Share

Atas Nama Cinta

Dengan perasaan penuh keterpaksaan, akhirnya Amanda mengalah demi orang tuanya. Bagaimana pun orang tuanya adalah orang yang paling sangat ia sayangi dan cintai selama hidupnya. Amanda banyak berhutang budi hingga ia enggak mampu untuk membalasnya satu persatu. Dan ini lah wujud cinta dan sayang Amanda kepada orang tuanya, walau itu hanya sebuah keterpaksaan menikah dengan pria yang mengatakan atas nama cinta untuk menikahinya. Padahal hanya sebuah bualan untuk menyelamatkan kehidupan rumah tangganya dengan sang istri, yaitu Anjani.

Amanda, yang masih di rias di kamarnya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Dirinya terlihat sangat cantik, karena sejatinya Amanda memang lebih sangat cantik walau tanpa polesan make up.

Lo cantik, Manda! Tapi lo enggak pernah mengakuinya, kalau lo sangat cantik. Hingga gue enggak bisa berpaling dari kecantikan lo, batin Dareen.

“Bagaimana semuanya sudah selesai? Ayo donk, Manda berikan senyuman termanis lo. Ini kan adalah hari bahagia untuk kita berdua,” lirih Dareen.

Dareen, yang baru saja tiba di ruangan kamar yang memberikan riasan terhadap mempelai wanita. Agar mempelai wanita terlihat sangat cantik di hari yang sangat di nantikan bagi sebagian orang yang saling mencintai. Tapi ini berbeda, mereka menikah karena sebuah problema hutang karena enggak mampu membayarnya.

“..Cih”

”Jangan pernah bermimpi kalau gue akan bahagia saat bersama dengan lo, apalagi menikah dengan lo? Ini adalah sebuah keterpaksaan, agar lo enggak ganggu keluarga gue. Dan setelah ini gue minta sama lo untuk mengikhlaskan semua hutang keluarga gue ke lo dan juga keluarga lo,” ungkap Amanda dengan penuh emosional.

“Gue sangat benci sama lo, Dareen Agustav, dengan tatapan sengit ke arah Dareen. Jangan harap, gue akan baik sama lo dan sampai kapan pun, gue enggak akan melupakan semua kejadian ini. Gue anggap setelah memiliki anak, gue akan pergi dari kehidupan lo dan juga keluarga lo.”

Ha..Ha..Ha

“Lo itu kenapa sih? Ayo lah jangan pernah berpikiran buruk ke gue. Setelah ini gue janji, cinta gue akan selalu ada juga untuk lo. Meski sebenarnya, gue juga cinta sama istri gue dan itu enggak bisa gue pungkiri.”

”Lo itu pria serakah, yang mau dua wanita sekaligus. Lo pikir kami ini apa?barang yang setelah habis gunanya akan lo buang begitu aja?”sarkas Amanda.

”Ya enggak gitu juga, Manda. Bagaimana pun juga kalian adalah wanita istimewa yang mengisi relung kalbu gue. Kalian berdua adalah nyawa hidup gue, tanpa kalian gue bukan lah apa-apa?”

”Please, jangan pernah ngegombal karena gombalan lo enggak akan mampu mengurangi rasa sakit hati gue terhadap lo. Dengar itu, Dareen Agustav yang terhormat,” sambil menunjuk ke arah wajahnya Dareen.

Mempelai pria di minta untuk berada di tempat di mana mereka akan mengucap sebuah janji ijab qabul di hadapan Tuhan.

“Mempelai pria sepertinya sudah di panggil untuk proses ijab qabulnya,” jawab seorang salah satu perias mempelai wanita.

“Amanda, sebentar lagi kita akan hidup bersama dan kamu akan menjadi milikku dan kamu enggak akan mampu mengingkarinya,” dengan memasang senyum menyeringai ke arah Amanda.

“Jujur, Kak gue benci dengan pria itu dan gue sejujurnya enggak mau menikah dengannya karena ini adalah keterpaksaan. Gue terpaksa menikah dengannya karena orang tua gue enggak bisa bayar hutang. Sebagai imbalan hutangnya, gue menikah dengannya.”

Sang perias pengantin, mendengarkan setiap rintihan kata yang Amanda katakan padanya. Ia enggak memberikan komentar apa pun karena baginya itu bukanlah ranahnya untuk mengomentari.

“..Sabar”

Sang perias pengantin hanya mengatakan itu, untuk menguatkan hatinya Amanda. Bagaimana pun, Amanda harus terlihat bahagia di hari bahagianya. Jangan sampai ia tertekan dengan pernikahan ini.

“Tersenyumlah dek, karena akan meningkatkan kadar kecantikan kamu. Senyum itu merupakan ibadah yang paling mudah, benar bukan?”ucap sang perias pengantin.

Bagi Amanda enggak ada satu orang pun yang memahami keadaannya. Ia enggak mampu untuk pergi dari pernikahan ini. Karena, sebelumnya Dareen sudah memberinya sebuah ancaman kalau ia akan berbuat nekat untuk menghabisi keluarganya, Amanda.

            Amanda sangat sedih dan juga kecewa. Tapi nasi sudah menjadi bubur, semua yang sudah terjadi enggak akan mungkin kembali lagi. Termasuk dirinya dan juga cintanya kepada seorang pria yang sangat ia sayangi.

“..SAH,” ucap salah seorang yang menghadiri ijab qabul pernikahan mereka

“Dek, ayo kita menuju ke tempat di mana suami kamu sudah selesai mengikrarkan janjinya. Kamu jangan sedih lagi, ingat bagaimana pun kamu harus berbahagia dengan pernikahan ini,” ucap sang perias kepada Amanda.

Hiks..Hiks

“Sudah jangan sedih dan nangis lagi ya. Ingat kamu pasti bahagia dengan pria itu, bagaimana pun saat ini dia sudah menjadi suami kamu,” ucap sang perias pengantin memberikan sebuah semangat.

Sebelum Amanda di bawa menuju ke tempat di mana Dareen mengucapkan sebuah Ijab Qabul, terlihat Bapak Amanda sangat antusias untuk menikahkan putri satu-satunya kepada pria yang di anggapnya akan memberi kebahagiaan untuk putrinya. Karena, baginya ia sebagai orang tua enggak mampu memberikan kebahagiaan untuk putrinya. Baginya, putri satu-satunya itu sudah berkorban banyak untuk dirinya dan juga istrinya.

Awalnya mereka enggak ada niatan sedikitpun untuk melibatkan Amanda dalm urusan hutang piutang ini, keadaan lah yang memaksa untuk melibatkan dirinya dalam keadaan yang semakin mendesak ini.

“..Anakku”

Bapak mendekap putri satu-satunya yang di anggap sangat berjasa untuk dirinya dan juga istrinya. Karena dirinya, kami sebagai orang tuanya bebas dari segal hutang piutangnya.

“..Pak”

Manda, sudah menjadi seorang istri. Sekarang, Bapak dan Ibu bebas dan enggak punya hutang lagi. Manda sudah melunasinya dengan menikah dengannya. Maafkan Manda, belum bisa berbuat banyak lagi untuk memberi kalian kebahagiaan.

Hiks..hiks

Dengan perasaan yang sangat bersalah, Bapak enggak ingin melepaskan dekapannya akan sang putri kesayangan.

Kalau kamu tau nak, kami sebagai orang tua kamu. Kami sangat merasa sangat bersalah dan sungguh menyalahkan diri kami atas keteledoran kami. Andai waktu dapat kami putar kembali tak akan kami akan meminjam uang kepada keluarga Tuan Dareen.

“..Sudah”

Dareen mendekati tubuh Bapak dan anak itu. Dan Dareen memberikan senyuman kemenangannya terhadap Amanda.

“Lo sekarang jadi istri gue,” sambil mendekap tubuh Amanda dengan sangat kuat.

“Aw..sakit,”lirih Amanda

“Katanya kuat dan enggak lemah. Masa’ begini aja sakit sih?ungkap Dareen yang sangat berbahagia karena pernikahannya dengan Amanda terlaksana dengan sangat hikmat.

Amanda yang tengah menahan rasa sakit atas perlakuan Dareen hanya bisa diam. Tapi tidak untuk nanti. Baginya, ia enggak ingin mengecewakan orang tuanya. Kalau ia melakukan gencatan senjata dengan Dareen secara terang-terangan di hadapan orang tuanya.

“Lihat saja Tuan Dareen yang terhormat. Gue pastikan lo akan menerima serangan balik dari gue. Untuk hari ini lo bisa tersenyum berbahagia. Tapi nanti, lo akan menangis dan menyesali kenapa gue harus menikahi wanita itu,” lirih Amanda.

“Dan gue pastikan, kalau gue enggak akan menyesal telah menikahi wanita secantik lo, Amanda Khairani. Nama yang cantik, secantik orangnya,” ungkap Dareen.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status