Share

Istri yang Tak Diinginkan
Istri yang Tak Diinginkan
Penulis: Rosa Uchiyamana

1. Malam Pertama

Feli beranjak dari tepian ranjang saat seorang pria berkemeja putih memasuki kamar mewah nan luas ini. Bibir Feli mengulas senyuman lebar. Menyambut pria itu yang sudah berganti status menjadi suaminya sejak siang tadi.

Dia Archer Space Ivander. Pria tampan berwajah campuran Indonesia-Rusia. Tingginya yang hampir mencapai 190 cm membuat siapapun yang ada di dekatnya seketika menciut. Archer disukai banyak orang karena sifatnya yang baik dan hangat.

Hal itu jugalah yang membuat rasa cinta di hati Feli untuk pria ini mengakar kuat di hatinya sejak beberapa tahun yang lalu.

“Archer, aku udah nyiapin air hangat buat kamu. Mau mandi sekarang?” tawar Feli.

Ia mendekati suaminya. Mengulurkan kedua tangan, berinisiatif untuk melepas kancing kemeja Archer. Feli ingin menjadi istri yang baik untuk suaminya ini.

Namun, saat jemari Feli baru membuka kancing teratas kemeja putih itu, tangannya tiba-tiba ditahan oleh Archer.

“Kamu pikir, aku menikahi kamu karena mencintaimu?”

Feli tersentak. Tatapan Archer mendadak berubah tajam dengan suaranya yang dingin. Tak ada lagi suara lembut dan tatapan hangat yang semula Archer tunjukkan padanya.

“Archer… apa maksud kamu? Bukannya sebelum kita menikah, kamu selalu bilang kalau kamu mencintai aku?”

“Lalu kamu percaya begitu saja?” Archer tersenyum samar, senyuman yang tampak sinis dan menakutkan. Ia maju perlahan, yang membuat Feli mundur secara spontan. “Naif sekali kamu, Feli. Seharusnya kamu nggak mempercayaiku sejak awal.”

Feli mendadak linglung. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat, mencoba menghalau rasa pusing yang tiba-tiba menderanya. Ada apa ini? Kenapa Archer berubah dalam sekejap?

“Jadi semuanya palsu?” gumam Feli, “sikap manis yang kamu perlihatkan sebelum menikah sampai pesta pernikahan kita siang tadi, semuanya hanya sandiwara?”

“Ya.” Archer berhenti tepat di hadapan Feli yang sudah terpenjara di dinding. Kedua tangannya tersembunyi di kantong celana.

“Aku bukan orang yang mudah melupakan kesalahan di masa lalu, Feli. Kekasihku cacat karena kamu. Apa menurutmu, aku mau mencintai orang yang sudah menghancurkan masa depan wanita yang kucintai?”

Feli membeku. Sudut hatinya terasa nyeri begitu mendengar Archer masih menyalahkannya atas kejadian tiga tahun lalu. Rupanya dendam itu masih ada. Archer masih membencinya. Feli merasa bodoh karena mudah terbuai dengan sikap dan ucapan manis Archer selama satu bulan terakhir ini.

“Lalu kenapa kamu mau menerima perjodohan ini, Archer? Kenapa kamu nggak nolak sejak awal?”

“Karena aku ingin memberi kamu pelajaran!”

“Pelajaran?” Feli tersenyum perih. “Maksudmu, kamu ingin balas dendam sama aku? Begitu?”

“Ya.” Archer menarik dagu Feli agar mendongak ke arahnya. “Kamu sudah menghancurkan masa depan Belvina, Feli. Kedua tangannya cacat dan ginjalnya rusak akibat ulahmu. Tiga tahun yang lalu kamu malah kabur seperti seorang pengecut, tanpa bertanggungjawab sedikit pun atas kesalahan yang kamu lakukan,” ujar Archer dengan suara dingin.

Feli terdiam. Tangannya terkepal di sisi tubuh sembari meremas kain pakaiannya. Ia tak bisa mengelak. Archer benar, memang dirinyalah yang menyebabkan Belvina cacat permanen. Perasaan bersalah itu masih menggelayuti hati Feli. Setiap saat dan setiap waktu selama tiga tahun ini.

Bahkan Feli merasa malu saat berhadapan dengan Archer seperti sekarang. Sejak kejadian tiga tahun yang lalu Archer sangat membencinya. Dan bodohnya Feli, ia percaya begitu saja terhadap sikap manis yang Archer tunjukkan di depan kedua orang tuanya saat perjodohan mereka yang dimulai sejak satu bulan lalu.

Tiga tahun yang lalu, Feli melakukan kesalahan yang membuat Archer marah dan berbalik membencinya. Feli tanpa sengaja menabrak Belvina—kekasih Archer. Akibat kecelakaan itu kedua tangan Belvina mengalami cacat permanen dan satu ginjalnya rusak. Belvina memiliki cita-cita ingin menjadi violinist terkenal. Namun, karena tangannya cacat, ia bahkan tak bisa memainkan biola lagi. Seumur hidupnya.

Feli sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Itu kecelakaan yang tidak dia inginkan dan tidak disengaja. Feli tidak mengerti kenapa Archer bisa semarah dan sebenci itu kepadanya. Padahal dulu mereka berteman baik.

“Makanya sekarang aku datang padamu, Feli. Aku nggak suka melihat kamu berkeliaran bebas, melakukan aktifitas sesuka hati dan menjalani karirmu sebagai seorang designer yang sukses.”

Rahang Archer berkedut. Raut wajahnya tampak mengeras.

“Sedangkan Belvina? Hari-harinya dia habiskan dengan meratapi nasibnya, tangannya cacat dan dia kehilangan cita-citanya jadi violinist. Aku rasa, kamu cukup pintar untuk menyadari siapa yang bersalah dalam hal itu.”

Mata Feli terpejam ketika Archer tak berhenti menyalahkannya. Pria itu seakan tidak pernah puas memojokkan Feli. Seolah-olah Feli adalah penjahat dan manusia hina yang paling berdosa di muka bumi.

“Jadi apa maumu sekarang?” Tenggorokan Feli tercekat. Ia memberanikan diri membalas tatapan Archer yang tengah menatapnya dengan penuh kebencian. “Apa aku harus memotong kedua tanganku juga, Archer? Begitu maumu?”

“Anak manja dan pengecut seperti kamu nggak akan sanggup melakukannya.”

“Kalau memang dengan memotong tanganku bisa membuatmu puas. Lakukanlah. Aku bukan anak manja dan pengecut seperti yang kamu kira.”

Archer mendengkus pelan. Ia menarik tangan Feli dan membawanya ke dekat ranjang. Tubuh Feli terhempas ke atas kasur. Feli mundur saat Archer mendekat dengan tatapan paling dingin yang pernah Feli dapatkan dari pria yang dulunya hangat dan humble itu.

Archer benar-benar berubah. Feli tak mengenali sosok di hadapannya ini. Selain wajahnya yang semakin tampan dan maskulin, sifat Archer benar-benar berbeda. Dan Feli tahu, kesalahan yang ia perbuatlah yang menyebabkan Archer berubah jadi sosok yang tak berperasaan.

“Bukan tanganmu yang akan aku ambil darimu. Tapi kebahagiaan kamu.” Archer melepaskan dasinya. “Mulai hari ini status kamu sudah jadi istriku, Feli. Kebebasan kamu ada di tanganku. Aku yang akan mengendalikan kebahagiaanmu. Selama Belvina nggak bahagia, kamu pun nggak boleh bahagia.”

Feli tercenung. Ia tahu dirinya salah. Bahkan rasa bersalah itu semakin menggerogoti hatinya. Tetapi apakah harus ia diperlakukan seperti ini oleh Archer?

“Apa yang kamu lakukan? Menjauh dariku, Archer!” Feli beringsut mundur ketika Archer naik ke atas ranjang dengan bertelanjang dada.

“Apa yang akan aku lakukan?” ulang Archer, satu sudut bibirnya berkedut. Ia menarik kedua kaki Feli agar mendekatinya. “Tentu saja memberi orang tuaku cucu yang manis dan lucu dari menantu kesayangannya ini. Aku nggak mau mengecewakan mereka," ucap Archer, penuh intimidasi. Kata-katanya yang manis berbanding terbalik dengan ekspresinya yang kelam.

Feli menggeleng tak setuju. “Kamu memang suami aku, tapi aku nggak mau melakukannya dengan pria yang membenciku.”

“Sayangnya, kamu nggak bisa menolak.”

Feli berusaha menghindari Archer. Tangannya gemetar. Sorot mata pria itu masih sama tajamnya dengan tiga tahun lalu, saat Belvina terkapar bersimbah darah di tengah jalan. Lalu Archer menudingkan telunjuk ke arah Feli. Menyalahkan Feli atas semua yang terjadi kepada Belvina hari itu. Pertemanan Feli dan Archer hancur lebur. Yang tersisa hanyalah kebencian.

“Archer, aku mohon….” Feli berusaha memberontak ketika Archer memenjarakannya di atas kasur. Kedua tangan Feli terkunci di atas kepala oleh satu tangan Archer. “Biarkan aku menebus kesalahanku dengan cara lain.”

“Kamu terlambat, Feli.” Satu tangan Archer yang terbebas melepas paksa pakaian istrinya. “Kalau ingin bertanggungjawab, seharusnya kamu lakukan dari dulu. Bukannya malah lari seperti seorang pengecut!”

***

Komen (23)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
baca ulang lagi nih kangen sama Archer Feli
goodnovel comment avatar
Safrial Rimansyah
ok, bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Zee
Membingungkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status