Kedatangan gue yang tengah di tunggu sang istri tercinta yang membuatnya kaget bukan kepalang. Ia mengatakan hal yang memang dari awal gue prediksi, pasti akan ia katakan pada wanita yang secara resmi sudah gue nikahi. Meski tanpa izin darinya, ini semua bukan kesalahan mereka berdua, melainkan gue, gue yang udah membuat posisinya Amanda lambat laun akan di ketahui oleh Anjani.
Apa aku sebagai seorang pria bisa di katakan serakah? Karena sudah memiliki dua cinta dalam satu hati gue. Gue, cinta mereka tapi pada akhirnya nanti gue pasti akan memilih. Siapa yang akan pergi meninggalkan gue.
”Dareen, tolong jelaskan siapa wanita ini? Apa wanita ini adalah Pelakor di dalam rumah tangga kita?sambil menunjuk ke arah wajah Amanda.”
Sepertinya Anjani semakin penasaran siapa wanita yang Dareen bawa. Di lihat dari perawakannya, wanita itu lebih muda dan cantik dari dirinya. Posisinya sebagai istri Dareen akan terancam.
Amanda yang merasa dirinya sangat t
Setelah sekembalinyaDareen, ke kediaman di mana tempatnya bernaung. Terlihat wajah yang sangat tidak mengenakan di pandang mata oleh Anjani. Ia masih saja menganggap kalau Amanda, perempuan perusak rumah tangganya.Siapa sebenarnya yang harus di salahkan? Apa Dareen bersalah dalam hal ini? sebagai seorang pria salah karena telah menikah dengan wanita lain karena keinginan memiliki keturunan? Tentu saja enggak, karena bukan gue yang salah melainkan Anjani yang sudah menolak dengan sangat kasar untuk memiliki keturunan.Pagi ini, Dareen melihat pemandangan yang sangat indah, Amanda yang dirinya pikir hanya wanita pemalas. Tapi ia sudah bangun sepagi ini untuk menyiapkan segala keperluan Dareen. Mulai dari menyiapkan makanan, dan pakaian kerja Dareen yang seharusnya Anjani yang menyiapkan. Amanda banyak berubah sejak tinggal di rumah Dareen yang terbilang sangat mewah dan megah ini.”..Hai,” ucap Dareen saat menuruni anak tanggaYa Dareen, kali i
Wanita jalang tersebut, selalu menarik perhatian Dareen. Apa sih istimewanya wanita itu? Dari fisik tentu saja gue lebih menarik dari nya. Tatapan menyeringai dari Anjani, seakan tatapan itu adalah tatapan yang sangat mematikan dan juga menghancurkan Amanda.Braaakkkk..Dareen, membuka pintu kamarnya dengan Anjani dengan sangat sembarang. Dareen, marah dan juga kesal pada wanita yang menjadi istri sahnya selama beberapa tahun. Perasaan Dareen kini berubah menjadi sangat benci pada Anjani. Setelah sebelumnya, perasaan itu melambangkan sebuah perasaan cinta.Apa yang lo lakukan Anjani tadi, terhadap Amanda itu sangat menjijikkan. Awalnya gue, sangat mencintai lo namun lambat laun perasaan itu memudar karena lo, Anjani. Gue, sebagai seorang pria enggak suka dengan kepura-puraan lo. Lo berbuat seperti itu karena lo iri kan dengan Amanda. Tuhan itu Maha baik ya dengan gue, karena Tuhan telah mempertemukan gue dengan Amanda meski dengan cara yang salah.Maksudn
Gue Amanda sangat ingin menyudahi pernikahan ini, sedari awal. Gue rasanya enggak cukup kuat untuk melihat pertengkaran mereka. Gue terus menyalahkan diri, ini semua karena gue. Seharusnya gue yang di benci oleh Dareen bukan Anjani. Andai posisi kami di balik bagaimana dengan gue. Pasti sakit rasanya, saat kita sedang sayang-sayangnya dengan sang suami di saat itu sang suami menduakan cinta tulus kita. Di mana hati nurani gue sebagai seorang wanita. Bodoh.., ucap Amanda sambil memukul kepala. Kenapa gue harus mengiyakan pernikahan ini pada akhirnya. Meski awalnya, gue sangat menolak dengan pernikahan ini. Tapi pada akhirnya gue luluh dan sudah menyerahkan harta berharga gue sebagai seorang wanita. Menyesal tiada guna, sekarang bagaimana pun juga gue harus menyelesaikan tugas dan kewajiban dalam pernikahan yang rumit ini. Gue harus dengan segera melahirkan seorang anak untuk Dareen. Dan pada akhirnya, gue akan terbebas dengan pernikahan ini dan title gue sebagai istri
Dareen, yang baru saja selesai menghabiskan harinya dengan Amanda. Karena, Amanda dirinya tidak merasa kesepian. Apalagi dalam hal kewajiban seorang istri, Amanda mampu mengimbanginya. Dareen, merasa sangat beruntung di pertemukan dengan Amandameski dengan cara yang salah. “Bi Minah, di mana Dareen? Kenapa dia tidak menjawab panggilan telepon saya, bi?”ujar Anjani yang mencari Dareen dengan tatapan tajam di setiap sudut ruangan rumah mereka. Bi Minah, membantu Anjani untuk mencari Dareen di setiap sudut ruangan. Sampai lah di sebuah ruangan kamar yang kecil namun tidak terlalu besar yang di tempati Amanda. Bi Minah menemukan suara yang suara tersebut milik Tuannya, Dareen. Bi Minah mendengarkan di balik ruangan kamar yang kecil itu dan menempelkan telinganya. Berusaha meyakinkan kalau suara itu benar, Tuannya Dareen. ”Ah..geli, Dareen!”ujar Amanda. Dengan nada yang sedikit mendesah Dareen dan Amanda terdengar sangat bahagia ketika bercengkrama. Apa ya
”Argghhhh..,” teriak AnjaniAnjani benci dengan kehidupannya saat ini. Anjani, masih sangat emosional tatkala sang suami memilih wanita lain untuk ia sayangi saat ini. Apa pun tujuannya, itu tak ia benarkan. Karena, Dareen tidak memberitahukan pernikahannya dengan Amanda. Di sengaja atau enggak Dareen tetap lah itu sebuah kesalahan dalam sebuah hubungan rumah tangga yang di bangun dengan perasaan cinta sebelumnya.”Kenapa, Dareen? Apa kamu enggak bisa berlaku adil untuk wanita yang dirimu nikahi beberapa tahun silam tentunya dengan perasaan cinta?”gumam AnjaniPraanngggi tiAnjani menjatuhkan Barang-barang miliknya yang terletak di meja rias miliknya. Apa sebuah kesalahan, kalau aku seperti ini? Kalau ada orang lain di posisi aku, pasti enggak akan kuat menjalaninya. Sama seperti dengan diriku yang enggak kuat menjalani Hari-hari selanjutnya.Tuhan..aku enggak kuat! Bawa lah aku berada di sisi-mu, sambil mencari sebuah b
Kecemasan berlebihan yang di lakukan Mama dan Papa membuat Dareen sedikit kurang merasa nyaman. Karena, menurut Dareen itu sangat berlebihan kalau segala sesuatunya dilakukan secara berlebihan hasilnya tidak akan baik. Dareen, hanya takut semua rencana yang ia bangun secara matang akan hancur karena orang tuanya.Tok..tok“Dareen,” panggil suara yang terdengar dari luar pintu. Dareen, masih saja belum mendengarnya dengan jelas. Siapa yang datang ke sini dan untuk apa?“Dareen..,” teriak pria renta yang di usianya masih sangat jelas suaranya untuk memanggil putra kesayangan.”Papa..,” ucap Dareen dengan tergopoh-gopoh menuju ke arah pintu depan. Dengan segera, ia memakai pakaiannya, baru saja ia melewati malam panjang lagi. Tapi tidak dengan Amanda, yang kecantikan dan juga kemolekan tubuhnya jangan di ragukan lagi. Setelah pertengkaran Dareen dengan Anjani kemarin, ia harus bisa berlaku adil dengan kedua istrinya. Meski
Sejak, kedatangan orang tua Dareen ke kediamannya. Pikirannya, terlihat sangat kalut karena Amanda. Amanda akan meninggalkannya, di saat waktunya sudah tepat. Ketika sudah melahirkan anak yang Dareen inginkan. Amanda, akan menepati janjinya untuk meninggalkan Dareen beserta anak yang ia kandung.“Amanda, apa lo serius dengan perkataan lo tadi?”tanya Dareen. Amanda dan Dareen kini tengah berada di sebuah taman belakang rumah Dareen. Tempat itu adalah tempat favorit Amanda sejak ia berada di rumah itu. Taman belakang rumah Dareen terlihat banyak semilir angin, seakan Amanda masih seperti ada di kampungnya.Pertanyaan yang di lontarkan Dareen pada Amanda, membuat Amanda yang tengah menikmati semilir angin, terlihat sangat terkejut dan menatap ke arah Dareen. Amanda, enggak pernah Main-Main dengan perkataannya. Karena, sedari awal ia tidak mencintai Dareen. Ia hanya bertanggung jawab dengan hutang yang melilit orang tuanya. Setelah ia rasa cukup, Amanda akan pe
Anjani pagi-pagi sekali sudah pergi ke dokter di mana ia akan melakukan pengecekan mingguan. Anjani, check up untuk kesehatannya terutama pada bagian rahimnya. Entah mengapa, Anjani masih tetap berharap kelak ia akan bisa memiliki buah hati dari rahimnya. Walaupun itu sulit. Tapi keyakinannya, mampu mengalahkan semua takdir akan dirinya. Apabila Tuhan sudah berkehendak, manusia pun tak akan mampu melawannya.Amanda, yang sudah menaruh curiga sedari beberapa hari setelah ia menjadi istrinya Dareen. Ia, mencoba mengikuti ke mana Anjani akan pergi. Anjani, pergi tidak seperti biasanya. Ia pergi dengan tergesa-gesa, tentu saja bukan karena terlambat syuting stripingnya, bukan? Ada apa dengan Anjani? Mau ke mana dia? Tanya Amanda“Dareen, aku akan pergi syuting!” Elak Anjani pada DareenTatapan sengit Dareen hanya mamapu menatapnya tanpa mau tahu ke mana sang istri akan pergi? Ketika Anjani mengatakan kalau ia akan pergi syuting berarti itu benar adanya,