Hampir semalaman aku tak bisa tidur. Mencari banyak data yang harus kupersiapkan untuk menyelamatkan Annie. Apalagi tentang perkataan Annie pada suratnya agar aku harus menjauhinya, bahkan mencari pengganti pasangan. Sangat aneh. Bagaimana bisa dengan mudah ia mengatakan itu? Sedangkan perjanjian hubungan selalu kami tekankan agar bisa saling menjaga hati.
Aku tak pernah menyangka dan aku pun tak akan percaya kalau dia memiliki cinta lain. Semua hanya bohong. Ini karena ulah ayahnya, mungkin saja mereka melakukan perjanjian agar Annie melupakanku dan dijodohkan oleh salah satu orang yang paling dipercayai ayah Annie. Eh, kenapa justru pembahasan perjodohan seperti ini yang kupikirkan? Hahaha, sekarang bukan lagi zaman batu yang mengharuskan cinta melalui perjodohan. Aneh juga, lagian mana mungkin anak sekarang mau dengan mudahnya menerima itu semua. Mereka lebih cenderung berpemikiran keras juga memiliki sikap yang keras untuk kemauannya. Seperti orang gila, aku tertawa sendiri atas pikiran yang tengah berkecambuk di kepala. Saat ini, pikiranku benar-benar di luar kendali. Belum lagi urusan pekerjaan yang memaksaku untuk berfokus sana sini. Benar saja, baru beberapa detik kupikirkan, layar hologram di depanku berkedip beberapa kali. Menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menggesernya.Wajah Erd terpampang dengan jelas. Aku malas-malas menatapnya. "Ada apa Erd? Kau selalu saja menggangguku.""Lihatlah wajahku ini, Ren. Ini penting!" Dia menatapku geram.Aku hanya mengucek mata pelan. Dia memang terlihat sangat cemas. Juga hey, mengapa tengah malam begini ia malah memakai seragam kerja? Aku langsung terbelalak. Bukankah sekarang bukan saatnya ia kerja malam?"Ada apa denganmu?" Aku memicingkan mata, heran."Hey, Ren bangun! Aku membutuhkanmu sekarang juga. Ini atas perintah Pak Edwin."Aku menatapnya lebih intens."Diperkirakan ada serangan makhluk aneh di wilayah seberang, Rey. Saat ini, mereka tengah berada di sebelah selatan kota. Beberapa teman kita di sana tengah menyerangnya. Bahkan ada yang sudah menyerahkan nyawanya.""Kau ini selalu saja begitu, Erd. Mengapa kau masih santai di sana, hah? Lalu kau menghubungiku dengan gaya seakan-akan mau mengajakku berjalan-jalan? Cepat laksanakan perintah! Aku akan menjemputmu secepatnya!" Dengan nada geram, aku langsung memutuskan panggilan. Benar juga data yang kudapatkan tadi, padahal aku hanya sedang mengira. Dan bodohnya aku, semua selalu saja kuanggap hanya tipuan belaka. Hah, Annie kenapa kau justru membuatku seperti orang bodoh begini?Aku bersiap dengan sangat cepat. Memakai seragam dan menyiapkan beberapa peralatan yang bisa kubawa dengan mudah. Ini bukan serangan biasa, aku harus bisa membantu teman-teman lainnya. Sebenarnya data tentang perusahaanku tak banyak yang tahu. Kami hanya bergerak dalam gelap. Saling menyembunyikan identitas, dan yang jelas kami memiliki misi khusus untuk ini. Berbeda dengan keluarga Annie yang berfokus ke kedokteran dan teknologi tentang sistem pertubuhan. Kami lebih menonjol ke arah pencarian data, lalu melawan musuh yang bisa mengganggu jalannya rencana besar yang telah kami buat. Untuk kini, pemerintah pusat sama sekali tak pernah melarang kerja kami, buktinya mereka membebaskan perusahaan ini berdiri dengan sangat besarnya. Namun, yang mereka dan orang awan tahu, kami hanyalah perusahaan input data biasa. Tanpa memiliki misi khusus. Dibalik kata intelijen, ada agen-agen yang banyak kami kirimkan di seluruh kota untuk menyelidiki, juga memberikan penyerangan jika ada sesuatu yang memang harus kita serang. Kehidupan kami tak terikat. Kami hidup seperti layaknya manusia biasa. Bekerja, pulang ke rumah. Namun, sebenarnya jam kerja kami adalah full time, 24 jam, dan itu semua kami sembunyikan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan orang mengira kalau pekerjaan kami sangat enteng. Aku langsung membanting setir menuju kantor pusat. Ada data yang harus kebeberkan di sana. Erd langsung kuperintah untuk menuju ke wilayah selatan, sepertinya di sana sangat memerlukan komando. Manusia biasa masih sangat sepi, mereka sama sekali tidak tahu dengan penyerangan ini. Setidaknya hal ini justru membuat gerak kami menjadi lebih mudah."Halo, Ren. Kuserahkan semua keperluan kantor pusat padamu. Seperti perintahmu tadi, sekarang aku sedang berada di wilayah selatan. Serangan di sini sangat mematikan. Ada beberapa makhluk, kupikir mereka seperti manusia hanya saja memiliki gen lain yang sangat kuat. Aku belum meneliti tentang itu. Jumlah mereka sebenarnya tak terlalu banyak, tapi serangannya sangat mematikan." Erd memperlihatkan ke arah belakangnya."Lanjutkan perkerjaanmu, Erd. Jika kau membutuhkan bantuan lebih, aku siap mengirimkannya."Dia hanya mengangguk sekilas, lalu mematikan kamera. Aku melanjutkan pekerjaan. Membuka semua data yang dikirimkan para intelijen di sana. Ada salah satu berkas yang mereka lampirkan, berupa foto sang perusuh. Aneh, dia seperti manusia. Berarti perkiraan data bahwa mereka makhluk luar angkasa adalah bohong belaka. Aku lebih memperjelas gambar, mencari perbedaan.Ternyata ada sebuah benda aneh di kepalanya. Seperti antena dengan panjang sekitar 5 cm. Sepertinya mereka bukan dari zaman ini. Jika saja mereka adalah manusia yang telah dimodifikasi pada saat ini, sepertinya tak mungkin jika mereka masih memiliki antena di kepalanya. Namun, jika sesuai dugaanku mereka makhluk dari masa lalu, mengapa mereka masih bisa hidup sampai abad ini?"Ternyata begitu, hahaha ...." Dengan tiba-tiba aku tertawa dengan kencang. Andre dan Angel yang saat itu tengah sibuk dengan monitornya langsung menoleh ke arahku. "Kau sudah gila, Ren?" Selidik Andre, merasa heran."Biarkan dia seperti itu, dasar orang tak waras." Angel menyahut sebal.Aku langsung sadar dengan keadaan. Benar, bagaimana bisa aku tertawa sekencang itu sedangkan keadaan sedang kacau begini? Hey, tapi mereka saja yang tidak tahu. Aku telah menemukan ide brilian. Aku kembali senyum-senyum sendiri."Tuh kan, dasar gila." Angel terus saja memakiku, membalas dendam perbuatanku padanya. Andre hanya menepuk dahinya pelan.Aku tambah tertawa saat melihat ekspresi kedua temanku itu."Lihatlah, makhluk apa ini?" Aku memperlihatkannya di tampilan layar utama."Ya, baru saja Erd mengirimku itu juga, Ren." Andre masih berpikir.Belum tuntas kujelaskan ide brilianku, layar utama di depan sudah berdering lagi. Erd kembali menghubungi.Dia mengusap peluh di dahinya. Wajahnya sedikit kotor, pasti dia ikut terjun ke tempat penyerangan. "Sial, mereka kabur! Jumlahnya hanya 3, dan mereka memiliki kekuatan yang sangat super. Tunggulah, aku akan segera ke sana." Erd langsung mematikan kamera.Sepertinya ada hal penting yang ingin ia perlihatkan. Aku lebih memilih mundur, kembali ke mejaku. Lebih baik ini dibicarakan bersama Erd, juga Pak Edwin. Lagi-lagi bayangan Annie kembali muncul di kepalaku. Aku kembali ke mental melankolis saat harus mengingatnya. Bahkan sekarang aku sedang berada di misi khusus terbaru. Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan pekerjaan yang telah kupikul tanggung jawabnya, hanya demi seorang gadis yang kucintai? Jelas, pekerjaanku lebih utama. Juga aku tak ingin serangan makhluk tadi akan lebih meluluhlantakkan kota, pasti bisa membahayakan Annie juga.Maaf Annie, aku belum bisa mendatangimu besok. Ternyata ada hal di luar dugaan yang harus kukerjakan terlebih dahulu.
Setelah Erd dan Pak Edwin kembali, tentu kami akan segera melakukan misi rahasia yang sangat panjang. Aku sudah tak bisa lagi memantau keadaan Annie. Tak apalah, setidaknya dia akan aman bersama ayahnya. Aku kembali memokuskan diri pada pekerjaan. "Apa yang ingin kau bicarakan tadi, Ren?" Andre berbalik, menatapku."Aku sepertinya tahu tentang makhluk itu.""Owh, itulah mengapa kau tertawa sendiri disaat temanmu sedang tertekan di pertarungan, hah?" Angel tampak kesal. Aku hanya nyengir, menyadari kesalahan."Dasar pemimpin yang tak bisa diandalkan." Angel masih saja mencibirku.Aku hanya diam, sedikit memonyongkan bibir.Di sini, kami tak pernah mengenal kata jabatan atau apa pun itu. Kami hanya merasa sama, sebagai teman, juga saudara. Bahkan Pak Edwin saja sering ikut bercanda bersama kami, para bawahannya. Beberapa kali juga ia sering terkena serangan dari para bawahannya, lalu disambut tawa oleh kami. Itulah kenapa, bagiku perusahaan ini sudah sangat unggul, seakan milikku sendiri. Inilah sikap kami di dalam gedung, pun saat keadaan santai. Sedangkan di luar gedung? Semua berbanding terbalik. Kami tetap memperlihatkan keanggunan, sebagai agen rahasia.Pukul 04.45Erd dan Pak Edwin telah sampai di kantor pusat. Mereka terlihat sangat lelah. Beberapa pelayan langsung menyuguhkan minuman penenang, pun beberapa makanan ringan. Sangat aneh, bukan? Namun, kami memang telah terbiasa menganggap perusahaan seperti layaknya rumah sendiri."Ren, apakah kau sudah mempelajari berkas yang telah pasukan selatan kirim?" Pak Edwin menanyakan dengan santai."Sepertinya anak kesayangamu itu sedang kongslet, Pak. Dari tadi, ia selalu tertawa sendiri dengan tiba-tiba. Bahkan saat kalian sedang melakukan penyerangan, ia malah tertawa dengan sangat kerasnya. Apakah Dokter Hans telah memiringakan sedikit otaknya ya?" Angel menyerobot jawabanku, padahal aku telah membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Pak Edwin."Hahaha, benarkah begitu Angel? Bisa saja, dia akan menjadi bahan percobaan selanjutnya jika berhasil dijadikan menantunya kelak." Pak Edwin malah ikut membuatku kesal.Aku m
Aku tak tahu dengan keadaan apa yang tengah terjadi saat ini. Tubuhku seakan ditimpa beban sangat berat, apalagi bagian kepala. Seperti ada sesuatu yang akan meledak di dalam kepalaku. Entah sudah berapa hari, aku masih memejamkan mata. Tak tahu dengan keadaan sekitar. Apakah aku masih berada di dunia? Apakah aku masih hidup?Tidak-tidak, aku memang masih hidup. Aku masih sedikit bisa mendengar suara-suara di sekitar. Bisa mengenal waktu pagi, siang, dan malam. Itu juga berkat percakapan orang di sekitarku, juga suara denting jam khas kota kami.Kondisiku saat ini sangat lemah. Jika diukur, mungkin detak jantungku hampir saja menghilang. Sebenarnya apa yang orang-orang pintar ini lakukan pada tubuhku? Apakah mereka sengaja ingin membuatku mati?Ayah? Bukankah terakhir kali aku melihatnya, ia tengah tersenyum padaku? Apakah dia sudah bangga denganku? Apakah dia sudah tak lagi membenciku? Tidak, aku salah. Ayah tak pernah membenciku, hanya
Seminggu, waktu yang kami perlukan untuk mencari data sebanyak-banyaknya seperti apa yang Pak Ed perintahkan. Semua data juga sudah kukirim berkala pada kantor pusat.Besok, pagi-pagi sekali aku memutuskan untuk kembali ke kantor pusat. Erd tadinya tak menyetujui ajakanku, tapi bagaimana lagi, aku selalu ngeyel untuk bisa pulang dengan alasan paling masuk akal yang sudah kurancang jauh-jauh hari.Selama seminggu di wilayah selatan, sepertinya kulitku lebih coklat dari biasanya. Aku yang biasa bekerja dari dalam gedung, kini harus mengikuti intruksi Erd untuk memantau langsung dari lapangan. Lagian, beberapa kali kami mencari kesempatan untuk terjun, semua hanya sia-sia. Tak kutemui apa pun di sana. Cyborg itu memang sangat cerdik. Sepertinya dia tahu kalau saat ini hidupnya tengah diancam oleh para mata-mata.Bahkan tiga hari lalu, aku memutuskan untuk melaju ke wilayah selatan-utara, utara-selatan, hanya demi mencari keberadaan Cyborg it
Sekitar pukul 08.00 aku sudah berada di kantor pusat. Suasana terlihat lebih sepi dari biasanya. Mungkin mereka sudah fokus pada tugasnya masing-masing.Tidak, mengapa bahkan sampai kulewati beberapa koridor pekerja, mereka masih tak terlihat batang hidungnya? Aku melihat ke Erd yang masih dengan tenang berjalan ke depan. Menuju ke lift markas kami.Belum sempat masuk ke lift, seseorang berlari dengan sangat tergopoh, ia membawa perlengkapan senjatanya. Bahkan dia tak menyapaku sama sekali."Apakah kau tak merasakan perbedaan, Erd?""Aku merasakannya, Ren. Mereka sangat aneh. Lalu, apakah ada hari libur untuk kita para pasukan bayangan? Sangat mustahil. Jika pun benar iya, aku akan pulang sekarang juga, aku masih mengantuk, Ren."Aku memikirkan kalimat konyol Erd, tapi dari awal pertama aku di sini bahkan masih bekerja sebagai junior. Aku sama sekali tak pernah merasakan ada libur. Bahkan saat aku harus pulan
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Aku kembali menanyakan hal yang sama."Semalam, kantor kita di serang oleh para makhluk tadi. Bahkan mereka berpasukan lebih banyak dari ini. Juga melakukan penyerangan yang lebih ganas." Salah satu junior memberi tahu."Adakah perintah dari Pak Edwin untuk kalian?" Aku mencoba menanyakan hal lain.Tak ada gunanya kutanyakan di mana posisi semua rekan dan Pak Edwin sekarang. Mereka pasti tengah berada di tempat yang baik dan mungkin saja tengah melakukan penyerangan. Bukannya tak penting, tapi justru dengan menjalankan perintah dengan baik, bekerja sama sebaik mungkin, justru aku bisa menyelamatkan mereka.Entahlah, aneh juga sebenarnya jika Pak Edwin atau rekan lain sama sekali tak memberi kabar sedikit pun. Bahkan tak ada kabar di masyarakat. Mereka sama sekali belum mengetahui hal ini."Sejak penyerangan tadi malam. Atasanku hanya mengatakan kalau kubu junior dibagi dua. Satu untuk
Hari ini, terhitung tiga hari sudah aku meninggalkan kota kesayangan. Kota dengan banyak kenangan. Saat aku tertawa bahagia pun kisah kelam yang telah kulewati. Sebenarnya aku tak pernah menyesal sama sekali, tapi semua anggota badanku seakan menolak sistem kerja baru mereka. Bukan hanya itu, otakku juga sangat menolak kisah dibalik ini semua.Ternyata dugaanku salah, kawan. Aku tak kehilangan semua ingatanku. Aku pun tak kehilangan semua rasa di hati. Memang ada beberapa yang harus kuingat dengan sangat keras, tapi bukan berarti aku kehilangannya, bukan?Aku berdiri di atas hamparan pasir yang sangat lembut, beberapa kali ombak datang dengan pelan, membasahi kakiku, juga memercikkan air asinnya di wajahku. Disambut juga dengan angin sepoi yang memainkan anak rambutku. Membuatku teringat saat dulu ibu membawaku berlarian ke pantai, tapi juga bukan berarti berada di tempat ini.Dulu, aku berlari dengan sangat kencangnya, ayah mengejarku de
Dalam waktu 24 jam aku berhasil memperbaiki semua kerusakan sistem komunikasi di area kantor pusat. Aku juga mengirim sinyal pada semua rekan, mulai melacak keberadaan mereka. Semoga saja alat komunikasi yang mereka gunakan tidak mengalami kerusakan.Erd langsung menghubungiku seketika."Ren, aku mempunyai kabar bagus.""Apa itu?""Lihat semua berkasku. Aku sudah mengirimkannya barusan. Ternyata kau memang jago, Ren. Jika saja kau belum berhasil memperbaiki sistem komunikasi, tentu pengintaianku akan sia-sia."Aku hanya tertawa kecil."Itu hal mudah buatku, Erd." Aku sedikit menyombongkan diri."Apakah kau sudah melacak keberadaan Pak Edwin dan Andre? Kalau Angel, dia bersamaku sekarang. Baru sejam yang lalu, aku menyuruhnya menjaga kantor utara. Pemimpin pasukan di sana memerlukan bantuan untuk membahas suatu hal.""Aku baru saja mengirim sinyal pada merek
Erd mengirimkan banyak sekali data terbaru. Juga beberapa gambar yang ia ambil untuk memperjelas informasi yang ia dapatkan. Aku bisa memahami dengan sangat cepat. Benar juga perkataan Andre tadi. Ternyata Erd juga merumuskan masalahnya di sini. Kami belum menemukan jawaban pasti, mengapa hanya kami para anggota pasukan bayangan yang dapat melihat dengan mata telanjang? Kenapa masyarakat sama sekali belum mengetahui tentang hal ini? Selain karena informasi bohong yang tengah tersebar, mengapa sama sekali tak ada satu pun warga yang memergoki aksi kami? Apakah ada sesuatu yang melapisi udara? Semacam sekat? Aku malah berpikiran terlalu jauh, teringat dengan cerita dongeng masa lalu, yang sering diceritakan Annie.Sebelum mengingat Annie lebih jauh, aku kembali melanjutkan mempelajari berkas yang dikirimkan Erd. Aku mulai mengerti sekarang dengan sistem kerja para Cyborg itu. Memang lumayan sulit untuk dikalahkan, tapi ternyata tanpa disadari aku telah menemukan cara pali