Share

Bab 6 Mommy Siapa?

Ghea yang selesai praktik pagi, menunggu Gemma di lobi klinik. Sayangnya, setelah lama menunggu, Gemma tak kunjung datang. Padahal mereka sudah membuat janji. Rencananya Ghea akan mengantarkan gadis kecil itu untuk membeli gaun Princes Elsa yang diinginkannya.

Selang beberapa saat akhirnya gadis kecil itu datang bersama dengan asisten rumah tangga.

“Mommy pikir kamu tidak akan datang, Sayang.” Ghea sudah mulai terbiasa dengan sebutan itu, membuatnya akhirnya lancar menyebut dirinya sendiri seperti itu.

“Tadi tukang ojeknya lama, Bu.” Asisten rumah tangga menjelaskan.

“Jadi selama ini kalian pulang dengan ojek?” Ghea baru tahu. Dia merasa heran, karena Gemma termasuk anak orang kaya.

“Nona Gemma malas jika harus pakai mobil, karena kadang jam pulang sekolah itu macet, jadi membuat kami menunggu lama. Akhirnya Pak Kavin menyewa tukang ojek.”

Ghea menganggukkan kepala. Tadinya dia sudah berpikir negatif pada daddy Gemma. Namun, untuk asisten rumah tangga langsung menjelaskan. Paling tidak dia segera membuang pikiran buruknya itu. Namun, tetap saja jika ada mobil kenapa harus pakai motor. Itu masih jadi pertimbangannya. Entahlah, Ghea tidak mau pusing memikirkannya.

“Ayo, kalau begitu.” Ghea langsung mengulurkan tangannya. Mengajak Gemma untuk ke mobil. Segera pergi ke mal yang tak jauh dari rumah . Gemma duduk di depan dengan senangnya. Wajahnya berseri-seri ketika hendak berangkat. Saat Ghea mendekat untuk memasangkan sabuk pengaman pun, dia mendaratkan kecupan di pipi Ghea. Membuat Ghea tersenyum. Kemudian membalas kecupan tersebut.

Ghea melajukan mobilnya. Menuju ke mal. Sepanjang jalan Gemma terus menyanyi. Menggeleng-gelengkan kepalanya begitu riang. Ghea yang melirik-memerhatikan ikut senang. Saat sampai di mal, dia langsung mengulurkan tangan. Menggandeng tangan Gemma.

Mereka sampai di sebuah toko yang menjual pakaian anak. Di sana Ghea memilihkan pakaian untuk Gemma. Dia juga membantu Gemma untuk menjajal gaun pilihan Ghea.

“Aku cantik, Mommy.” Gemma tersenyum melihat dirinya di pantulan cermin.

“Nanti tinggal rambutnya dikepang. Jadi princes.” Ghea tersenyum membayangkan hal itu. Dia benar-benar sudah seperti punya anak perempuan.

Tak hanya itu saja yang dibeli oleh Ghea. Dia juga membeli gaun lain. Warnanya yang cerah pas sekali untuk dipakai oleh Ghea. Kali ini yang merasa senang bukan hanya Gemma saja, tetapi juga Ghea. Dia merasa puas bisa memenuhi keinginan Ghea.

“Nona Gemma tidak pernah sebahagia ini.” Asisten rumah tangga yang merawat Gemma sejak kecil merasa senang sekali, karena akhirnya melihat Gemma yang senang saat berada bersama Ghea.

Ghea terdiam. Mendengar hal itu, hatinya sakit. Jika hanya kebahagiaan kecil bisa dibagikannya, kenapa tidak? Lagi pula itu tidak akan sebanding dengan senyuman yang dilihatnya dari wajah Gemma.

Sebenarnya Ghea ingin mengajak Gemma untuk bermain. Namun, dia tidak enak karena sudah terlalu lama pergi. Akhirnya, Ghea mengajak Gemma untuk pulang.

“Terima kasih, Mommy.” Gemma mendaratkan kecupan di pipi Ghea sebelum turun dari mobil. Merasa senang karena hari ini dia dapat menghabiskan waktu bersama dengan Ghea.

“Sama-sama, Sayang. Sampai berjumpa besok.” Ghea tersenyum membelai lembut pipinya. Kemudian beralih pada asisten rumah tangga Gemma. “Bi, jangan lupa besok saya yang akan jemput, jadi jangan langsung pulang.” Ghea mengingatkan kembali asisten rumah tangga. Dia tadi sudah membujuk Gemma untuk mau pulang naik mobil. Baginya anak seusia Gemma harusnya dijemput naik mobil. Kecuali memang tidak punya mobil.

“Baik, Bu.”

Gemma dan asisten rumah tangga turun. Mereka langsung berlalu masuk ke rumah. Saat masuk mereka dikejutkan dengan kehadiran Rowan. Dia memandang Gemma dan asisten rumah tangga dengan tajam.

Rowan sebenarnya sejak kemarin curiga. Terlebih lagi ketika asisten rumah tangga ditanya mana obat untuk Gemma dan mengatakan tidak ada obat. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang. Tak lantas marah. Hingga akhirnya, tadi dia datang ke sekolahan lagi. Berniat menjemput Gemma lagi. Lagi-lagi Rowan mendapati Gemma sudah pulang. Untuk membuktikan apakah dugaannya benar jika asisten rumah tangganya berbohong, akhirnya Rowan memilih pulang. Mengecek keberadaan mereka. Benar saja. Di rumah mereka semua tidak ada.

“Gemma masuk!”

Gemma yang melihat daddy-nya tampak marah langsung bergegas masuk. Tak membantah atau pun menjawab perintah daddy-nya.

Asisten rumah tangga begitu berdebar-debar ketika melihat jika ternyata majikannya sudah pulang. Dia kini tak bisa lagi berbohong apa lagi sejak kemarin sudah kepergok.

“Dari mana sebenarnya? Apa yang selama ini Bibi lakukan pada Gemma.” Rowan yang melihat belanjaan yang dibawa asisten rumah tangga merasa curiga ada hal yang dilakukan di belakangnya.

“Tadi kami pergi bersama dengan mommy Nona Gemma, Pak.”

Dahi Rowan berkerut dalam. “Apa maksud kamu? Bukankah aku sudah bilang jika mommy Gemma di luar negeri? Apa kamu sedang memberikan alasan padaku?” tanyanya kesal.

“Tidak, Pak. Saya tidak beralasan. Saya memang pergi menemui mommy Gemma.”

“Lalu kalau kamu tahu mommy Gemma, katakan siapa namanya?”

Asisten rumah tangga itu merutuki kebodohannya karena dia tidak tahu siapa nama dokter yang dibilang mommy Gemma. Dia hanya memanggilnya ibu saja. “Sa-saya tidak tahu, Pak,” ucapnya menundukkan pandangan.

“Jika kamu tidak tahu, bagaimana bisa kamu memberikan alasan padaku jika kamu dan Gemma bertemu dengan mommy-nya. Dari mana kamu tahu jika itu adalah mommy Gemma?” Rowan berapi-api. Ini sudah keterlaluan. Bisa-bisanya asisten rumah tangganya menggunakan alasan tidak masuk akal.

“Nona Gemma yang mengatakan jika dia adalah mommy-nya.”

Rowan menggeleng heran. Tidak mengerti kenapa bisa ucapan Gemma membuat asisten rumah tangga membawanya pergi. Sudah Rowan duga jika asisten rumah tangganya sedang berbohong. Tidak mungkin juga dia tahu mommy Gemma, karena selama ini dia menutup rapat semuanya. Tak mau sampai Gemma tahu siapa ibunya. Rowan hanya ingin Gemma tahu hanya dia orang tuanya.

“Kamu sudah bekerja lama di rumah ini. Aku tahu jika kamu pasti berusaha untuk menjaga dan melindungi Gemma. Sebenarnya aku kecewa dengan tindakanmu ini, tetapi aku memberikan kamu kesempatan untuk memperbaiki. Aku tidak mau kejadian seperti ini terulang.” Rowan tidak mau terlalu kejam. Lagi pula asisten rumah tangganya itu sudah lama bekerja di rumahnya.

“Baiklah, Pak. Saya tidak akan mengulang lagi.”

Rowan mengembuskan napasnya. Berusaha untuk menguatkan dirinya. Rasanya berat sekali langkahnya harus diayunkan ke kamar Gemma. Terlebih lagi, Gemma pergi dengan alasan mommy-nya, yang diyakini jika itu pasti tidak benar. Namun, dia harus menemui anaknya. Menanyakan ke mana dan apa yang menyebabkan dia terlambat pulang.

Rowan yang sampai di kamar Gemma membuka pintu kamarnya. Dilihatnya anaknya itu sedang duduk diam di tempat tidurnya. Masih memakai seragam yang dipakainya. Hanya saja sepatunya sudah dilepas.

Masuk ke kamar, Rowan menghampiri anaknya. Duduk tepat di samping anaknya. “Gemma pergi ke mana tadi?” Rowan dengan lembut bertanya.

“Gemma pergi dengan mommy.”

Jawaban itu membuat Rowan pusing. Mommy siapa yang anaknya maksud. Namun, dia tidak mau langsung menghardik anaknya. Tak mau sampai anaknya itu takut. “Lalu, apa yang Gemma lakukan?”

“Gemma tadi beli gaun princes. Apa Daddy tahu, jika gaun yang dibeli adalah Princes Elsa.” Dia menceritakan dengan semangat.

Rowan mendengarkan dengan saksama. “Lalu apa lagi?”

“Mommy bilang, nanti tinggal dikepang, jadi Gemma akan secantik Princes Elsa.”

Rowan mengangguk-anggukan kepalanya. Menanggapi dengan tenang cerita anaknya.

“Tadinya, Mommy ingin mengajak Gemma bermain, tetapi tidak jadi.”

Rowan masih dalam mode mendengarkan. “Lalu, Gemma akan bertemu lagi dengan mommy?” tanya Gemma.

“Iya, besok dia akan menjemput sekolah Gemma.”

Rowan terkejut mendengar penuturan anaknya. Dia pasti tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Terlebih lagi, anaknya bertemu dengan orang asing. Namun, tidak mungkin dia langsung begitu saja melarang. Anaknya pasti akan sangat kecewa.

“Baiklah, sekarang Gemma ganti baju, karena Daddy akan mengajak Gemma bermain.”

“Ye … Gemma main dengan Daddy.” Gemma langsung meloncat senang. Dia memang selalu senang ketika bermain dengan daddy-nya. Apalagi beberapa hari ini dia tidak bermain dengan sang daddy karena dia begitu sibuk.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
bakal ada pertemuan antara Ghea dan Rowan nih
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
pasti Rowan penasaran banget siapa yang di panggil gemma mommy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status