Share

Handoyo berulah lagi (ex43)

Kadang aku miris dengan hidupku, aku selalu menguatkan orang lain, padahal kehidupanku sendiri nggak ada yang nguatin, yang ada malah direcikon aja.

"Tio, Bulek boleh tanya?"

"Apa, Bulek?" Dia menoleh.

"Em, apa kamu tau kapan Pak Hari sama ibumu ijab qobul?"

Dia menatapku sejenak lalu menggeleng. Nah, Tio anaknya aja nggak tau Meri dan Pak Hari menikah, ini gimana sih?

"Mereka dekat tuh mulai buka nya lapak karet baru itu, Bulek. Selebihnya aku nggak tau. Tapi Pak Hari sering main kerumah sejak kenal sama ibu. Harga karet kita juga beda sama yang lain, punya ku dan ibu selalu dibayari tinggi," ungkap Tio.

O, o, o ... begitu rupanya. Hmmm, bisa jadi mereka pacaran klik langsung nikah. Tapi ... nikahnya gimana, ya sah apa enggak? Meri 'kan masih istri sah Handoyo. Ah, pusing.

"Ya udahlah, nggak usah dipikirin. Mandi sana, bentar lagi magrib!"

Malam ini, aku suami, dan Tio makan malam bersama lalu Istirahat.

______

Pagi hari aku dibangunkan oleh suara dering telpon seseorang. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status