Share

Bab 5 Dari Mana Kalian?

Ghea membawa Gemma keluar. Di luar dilihatnya temannya sedang menyiapkan makanan yang diyakininya dipesannya di layanan aplikasi pesan antar.

“Ayo, kita makan.” Ghea mengajak Gemma untuk makan bersama.

Gemma begitu senang sekali. Dia ikut duduk di samping Ghea. Makan makanan yang disiapkan untuknya. Ghea dengan telaten menyuapi Gemma dengan telaten. Raya yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum. Temannya itu sudah seperti ibu satu anak.

“Kalau Ghea ke sini apa daddy tidak marah?” Ghea begitu penasaran.

“Pak Kavin pulang malam, Bu, jadi Beliau tidak tahu jika kami pergi.” Asisten yang ikut duduk dan makan menjawab.

“Tapi, tidak baik, Bi, jika Bibi mengajak tanpa mengatakan pada daddy Gemma. Aku harap Bibi mengatakannya agar tidak menjadi salah paham nanti.” Ghea tidak mau jadi sasaran jika sampai terjadi apa-apa.

“Baik, Bu.”

Ghea beralih menyuapi Gemma. Melihat Gemma begitu lahap, membuatnya gemas. Sesekali mendaratkan kecupan di pipinya. Mereka sudah seperti ibu dan anak. Hanya kurang sosok ayah saja.

Gemma yang tidak mau langsung pulang membuat Ghea akhirnya memutuskan untuk mengantarkan sekalian ke klinik. Di rumah Ghea dan Gemma menghabiskan waktu bersama. Ghea begitu gemas dengan rambut lurus dan panjang dari Gemma, dia pun mengepang rambut Gemma.

“Lihat kamu seperti Princes Elsa.” Ghea tertawa melihat cantiknya Gemma. Dia begitu penasaran wanita yang melahirkan Gemma. Anaknya saja secantik ini pasti orang tuanya juga begitu cantik.

“Gemma mau gaun princes, Mommy,” pinta Gemma saat melihat pantulan wajahnya di cermin.

“Baiklah, kita akan beli nanti, oke.” Ghea tersenyum. Dia juga tidak sabar melihat Gemma memakai gaun princes.

“Hore ….” Gemma begitu bersemangat. Dia tidak sabar akan memakai gaun princes.

Dua jam bersama Gemma, membuat Ghea begitu senang. Gemma membuatnya selalu tertawa. Terlebih ketika menceritakan teman-teman sekolah. Menceritakan seru sekolah. Begitu mengemaskan.

Ghea bersiap ke klinik. Gemma yang menunggu di kamar Ghea hanya melihat ketika sang mommy berdandan. Sorot matanya terlihat jelas begitu mengagumi Ghea. Entah kenapa Gemma langsung memeluk Ghea dari belakang.

“Mommy tidak akan tinggalkan aku ‘kan?” ucap Gemma.

Ghea berbalik dan berjongkok. “Mommy janji tidak akan tinggalkan Gemma.” Dia membawa Gemma dalam pelukan. Entah janji apa yang telah diberikan oleh Ghea. Itu terucap begitu saja. Mungkin itu dorongan dari hatinya yang merasa iba pada Gemma.

Usai menghabiskan waktu bersama, akhirnya Ghea mengantarkan Gemma pulang. Dia juga berpesan untuk asisten rumah tangga menceritakan jika dia pergi ke mana. Lalu meminta izin dulu pada majikannya jika ingin pergi menemuinya. Terutama izin untuk besok mereka yang akan pergi mencari gaun princes. Asisten rumah tangga pun mengiyakan apa yang diminta oleh Ghea.

“Kita bertemu besok lagi, Sayang,” ucap Ghea seraya mendaratkan kecupan di dahi Gemma.

“Oke, Mommy.” Gemma tersenyum. Kemudian turun dari mobil.

Setelah mobil Ghea melaju meninggalkan rumahnya, asisten rumah tangga membawa Gemma ke dalam. Gemma begitu riang ketika masuk ke rumah. Sudah tidak sabar membayangkan hari esok akan bertemu dengan mommy-nya dan berbelanja baju princes.

“Dari mana kalian?” Suara bass terdengar menyambut Gemma dan asisten rumah tangga saat masuk ke rumah. Suara siapa lagi jika bukan suara daddy Gemma-Rowan Adlino Kavin. Pria dua puluh enam tahun itu tadi berniat menjemput Gemma ke sekolah, akan tetapi justru tidak mendapati anaknya. Sang guru memberitahu jika Gemma sudah pulang. Mendengar jika Gemma sudah pulang, akhirnya Rowan bergegas pulang. Sayangnya, saat sampai di rumah, dia tidak mendapati asisten rumah tangga dan anaknya di rumah. Dia begitu panik. Mencoba menghubungi asisten rumah tangga, tetapi ponsel tidak dapat dihubungi.

Rowan yang duduk langsung berdiri menghampiri asisten rumah tangga dan anaknya. Dia benar-benar geram ketika asisten rumah tangganya membawa anaknya sesuka hati. Tanpa mengabarinya. Dia patut was-was ketika anaknya pergi tanpa izinnya.

“Tadi kami pergi ke klinik, Pak.” Asisten rumah tangga yang ketakutan pun akhirnya memberikan alasan itu. Bukan berniat untuk berbohong, karena memang benar adanya dia dan Gemma ke Klinik.

“Gemma sakit?” Rowan langsung menghampiri anaknya. Berjongkok-menyejajarkan tubuhnya dengan anaknya. Tangannya langsung bergerak mengecek suhu tubuh anaknya. Namun, sayangnya anaknya tidak demam sama sekali. “Dia tidak demam, lalu untuk apa kamu membawanya ke Klinik.” Rowan mendongak. Menatap asisten rumah tangga.

Asisten rumah tangga ketakutan ketika majikannya menatapnya. “Gigi Nona Gemma sakit, Pak. Jadi saya bawa ke klinik, dan di sana mengantre cukup lama.” Dia terpaksa berbohong. Karena takut majikannya marah.

“Kamu sakit gigi, Sayang,” ucapnya membelai lembut putrinya.

“Iya, Daddy, gigi Gemma sakit sekaliiiii ….” Gemma memegangi giginya. Seolah giginya benar-benar sakit.

“Baiklah, kalau begitu ayo kamu istirahat.” Rowan langsung mengendong anaknya. Membawanya ke kamar.

Gemma yang digendong dan menghadap ke belakang, mengedipkan matanya pada asisten rumah tangga. Wanita empat puluh tahun itu pun mengangguk. Yakin jika Gemma pasti tidak akan mengatakan pada daddy-nya. Sebenarnya asisten rumah tangga tidak berniat untuk berbohong, tetapi dia ketakutan ketika melihat majikannya itu terlihat marah.

Di kamar Rowan menurunkan anaknya di kamar. Dia melihat lekat putrinya. “Kenapa kamu wangi sekali?” tanyanya tersenyum. Sejak tadi menggendong, dia mengendus aroma parfum di tubuh Gemma. Aroma manis itu mengingatkannya pada seseorang. Siapa lagi jika mantan kekasihnya.

“Tadi, Bu Dokter peluk Gemma.”

Rowan mengangguk. Akhirnya tahu dari mana aroma parfum yang menempel di tubuh Gemma. Sejenak dia merutuki kebodohannya. Pemilik parfum itu bukan hanya mantan kekasihnya saja. Tak mau memikirkan hal itu, Rowan segera membuka seragam yang dipakai sang anak. Dia begitu panik melihat anaknya sakit. Pria yang merupakan pengusaha restoran mewah itu, tidak suka jika anaknya sampai sakit. Baginya, Gemma adalah prioritas utamanya.

“Maafkan Daddy yang sibuk beberapa hari ini.” Rowan sangat menyesal. Beberapa hari ini, dia memang sangat sibuk. Pembukaan restoran baru membuatnya harus fokus dan mengabaikan anaknya.

“Aku rindu, Daddy.” Gemma memeluk daddy-nya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan daddy-nya.

“Daddy juga merindukanmu.” Rowan mengeratkan palukannya. “Sekarang kamu tidur, Sayang,” ucapnya seraya melepaskan pelukannya. Mengangkat anaknya ke atas tempat tidur. Menidurkan anaknya.

Gemma menurut saja. Tak membantah sama sekali.

Rowan membelai lembut rambut Gemma. Dia berjanji akan meluangkan waktu lebih banyak lagi, sehingga anaknya tidak akan sakit seperti sekarang. Gemma adalah sebuah titipan Tuhan yang harus dijaganya dengan sepenuh hati. Tak akan pernah dia menyia-nyiakan begitu saja.

“Tidurlah, Sayang, Daddy akan temani.” Rowan mendekap erat tubuh anaknya. Sekali pun Gemma sudah mengganti baju, dia masih merasa aroma parfum. Hal itu membangunkan memori yang sudah ditutupnya rapat.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
Rowan apa rawon .........tp sama" enak walaupun beda rasa......
goodnovel comment avatar
siti yulianti
typo nama selalu thor
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
kayaknya Ghea mantan pacarnya daddynya Gemma... trus tiap Gemma tanya soal mamanya yg d perlihatkan pasti fotonya Ghea jd begitu melihat Ghea Gemma lgsung mengenalinya sebagai ibunya..mgkin ceritanya begitu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status