His Crazy Love

His Crazy Love

By:  Munson Blaire  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
6Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Paul Benson seorang musisi tampan asal Inggris yang kerap digandrungi para gadis menyukai sepupunya sendiri bernama Asley Brianna. Mereka melakukan hubungan terlarang meski keduanya tahu hal itu akan menjadi masalah bagi mereka. Namun, kegilaan Paul atas diri Asley, bahkan ia rela dibunuh untuk hal itu. Gila memang! "Paul." "Hem?" "Jika Om dan Tante tahu, apa yang akan kau lakukan?" Mata itu menatap dengan lekat. Paul mencari kenyamanan akan jawaban yang harus ia lontarkan. "Meski mereka membunuhku, aku akan tetap mempertahankanmu."

View More
His Crazy Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Shintya Noer
keren sekali. ini cerita terbaik yang pernah aku baca
2023-04-08 22:49:00
0
6 Chapters
Desahan di Studio
Ruangan selebar tiga kali tiga meter persegi itu seolah menjadi saksi atar terenggutnya kesucian seorang Asley Brianna. Seorang gadis keturunan blaster antara Indonesia dan Inggris, oleh seorang pemuda berpenampilan urakan bernama Paul Benson.Tiga tahun bersabar demi menikmati tubuh indah itu rasanya sudah cukup bagi Paul. Hingga ia terpaksa melepaskan hasratnya tepat pada saat melihat pula ada binar yang sama dalam sorot mata Asley menatapnya penuh kehausan.Sudah beberapa kali Paul memergoki wajah sembab gadis itu setiap kali ia membawa pulang seorang gadis untuk dinikmatinya sebagai pelampiasan setiap kali kedua orang tuanya ijin untuk pergi ke luar kota selama beberapa malam.Kini, tubuh polos itu tergolek lemas dalam pelukannya, berpeluh keringat tampak mengkilap tersorot sinar terang lampu studio.Pada awalnya tampak tangis kecewa dari iris cantik Asley, tapi akhirnya ia turut menikmati meski bisa saja keduanya akan dapat masalah setelah hal ini di
Read more
Ketulusan yang Tak Nampak
"Aku sudah katakan kita jangan melakukannya!" Asley menggerutu ketika suami istri itu sudah memasuki kamar."Mereka tak akan tahu selama kita menyembunyikannya." Kali ini Paul sudah mengenakan kembali pakaiannya.Tubuh atletis itu tampak menyembulkan setiap otot terbungkus T-Shirt warna hitam berbahan jersey. Membuat Asley sangat ingin menyentuh setiap otot menyembul di balik pakaiam tipis pengbungkus keindahan."Paul.""Hem?""Apa benar apa yang kamu katakan ketika di meja makan tadi?""Tentang apa?" Paul mereguk bir di tangannya.Ternyata tungku yang membara di ruangan itu tak cukup untuk menghangatkan jika tak dibantu oleh minuman sialan itu."Tanggung jawab.""Menurutmu?""Entahlah, aku ragu.""Apa yang kau ragukan? Karena aku bukan terbaik di matamu?"Telinga bertindik lebar itu terpampang jelas seolah mengatakan jika ia hanya penikmat yang tak pernah ada niat tanggung jawab.
Read more
Selalu Ada Alasan untuk Itu
"Asley, kau belum tidur?"Ariana mencurigai ketika mendengar ada suara seorang pria di kamar gadis itu.Asley panik, segera mendorong Paul untuk keluar kamarnya. Beruntung karena pintu itu terkunci rapat hingga ia dapat beralasan tertidur pada saat menonton televisi."Tante?" Asley berpura-pura menguap."Kau belum tidur?""Baru beberapa menit, mungkin. Aku tertidur pada saat menonton tayangan drama itu.""Emh, Paul mungkin kembali pergi ke club malam untuk berpesta dengan para gadis club malam. Ia tidak membawa ponsel ataupun kendaraannya. Itu pasti pergi bersama temannya lagi. Kau bisa bantu Tante untuk menghubungi temannya?""Oh ... itu?" Asley terbata. Tentu ia tahu jika Paul tidak pergi ke sana."Momi memanggilku?"Tiba-tiba Paul sudah berdiri di belakang Ariana sambil memainkan ponselnya."Kau? Kemana
Read more
I LOVE YOU
"Kalian tidak pacaran kan?"Pertanyaan itu sontak membuat Asley terbata. Ia memutar otak berusaha mencari alasan sekedar menghindar dari masalah yang ia tahu tak akan mudah membohongi wanita di hadapannya.Suara mobil yang berhenti tepat di depan rumah berhasil mengubah haluan pembicaraan. Paul masuk sambil bersiul memperbaiki gaya rambutnya.Ia tersenyum, mengangkat kantung makanan pada saat melihat ada Asley serta Ariana yang menunggu di ruang keluarga."Wow, tak biasanya ada yang masih menungguku pulang. Kalian sedang dalam keadaan baik kan?"Ariana tersenyum. "Hanya untuk menghajarmu jika kau mengerjai Asley sampai selarut ini.""Mom." Paul mencium mominya. "Aku menjanjikan ia sepotong pizza."Kedua mata Ariana membulat. "Kau membiarkan Asley bergadang selarut ini hanya untuk sepotong pizza? Kau gila, Paul.""
Read more
Kejutan Mengharukan
Paul sudah menunggu sambil duduk santai pada penutup bagasi mobil depannya. Beberapa kali ia melirik deretan angka memastikan jarum kecil itu dimana adanya. Hingga beberapa gerombol para siswa SMA ke luar dan saling berbisik sambil memperbaiki penampilan mereka masing-masing.Itulah sang bintang, yang pada saat ini tengah naik daun berada di puncak popularitasnya.Paul melambai pada seorang gadis berjaket bulu srigala serta tas punggung ia gengam di masing-masing sisinya.Beberapa gadis yang semula nyaris menghampirinya itu teralihkan perhatiannya pada sosok Asley yang berjalan memecah kerumunan mereka."Kenapa dengan raut wajahmu?"Asley menekuk wajahnya segera masuk ke dalam mobil."Kenapa kau harus datang ke sini?""Apa masalahnya?""Seharian ini aku sangat geram dengan para gadis menyebalkan itu. Mereka yang pada awalnya selalu mengeje
Read more
Bidadari di Mata Joice Kecil
Bocah-bocah berpipi merah muda itu berlari kecil menuju sebuah rumah sederhana di ujung jalan tepat di bawah pohon cemara paling besar menaungi mereka. Terdapat seorang wanita paruh baya bertubuh tambun menyambut kedatangan mereka.Dia adalah pengelola panti asuhan ini rupanya. Paul tersenyum hangat pada saat Asley menoleh, ia seolah berkata, "inilah kehidupanku sebenarnya.""Ini ...?""Ini pengelola panti. Kamu bisa memanggilnya Ibu Panti."Wanita itu tersenyum manis ke arah Asley, sambil mempersilakan masuk pada sebuah ruang yang cukup besar terdapat pula tungku penghangat di ruangan itu."Kenapa kalian lebih memilih tempat ini? Tidak adakah ...?" tanya Asley terpotong."Mereka semua menikmati tempat ini," jawab Paul."Tapi ini jauh dari pusat kota.""Nona, kami sangat menyenangi ketenangan." Ibu Panti tersenyum ramah sambil menyodorkan dua gelas susu jahe hangat ke hadapan Asley dan Paul."Sebentar, saya
Read more
DMCA.com Protection Status