Share

BAB 2 : Helikopter di Lapangan Sekolah

Tidak terasa, pernikahan Danila dan Hugo tinggal hitungan hari. Dan pagi ini, sudah berubah hari menjadi senin. Danila berangkat sekolah seperti biasanya. Datang bersama dengan sopir pribadinya. Latar belakang keluarga Danila termasuk kaya dan cukup. Walau begitu, Hugo tetap yang paling kaya.

Ya, Hugo sudah menjadi orang yang di kenal oleh kalangan masyarakat di negara ini. Seorang pebisnis sekaligus konglomerat nomor satu. Belum ada yang menandingi kekayaan miliknya di Negara ini. Bahkan nama nya juga di kenal luas oleh negara-negara Eropa karena Waseda Group miliknya yang sudah mendunia.

Di lapangan Internasional School Bakti, semua murid disana tengah melakukan kegiatan upacara. Danila berdiri di barisan paling belakang, sebab postur tinggi badannya yang tinggi 168 cm. Pandangannya terus melihat ke arah jam tangan yang dia kenakan pada lengan kiri nya. Berharap, kegiatan upacara ini berakhir lebih cepat.

Namun....

"Hei semuanya, kalian lihat ke atas sana! Helikopter itu datang kesini. Apa kepala sekolah kita sedang mengundang orang petinggi?"

"Memangnya ada acara apa? Kenapa tidak ada pemberitahuan lebih dulu di group kelas? Kok aku tidak tahu, ya?"

Semua murid di sekolah Danila melihat ke arah helikopter itu. Yang saat ini sudah mendapatkan tepat di tengah-tengah mereka semua. Kepala sekolah, bahkan para guru dan staf lainnya mendekati ke arah sana. Upacara kali ini selesai lebih cepat sebab kedatangan kendaraan bersiap itu.

Orang yang ada di dalam helikopter itu keluar. Sekitar ada tiga orang. Yang dua orang memakai jas berwarna abu-abu dan biru dongker, dan satunya lagi hanya memakai baju biasa. Mereka bertiga berjalan ke tengah lapangan. Diikuti oleh para guru dan kepala sekolah yang ikut menyambut kedatangan nya ke sekolah ini.

"Kyaaaa! Ganteng banget!"

"Sumpah, ini kayak yang ada di drama Korea. Mereka benar-benar nyata!"

"Itu yang memakai baju biru dongker, bukannya orang konglomerat di negara ini, ya? Nama dan wajahnya sering muncul di berita serta televisi."

Semua orang mulai bergosip dengan tamu kehormatan yang mendatangi sekolah Danila ini menggunakan helikopter tadi. Hanya Danila sendiri yang acuh dan tak peduli. Dia bahkan berdiri di barisan paling belakang. Jadi tidak akan bisa melihat kondisi di depan sana seperti apa.

Namun....

"Danila Maheswari! Yang namanya Danila Maheswari kelas 12 IPA A di harapkan maju ke tengah lapangan sekarang!"

Panggilan suara untuk Danila terdengar dari speaker sekolah. Semua murid lantas langsung menengok ke belakang. Tepat ke arah wajah Danila sekarang. Gadis itu sontak tampak kebingungan.

"Hah? Saya?" tanya Danila seraya menunjuk wajahnya. Semua murid memberikan jalan untuknya.

Danila berjalan gontai menuju ke arah tengah lapangan itu. Semua pasang mata melihat ke arahnya. Gadis cantik berambut panjang berwarna cokelat kehitaman. Yang memakai seragam sekolah SMA rok pendek selutut, sedang berjalan mendekati tamu kehormatan itu.

Betapa gugupnya Danila sekarang. Tidak tahu se-gugup apa dirinya. Peluh keringat sudah bercucuran sedikit di keningnya. Sesekali ia menyekanya menggunakan baju SMA yang dia kenakan.

"Kamu, Danila?" tanya kepala sekolah kepadanya. Spontan Danila mengangguk pelan. Ia masih bingung, sebenarnya ada apa mereka semua memanggilnya ke depan?

"Kenapa kau tidak bilang, Nak? Kau dan tuan Hugo berhubungan baik. Lihat, dia datang jauh-jauh kesini hanya untuk menjemputmu," tutur kepala sekolah itu pada Danila seraya menatap ke arah pria berjas biru yang ternyata adalah Hugo.

Ya, Hugo Bimantara. Calon pengantin pria Danila.

Danila terperanjat tak percaya. Kedua matanya melotot lebar menatap Hugo. Dia terkejut bukan main, saat melihat wajah tampan Hugo. Ya, ini adalah pertama kalinya bagi Danila melihat Hugo dari jarak dekat seperti sekarang.

"J-jadi ini? Orang yang di maksud Papa untuk jadi Suamiku nanti? Aku bahkan sejak kecil tidak pernah tahu wajahnya. Tapi sekarang, orangnya ada di depan mataku. Kyaaaa! Kenapa lebih tampan dari aktor Korea itu, ya? Bagas juga kalah ini sih," gumam Danila dalam hati berteriak heboh.

"A-aku ... tidak tahu," tutur Danila gugup membalas ucapan kepala sekolah.

Tiba-tiba Hugo berjalan sedikit mendekati Danila. Dia sepertinya mengambil sesuatu benda dari dalam kantong saku jas nya. Entah apa yang di ambil, intinya membuat semua orang penasaran.

"Lap keringat mu menggunakan tissue! Jangan gunakan baju yang kau kenakan, itu akan membuatnya jadi kotor." Tiba-tiba Hugo memberikan sebuah tissue pada Danila, seraya mengatakan itu padanya.

Tapi Danila tidak bergerak sedikit pun. Gadis itu bahkan masih melongo tanpa mengedipkan kedua matanya. Mungkinkah Danila terpesona akan ketampanan Hugo? Atau pula bingung, dengan sikap pria yang akan jadi suaminya ini tiba-tiba jadi perhatian padanya.

"Kau melamun, ya?" ujarnya lagi pada Danila. Gadis itu menggeleng pelan, dan....

SET!

Hugo menyeka keringat yang ada di kening Danila menggunakan tissue yang dia berikan tadi. Semua murid di sekolah itu sontak berteriak heboh. Melihat adegan mesra yang di tampilkan oleh Hugo pada Danila di depan mata mereka. Para guru dan staf serta kepala sekolah terlihat senyum-senyum memperhatikan keduanya.

Danila langsung tersadar akan sentuhan yang di berikan Hugo padanya. Kedua matanya semakin melotot lebar. Mulutnya menganga dengan lubang hidung yang tampak kembang kempis.

"Sudah cukup melototnya. Kau tidak lelah dengan matamu itu?" ujar Hugo berkata padanya.

"Eh, a-aku ...," ucap Danila menggantung.

"Apakah kau akan terus membiarkan aku berdiri di tengah lapang begini? Disini sangat panas, aku butuh tempat dan udara yang sejuk. Bisakah kau menemaniku pergi dari sini?" sambung Hugo lagi. Danila spontan mengangguk cepat.

"B-baik! A-aku akan mengajakmu berkeliling ke sekolah ini," jawab Danila semangat.

"Tidak. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku hanya dengan berkeliling tidak jelas di sekolah ini."

Apa?! Tadi dia bilang ingin pergi dari lapangan ini. Dasar tuan Hugo yang banyak mau!

"L-lalu kita kemana?" ragu-ragu Danila mengajukan pilihan.

Aneh, Danila seperti robot yang menurut saja pada pria itu. Padahal, dia sudah merencanakan sesuatu saat akan bertemu dengannya. Tapi kini, melihat orangnya ada di depan mata, seketika nyali Danila menciut. Seperti seekor siput yang bersembunyi dibalik cangkang kerasnya.

"Aku haus, dan butuh minum," ucap Hugo.

Danila tahu harus kemana mereka pergi sekarang. Otaknya langsung mengarah pada kantin sekolah ini.

"Bagaimana kalau kita ke kantin? Di sana tempatnya sejuk, juga ada banyak makanan dan minuman," ajak Danila.

"Hem, baiklah." Hugo membalas dengan dua kata, tapi sikapnya sudah membuat Danila pusing.

Dan orang-orang di sekitarnya yang ikut pusing karena lama menunggu percakapan mereka. Tapi orang bawaan dari Hugo terlihat membagi-bagikan sesuatu pada semua orang disini. Termasuk untuk para guru dan kepala sekolah.

Sogokan dari Hugo untuk warga sekolah ini karena sudah membuat heboh dengan helikopter miliknya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yani Yans
ceritanya terlalu lebayy lah... masa sampe datang pake heli .........
goodnovel comment avatar
Ericka Ghaniya
Hugo keren ga tuh ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status