Share

2. Apa itu perjodohan pemirsa?

Hari ini Leo tidak akan pergi ke kantor. Ia memilih beristirahat sebelum sorenya pergi bersama orang tuanya untuk bertemu dengan teman lama kakeknya. Pikirannya kini dibagi menjadi dua, bukan soal bisnis, melainkan soal perjodohan dan wanita yang menabraknya semalam. Dompet pink yang ia temukan juga masih tersimpan baik di kamarnya.

Memikirkan bisnisnya yang sudah banyak cabang, lebih lelah memikirkan soal perjodohan bagi Leo sendiri. Bagaimana nantinya ketika dirinya yang biasanya sendiri, tiba-tiba ada seorang istri di dalam rumahnya. Apakah istrinya cantik? Apakah istrinya bisa menerimanya apa adanya bukan karena hartanya. Terlalu banyak berpikir, dan ia tak ingin rambutnya tiba-tiba memutih Leo beranjak dari kursi.

Leo berencana untuk pergi jalan-jalan menyusuri daerah di sekitar apartemannya untuk menyegarkan pikirannya. Dengan setelan hodie dan training olahraga, Leo mengayuh sepedah gunungnya. Bersepeda salah satu obat setress untuk dirinya.

"Bocah sekolah sekarang main pacar-pacaran aja." dumel Leo ketika melihat anak sekolahan yang berboncengan naik motor. "Padahal sebenarnya iri sih lihat mereka." batin Leo.

Leo terus mengayuh sepedanya meninggalkan sejoli yang di mabuk kasmaran. Hingga sampai ia merasa lelah, ia berhenti di minimarket untuk membeli air mineral untuk menghilang rasa hausnya. Saat sampai di depan kasir, Leo berada di belakang sepasang cowok cewek yang juga membayar barang belanjaan mereka.

"Ada tambahan lagi mbak?" Tanya Kasir ke arah cewek itu.

"Mbak ada kon***?" Tanya laki-laki yang tubuhnya hampir sama dengan Leo.

Leo mendelik mendengar ucapan laki-laki tersebut. What the hell, buat apa benda ajaib itu untuk mereka. Kalau pasutri kenapa harus pakai benda ajaib itu. Kan lebih enak cetak gol masuk ke gawang langsung, pikir Leo.

"Hus mulutnya. Jangan aneh-aneh ya." Sang cewek memukul lengan cowoknya "Dah mbak di total. Otak dia konslet karena belum makan."

Leo hanya bisa menghela nafas melihat cowok cewek yang di depannya.Pagi ini ia sudah bertemu sejoli yang Leo anggap ajaib. Jomblo tampan hanya bisa diam dan meringis iri.

"Tambah apalagi mas?" Tanya kasir.

Leo diam sejenak, ia melihat jajaran coklat di sampingnya dan mengambil satu "Tambah ini mbak." Ia sodorkan coklat itu ke kasir.

"Totalnya 35 mas."

Leo mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu untuk dibayar "Mbak ini uangnya kembalianya nggak usah. Dan ini coklatnya buat mbak. Semangat kerja mbak." Leo langsung meninggalkan mbak-mbak kasir tersebut.

Ia tidak ingin berlama-lama di dalam minimarket takutnya mbak kasir salting karena dirinya.

"Itu tadi masnya bikin ngefly Ya Allah. Halalin adek mas."Kata sang kasir yang kelewat baper. Gimana gak baper. Dikasih coklat sama cowok ganteng seganteng Leonardo gaes.

Hampir setengah hari Leo memanjakan diri, ia mendapat kabar dari papanya untuk segera pergi ke suatu tempat untuk menemui teman kakeknya. Sesuai pesan papanya, Leo diminta untuk berpakaian yang sopan dan tampan. Padahal, mau Leo model gimanapun. Kharismanya yang sebelas dua belas dengan Lee Min Hoo, selagi ganteng akan tetap ganteng.

Pukul 4 sore, Leo langsung bergegas menuju ke alamat yang diberikan oleh papanya. Ia mengenakan kemeja Navy dengan celana celana kain hitam yang membuat ketampanan Leo begitu terpancar. Sneakers putih dan jam tangan hitam menjadi pelengkap style seorang Leonardo sore ini.

"Anjayy ganteng banget." Puji Leo pada dirinya sendiri.

Mobil civic berwarna putih melaju kencang membelah jalanan. Ia tidak mau membuat kecewa orang-orang yang akan ia temui sebentar lagi. Butuh waktu satu jam, mobil yang ia pakai sampai di depan salah satu restoran mewah yang terletak di Jakarta Selatan. Ia segera masuk dan mendapat kabar tamu yang akan ditemuinya sudah datang.

Ketika sampai di tempat, ia melihat papanya melambaikan tangan. Leo segera melangkahkan kakinya untuk segera menuju meja tempat papanya berada. Disitu ada beberapa orang yang tidak asing di mata Leo. Salah satunya wanita yang menabraknya malam hari itu.

"Sini Leo. Masih ingat sama Opah Joni sama Omah Yuni ngga? Sahabat almarhum kakek." Ucap papa Leo.

Leo tersenyum tipis lalu menjabat orang tua yang ada di depannya. Ia ingat betul siapa kedua orang tua paruh baya yang ada di depannya ini. Akan tetapi wanita cantik di samping mereka, membuat Leo lebih penasaran. Siapakah dia sebenarnya.

"Hais matanya langsung gak bisa kedip gitu." ucap mama Leo. Leo langsung membenarkan posisi duduknya dan fokus ke arah orang tuanya.

"Leo sudah sangat dewasa ya Al, dulu waktu kecil pas pergi sama Erick. Dia paling suka gangguin Elena. Kamu masih ingat kan El, kalau Bang Leo suka gangguin kamu?" Tanya Joni ke arah gadis yang sedari tadi mengalihkan dunia Leo.

"Iya opah." Jawab wanita cantik ayu itu.

"Ka-kamu Elena?" Tanya Leo memastikan. Wanita yang ditatap Leo dengan serius menganggukkan kepalanya. I

Iya dia wanita yang sudah ia kenal dari dulu. Benar, dia Elena Koesorodiningrat. Wanita yang tak sengaja menabraknya, kini tumbuh jadi gadis cantik yang dewasa. Entah setelah berapa tahun lamanya, mereka berpisah. Takdir mempertemukan mereka kembali.

"Sepertinya Leo kaget lihat pertumbuhan Elena ya." Ucap Yuni oma Elena.

"Iya bu. Udah terlihat dari baru dia datang tadi." Papa Leo hanya terkekeh melihat wajah putranya yang salah tingkah.

"Leo, Elena dengerin opah. Opah gak mau bertele-tele ya. Mungkin ini akan terdengar membebankan kalian. Tapi opah harus sampaikan ini. Dulu sewaktu masih muda, aku sama Erick pernah berbuat janji bersama. Kalau nanti kita punya cucu cowok cewek kita akan menjodohkan cucu kita. Karena Erick punya kamu sebagai cucu cowok, dan opah punya Elena gadis manis kesayangan opah. Jadi opah ingin menjodohkan kalian, apalagi kalian juga sudah saling kenal sejak kecil. Jadi opah harap kalian nerima ini ya."

Mak dek... Mak Pyar.. Leo membulatkan matanya mendengarkan ucapan Opah Joni yang langsung to the point. Perjodohan oh perjodohan, apakah Leo memang harus menerimanya. Apa sebegitu lamanya ia sendiri. Sampai ia harus dihadapkan dengan takdir perjodohan yang dibuat kakeknya.

"Perjodohan? Opah, opah gak main-main kan?" Tanya Leo tak percaya.

"Enggak Leo. Opah percaya sama kamu. Umur kamu juga sudah matang. Elena udah tinggal sendiri. Ayah bundanya sudah tiada, jadi opah ingin kamu menjaganya. Opah sama oma jaga Elena dari jauh. Dan umur juga nggak ada yang tau Leo. Opah juga ingin menimang cicit." Jelas Opah Joni.

Leo memijat pelipisnya. Apa itu perjodohan pemirsa? Leo memutar otaknya keras. Elena bukan tidak cantik, bahkan ia sangat cantik di mata Leo. Untuk saat ini, Leo merasa canggung untuk bertemu bahkan berbicara bersama Elena.

"Pa, ma, opah, oma Leo izin ajak Elena ngobrol berdua dulu. Ayo ikut mas!"

Leo mengajak Elena untuk pergi meninggalkan keluarga mereka. Ia tidak mau untuk buru-buru dalam menyetujui perjodohan yang mereka minta.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status