Share

Air Mata Handoyo

"Mer, kamu itu harusnya terimakasih sama Arum dan Rahman, mereka orang pertama yang nengokin kamu. Yang lain mana ada. Bahkan sodaramu saja nggak mau kesini." tegur Kang Handoyo pada istrinya.

"Halah, itu 'kan memang tugasnya mereka nengokin kita. Ingat ya Mas. Derajat kita lebih tinggi dari keluarga jelata itu!" Lagi Mbak Meri menghinaku.

Rasanya pengen banget meremas mulut itu. Tapi, sabar Arum, sabar! Main cantik aja.

"Sudahlah, Mer. Diam saja kamu!" bentak Kang Handoyo. Mbak Meri langsung diam lalu dia terisak.

"Mas, kita pulang aja, yuk. Percumah disini juga, cuma dihina aja." ajakku pada Mas Rahman.

Kang Handoyo nampak terkejut saat aku mengajak suami untuk pulang.

"Rum, tolong jangan pulang! Siapa yang menemaniku disini? Jangan dengerin omongan Meri!" Kang Handoyo memelas.

Sengaja kupasang muka masam kepada Kang Handoyo, biar saja. Tetiba hape baruku berdering. Langsung saja kulihat. Ternyata sebuah pesan dari Mbak Rini.

"Rum, hapemu baru?" tanya Kang Handoyo.

"Arum di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status