Share

Sakit Hatiku

Sesampainya di rumah, aku langsung memanggil Tiara. Barang-barang pesanannya kuletakkan ke atas meja.

Tak lama, Tiara berjalan dari arah dapur. Menghampiri, lalu mencubit pipiku yang membulat macam bakpao. "Makasih, Abang. Tapi, ini kenapa basah?" Tiara menunjuk bajuku.

"Oh, tadi kena air pas nyuci muka. Cuaca panas," kilahku.

Tiara langsung kembali ke dapur. Aku menyusul. Hening tercipta karena dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Maka dari itu, aku pun berinisiatif mencairkan suasana.

  

"Hmmm." Tiara menjawab dengan gumaman sesaat setelah kutegur.

Kupeluk dia dari belakang. "Abang boleh kawin lagi nggak?" 

"Apaaa?!" Suaranya yang menggelegar mungkin saja terdengar sampai ke Arktik (Kutub Utara).

"Bergurau, Dek ... kan Adek yang bilang kalo suami-istri itu harus sering
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status