Share

Tolong Aku

Aku tetap memberi kakak-kakak ku uang ini. Namun, mereka hanya mau menerima Lima juta saja. Sedang Bapak dan ibuku malah menolak.

"Man, Rum. Kalian 'kan belum punya motor, itu motor Mas dirumah nganggur satu, kalau kamu mau, bayari saja matic yang baru. Masih kisaran sepuluh bulan lah, tadinya Mas beli buat Keisha, eh sekarang anaknya masuk asrama, nganggur deh itu motor," ucap Mas Bambang kakak pertamaku.

"Berapa, Mas, harganya? Aku pengen sih, beliin Arum motor, tapi ... ini semua uang Arum. Aku nggak kuasa ding," Mas Rahman nyengir.

"Jangan gitu, Mas!" tegurku pada Mas Rahman. "Emang Mas mau ngambil motornya Mas Bambang?" tanyaku memastikan.

"Kamu ini, Man. Kamu sudah berkorban menjadi suami terbaik untuk Arum anakku, sampai kurus kering begitu. Mulai sekarang makan yang banyak, kerjanya jangan ngoyo, beli ladang karet yang banyak," ucap Bapakku.

Mas Rahman mesem ngguyu. "Nggih Pak."

Bapakku mengusap lembut bahu menantu paling ragilnya. Ya, Mas Rahman memang menantu laki-laki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status