Share

Bab 17

"Hendra yang salah, Pa." sahutku.

"Sekiranya Papa dari dahulu becus menjadi seorang Ayah, tentu kalian tak akan hidup susah. Dan ini semua tak akan terjadi." suara Papa bergetar,

Seumur-umur baru kali ini aku melihat air mata Papa mengalir deras.

"Papa memang payah!" rutuk Papa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Begitu pun Mama, tangisnya kian kencang.

"Sudah, Pa. Semua sudah berlalu, kini gimana cara

agar rumah tangga Hendra bisa kembali utuh." ujar Mbak Widya menenangkan Papa.

"Utuh? memang apa yang terjadi?" tanya Papa kaget.

Mbak Widya menatapku cemas. Sepertinya dia belum cerita jika Melody kabur dari rumah.

"Melody pergi, Pa." cicit Mbak Widya kemudian.

"Ya Allah ..." Suara Papa bergetar pilu.

"Ya Allah, Ndra, kamu sudah cari Melody, Nak? kamu harus mendapatkan dia kembali. Mama banyak salah. Mama berdosa pada Melody." Mama terisak.

Melihat air mata dari orang-orang yang kusayangi, hati ini terasa ditusuk ratusan pisau, sakit.

"Iya, Ma. Hendra akan mencari Melody."

"Ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hafsah Umar bin Khattab
gw masih gak ngerti Hendra itu knp
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status