Share

Istri Cadangan
Istri Cadangan
Author: indie lovers

Menikah lah denganku

“Mau kah kamu menikah denganku Amanda?” Tanya Dareen dengan penuh pengharapan. Berharap kalau Amanda mau menikah dengannya.

“Kalau lo menerima gue jadi suami lo, hutang keluarga lo ke gue lunas tanpa bunga,” cecarnya agar Amanda luluh dengan kata manisnya.

Dareen Agustav pria yang sudah memiliki istri dan istrinya adalah seorang artis terkenal. Dareen sudah lima tahun menikah dengan istrinya, tapi belum juga di karuniai buah hati. Dareen sangat mencintai istrinya namun orang tuanya terus saja bertanya kapan mereka akan memberikan cucu untuk mereka.

Terlintas dalam lamunannya kalau mereka akan segera di karuniai buah hati dan keluarga mereka akan bahagia selamanya hingga maut memisahkan.

“Maaf anda siapa? Gue enggak kenal dengan anda,” lirih Amanda.

“Masa’ pria setampan gue, lo enggak tau? Apa lo enggak tau kalau keluarga lo itu punya hutang ke keluarga gue?”

Amanda yang pada awalnya bersikap dingin seolah kalau Dareen bukanlah pria tampan satu-satunya di dunia ini. Begitu Dareen mengatakan kalau orang tuanya memiliki hutang yang dalam jumlah banyak, tentu saja orang tuanya enggak mampu untuk membayarnya. Uang dari mana untuk melunasi hutang keluarganya.

“Kenapa diam?” tanya Dareen dengan nada songongnya

“Bisa lo bayar sekarang semua hutang orang tua lo,” pekik Dareen

Amanda hanya bisa diam, tanpa membalas perkataan Dareen. Amanda hanya menggigiti kukunya. Ia takut kalau saja Dareen akan berlaku kasar terhadapnya karena dirinya maupun orang tuanya enggak mampu membayar semua hutang mereka pada keluarga Dareen.

“Tu..tuan tolong jangan sakiti putri kami. Dia enggak tau menau mengenai hutang yang kami pinjam kepada keluarga Tuan. Kami, janji akan membayar hutangnya hingga lunas. Tapi berikan kami tempo waktu untuk membayarnya.”

“..Ck”

“Pak Darmono, gue udah bosan dengar semua janji kalian. Dari kemarin hanya mendengar kami akan membayar hutangnya. Tapi apa? hanya janji palsu.” Sambil bersidekapkan kedua tangan ke arah dada.

Tuan Dareen, kami janji akan membayarnya. Tapi saya mohon jangan ganggu putri kami. Putri kami sangat ketakutan dengan ancaman Tuan seperti itu.

Kenapa mesti takut? Memang sebentar lagi putri kalian akan menikah dengan gue. Apa kalian enggak mengingatnya janji kalian pada orang tua gue?

“Janji apa Tuan? kami enggak pernah berjanji apa pun pada Tuan juga keluarganya Tuan.”

Pak Darmono lupa dan enggak membaca sebuah surat perjanjian hutang piutang apabila Pak Darmono enggak bisa membayar hutangnya yang selama ini di pinjam maka putri kesayangannya akan membayarnya dengan menikah dengan putra semata wayang mereka.

“..Benarkah?”

“Bagaimana ini, Pak? Kenapa Bapak enggak membaca surat perjanjian itu? Kalau begini Amanda jadi taruhannya, Pak.”

Brruuukkkk

Seketika tubuh ibu Amanda limbung dan jatuh ke lantai yang masih beralaskan tanah itu. Amanda dengan sigap membopong tubuh renta sang ibu. “Bu, bangun. Jangan tinggalin Amanda.” Sambil memukul pipi sang ibu dan berharap sang ibu akan terbangun.

“Bagaimana ini, Pak?” sambil melihat ke arah sang Bapak

“Begitu saja sudah jatuh pingsan. Bagaimana bayar sekarang hutang kalian?”

“Hei, pria sombong dan enggak punya hati! Apa lo enggak melihat kalau ibu gue sedang terkulai lemah dan enggak berdaya saat ini. Kejam! Lo emang enggak punya hati.” Sambil menatap nanar ke arah Dareen

“Jangan lama-lama memandangi ke arah gue. Nanti lo akan jatuh cinta sama gue!”

“Najis..”

“Untuk apa jatuh cinta kepada pria sombong dan juga enggak punya hati seperti lo.” Amanda masih saja menyanggupi dan membalas setiap perkataan yang keluar dari mulutnya Dareen.

“Hei Amanda karena orang tua lo punya hutang dengan keluarga gue makanya gue mau bergegas ke sini. Kalau enggak mending gue rebahan di istana gue yang megah, enggak seperti gubuk reot rumah lo ini.”

“Walau pun rumah ini reot seperti kata lo. Tapi gue bahagia tinggal di sini! Enggak seperti lo yang enggak pernah bahagia dengan kehidupan lo. Gue tau kalau lo sebenarnya ke sini hanya untuk mencari kebahagiaan yang selama ini lo cari, bukan?”

Kata-kata Amanda sontak membuat Dareen menahan marahnya yang sedari tadi ia tahan. “Apa maksud lo, Amanda?”

“Hei pria angkuh kenapa anda tau nama saya? Sedari tadi saya berfikir untuk menanyakan hal ini pada anda, Tuan Dareen yang terhormat. Karena sejatinya anda adalah pria yang suka di hormati. Dasar pria gila hormat,” ejek Amanda.

Rasanya amarah Dareen sudah sampai pada ubun-ubun yang mendalam dan saatnya hawa amarah itu akan segera keluar. Dareen sudah mengepalkan tangannya dan bersiap akan ia layangkan pada Amanda.

Kemudian ia tersadar dari rasa marahnya terhadap Amanda. Bagaimana pun ia yakin kalau mau enggak mau Amanda akan menerima permintaannya untuk menikah dengannya.

Sabar Dareen..Amanda adalah wanita kemarin sore yang sebentar lagi akan menikah dengan lo. Setelah lo menikah dengannya baru lo akan bisa berbuat sesuka hati padanya.

Dareen mencoba memberikan sebuah senyuman termanis untuk Amanda. Agar Amanda luluh dan menerima permintaan menikah dengannya.

“Lo pikir dengan lo senyum begitu, gue akan luluh? Enggak akan! Gue akan tetap dengan pendirian gue kalau gue enggak akan menikah dengan lo. Dasar pria angkuh dan enggak memiliki akhlak.”

Bagaimana caranya agar wanita keras kepala sepertinya mau menikah dengan gue. Bagaimana pun juga usia gue udah enggak muda lagi dan gue pengen ada yang akan melanjutkan perusahaan yang sudah lama gue rintis dengan susah payah.

Gue masih dengan khayalan dan cara untuk menaklukan wanita batu ini. Gue akan kembali ke sini dan mengatur strategy jitu untuk menaklukannya.

“Gue harap lo pulang deh! Soalnya gue males lihat tampang lo di sini. Dan karena lo ibu gue pingsan seperti ini. Coba lo pikir deh mana ada wanita yang mau menikah secara mendadak. Kenal juga enggak main ngelamar anak orang aja. Mikir donk! Punya otak kan?”

Kalau bukan gue butuh dirinya. Ogah gue datang ke sini! Pakai acara ngelamar mendadak dan maksa lagi. Apa mungkin dia wanita yang enggak suka di paksa?

Gue coba berpikir lagi untuk mencari cara agar Amanda mau menjadi istrinya.

“Pak Darmono, kalau begitu saya pulang dulu. Tapi besok gue akan kembali untuk menagih hutang kalian yang belum bisa kalian bayar kepada gue. Kalau besok uang tersebut belum juga ada maka kalian harus merelakan Amanda menikah dengan gue bagaimana pun  caranya Amanda harus mau.”

“Eh, pria sombong! Kalau ngomong itu di pikir berulang kali donk. Jangan asal jeplak aja! Lo pikir gue mau nikah dengan lo pria sombong enggak ada akhlak?”

Gue akan pastikan lo enggak akan bisa menolak nikah dengan gue, dan itu pasti. Selamat Siang! Ucap Dareen dengan melambaikan tangan dan menghilang tanpa jejak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status