, aku duduk bersama Adit dan Angga di warkop Kak Limah. Dari jauh, terlihat sesosok laki-laki berjalan kemari. Dia adalah Man. Mantan playboy cap kucing yang pernah mengendorse obat kurap merek Godzilla Ngidam."Oooiii!" Man yang baru tiba menyapa aku, Adit, dan Angga.Kami menjawab serentak. "Ooi!""Bantu aku dong," katanya dengan muka sedih yang dibuat-buat--aku sudah hapal dengan kelakuannya"Bantu apaan?" tanyaku.Angga dan Adit bergeser duduk agak menjauh, berpura-pura sibuk menyusun lego. Padahal, mereka malas dengan bau badan Man yang menyengat seperti terasi baru dijemur."Bini aku minta dicarikan mangga muda," jawabnya kemudian."Lha, di pasar kan banyak. Ada yang mentah, ada juga yang masak.""Tau. Tapi, b
Sesuai keinginan Tiara, hari ini aku mengajaknya jalan-jalan. Walau hanya keliling sekitaran Pontianak dulu, honeymoon-nya nanti saja. Tapi, itu sudah membuatnya senang. Dari spion kanan, kupandangi senyum tak lekang dari wajah orientalnya."Ke Korem, yuk, Bang." Tiara yang sedang duduk di jok belakang merayu lagi."Sorean dikit, Dek. Kalo sekarang, belum ramai. Perut Abang juga udah lapar. Balik dulu, ya.""Lho, kenapa balik? Beli mie tiaw aja. Nggak mahal, kok."Aku berpikir sejenak. Sepertinya ide Tiara boleh juga. Lama sudah aku tidak makan mie tiaw goreng. Rindu juga akan sensasi mie putih, jeroan, dan kecap yang bercampur jadi satu. "Oke ... tapi, nanti adek yang bayar.""Adek lupa bawa dompet, Bang."Alasan. Dia pasti sengaja. Cewek kalo jalan kan selalu bawa dompet. Kok bisa-bisanya Tiara tidak bawa.