Share

Bab 7 Dia Mommy-mu

Ghea menunggu di dalam mobil anak-anak keluar dari sekolahnya. Pandangannya fokus memerhatikan setiap anak yang pulang. Kemarin dia sudah membuat janji dengan asisten rumah tangga, tetapi sejak tadi dia tidak melihat asisten rumah tangga dan Gemma. Hal itu membuat Ghea khawatir. 

Rasa penasaran membuatnya akhirnya turun dari mobil. Menemui guru Gemma. Untuk menanyakan keberadaan Gemma. 

“Permisi, Miss,” ucap Ghea menyapa guru Gemma. 

“Bu Dokter, ada yang bisa saya bantu?” tanya guru Gemma. 

“Tadinya saya ingin bertemu dengan Gemma, tetapi tampaknya Gemma tidak ada.” 

“Gemma, tadi daddy-nya mengabari jika dia tidak masuk hari ini, Bu Dokter.” 

“Tidak masuk?” Ghea begitu terkejut. “Apa dia sakit?” 

“Maaf saya kurang tahu, Bu. Daddy Gemma tidak menjelaskan.” 

Ghea mengangguk. “Terima kasih, Miss. Kalau begitu permisi.” 

Mendapatkan informasi itu akhirnya, Ghea merasa khawatir. Menebak-nebak apakah Gemma sakit. Untuk menghilangkan pikirannya itu, akhirnya Ghea memilih untuk segera pergi ke rumah Gemma. Mengecek keadaan anak itu. 

Ghea melajukan mobilnya ke rumah Gemma. Sepanjang perjalanan dia berdoa jika Gemma baik-baik saja. Entah kenapa, dia begitu takut anak kecil yang memanggilnya mommy itu sampai sakit. 

Mobil sampai di rumah Gemma. Rumah dengan model minimalis modern itu tidak memiliki gerbang jadi dengan mudah mobil Ghea masuk. Dia langsung turun mobil setelah memarkirkan mobilnya. Mengetuk pintu rumah mewah di depannya.

Asisten rumah tangga membuka pintu. Dia terkejut melihat Ghea yang datang ke rumah. “Bu Dokter ke sini?” tanyanya.

“Iya, tadi saya ke sekolah, tetapi Gemma tidak masuk sekolah. Apa dia sedang sakit?” 

Tadi pagi majikannya mengatakan jika Gemma tidak boleh sekolah. Hal itu membuat gadis kecil itu menangis. Namun, asisten rumah tangga tidak bisa berbuat apa-apa mengingat kemarin dia sudah melakukan kesalahan. Jadi dia membiarkan Gemma menangis dan mengurung diri di rumah. Majikannya yang di rumah juga membuatnya tidak bisa ke sekolah untuk menemui dokter yang dianggap mommy oleh Gemma. 

“Tidak, Bu.” 

“Lalu kenapa dia tidak masuk?” Ghea begitu khawatir.

“Siapa, Bi?” Suara bass terdengar dari dalam. 

Mendengar suara yang tak asing di telinganya, Ghea terdiam. Jantungnya begitu berdebar mendengar suara yang dia yakini mirip dengan mantan kekasihnya. Namun, sekuat tenaga dia meyakini jika mungkin hanya kebetulan saja. 

“Bu Dokter, Pak.” Asisten rumah tangga memiringkan tubuhnya sambil membuka lebar pintu. 

Alangkah terkejutnya Ghea melihat pria yang sudah lama tidak ditemuinya. Pria yang mematahkan hatinya enam tahun lalu. Pria yang sampai detik ini masih ada di relung hatinya. Rowan Adlino Kavin. Mengingat nama belakang mantan kekasihnya, Ghea baru tersadar jika sejak kemarin asisten rumah tangganya sudah mengatakan nama itu. Namun, dia benar-benar tidak ingat sama sekali jika itu adalah nama Rowan. Sejak dulu, Ghea memang memanggil nama depan Rowan. Jadi dia jelas tidak ingat. 

Rowan yang melihat Ghea begitu terkejut. Sudah sejak enam tahun lalu dia tidak ditemuinya. Wajah Ghea masih secantik dulu. Hanya saja dia lebih terlihat dewasa. Beda sekali dengan dulu Ghea yang dikenalkanya. Yang terlihat manja dan kekanak-kanakan.

Rowan menghampiri Ghea yang berada di depan pintu. Melihat majikannya sudah ada, asisten rumah tangga pun bergegas pergi. Meninggalkan dua orang yang saling kenal itu saling berbicara. 

Rowan dan Ghea masih saling pandang. Tak ada satu patah kata pun yang terucap dari mulut keduanya. Mereka masih dalam pikiran masing-masing. Merasa masih aneh kenapa mereka bisa bertemu. 

“Mommy.” Suara Gemma terdengar. Gadis kecil yang diberitahu asisten rumah tangga jika mommy-nya datang, langsung berlari keluar. Gemma menghampiri Ghea. Memeluk erat tubuh Ghea. 

Apa yang dilakukan Gemma membuat Rowan terkejut. Terlebih lagi, anaknya itu memanggilnya dengan panggilan ‘mommy’.

Ghea berusaha menetralkan detak jantungnya yang sedari tadi tak beraturan. Membalas pelukan Gemma. Membelai lembut rambut Gemam. Rowan yang melihat pemandangan itu semakin dibuat bingung. Memikirkan bagaimana anaknya itu seakrab itu dengan Ghea. 

Ghea melepaskan pelukannya. Berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya. “Gemma tidak sekolah? Apa Gemma sakit?” tanya Ghea membelai lembut wajah Gemma. 

Gemma menoleh. Melihat daddy-nya yang berdiri di belakangnya. “Daddy bilang Gemma tidak boleh sekolah, takut diculik orang asing.” 

Panggilan Gemma itu membuat hati Ghea hancur. Ternyata mantan kekasihnya itu sudah memiliki anak. Jika dihitung usia Gemma lima tahun dan waktu perpisahaannya dengan Rowan enam tahun, sudah bisa dipastikan setelah Rowan meninggalkannya, pria itu menikah. Ghea ingin menangis, tapi apa yang mau ditangisi, melihat mantan kekasihnya menikah, atau karena kenapa takdir mempermainkannya karena harus mempertemukannya kembali dengan mantan sialan yang meninggalkannya itu. 

“Apa orang lain itu adalah aku?” Ghea memandang Rowan. “Apa Daddy-mu takut aku menculikmu?” tanya mengalihkan pandangan pada Gemma. 

Rowan sungguh tidak tahu jika yang ditemui anaknya beberapa hari ini adalah Ghea. Entah bagaimana mereka berdua bisa bertemu, dia begitu penasaran. 

“Mengajak anak orang tanpa izin apa itu bukan dibilang penculik?” tanya Rowan menyindir. 

Dia masih sama seperti dulu dinginnya!

Ghea sadar jika dirinya memang salah. Sejak kemari mengajak Gemma dia tidak meminta izin pada orang tua Gemma. Namun, Ghea tidak mau disalahkan begitu saja. 

“Jadi Gemma tidak sakit?” Ghea mengalikan perhatian. Mengabaikan Rowan yang ketus padanya. 

“Tidak.” 

“Baiklah kalau Gemma baik-baik saja.” Ghea membelai lembut pipi Gemma. Bersiap untuk pulang. 

“Mommy mau ke mana?” Gemma langsung menarik tangan Ghea. 

Mommy? Menjadi anak dari mantan kekasihnya terasa begitu menyakitkan, dan dia harus mengakhiri semuanya. Agar tidak melukainya atau pun melukai Gemam. 

Ghea membelai lembut pipi Gemma. “Sayang, aku bukan mommy-mua,” ucapnya dengan lembut. 

Mendengar ucapan Ghea, Gemma langsung mencebikkan bibirnya. Sesaat kemudian tangisnya terdengar. Dia menoleh pada daddy-nya. “Mommy … Mommy,” ucapnya terisak.  Dia tidak terima mendengar jika Ghea tidak mengakui dirinya mommy-nya. 

Rowan berjongkok. Mensejajarkan tubuhnya dengan Gemma. Matanya memandang Ghea dengan lekat. “Dia mommy-mu, Sayang,” ucapnya. 

Kedua bola mata Ghea membulat sempurna. Dia tidak mengerti kenapa bisa Rowan mengatakan hal itu. Mengatakan sesuatu yang bukanlah kenyataan. 

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Dian Susantie
wow.. wow... ada apa ini..?? apa bebas Gemma anak Ghea ..??!! tapi gimana..??!!
goodnovel comment avatar
nata Johi
hebat sekali
goodnovel comment avatar
nata Johi
mantap banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status