Share

Orang Baru

Jika saja waktu bisa diputar, mungkin bagi pria yang masih saja merasakan sakit hati lantaran diceraikan istrinya itu, lebih memilih terluka fisik daripada hatinya yang terluka.

****

Suatu pagi, Rochman baru saja datang di restoran tempat dia mengais rejeki.

"Kamu sudah datang?" sambut pemilik restoran yang merupakan atasan Rochman bernama Jakcson

"Eh, sudah, Mister," angguk Rochman ramah.

"Saya minta tolong, kamu antarkan istri saya ke kantor, karna dia belum begitu mahir bawa mobil. Kebetulan saya akan mengikuti tender di luar kota, dan tidak bisa ditolak, jam sepuluh harus sudah sampai sana. Jadi saya tidak sempat antar istri saya," titah Jackson.

Jackson dan istrinya, Sidney adalah orang asing yang menetap di Indonesia. Mereka memiliki sebuah perusahaan yang dikelola bersama. Mereka merintis usaha tersebut dari awal pernikahan mereka, hingga kini menjadi sebuah perusahaan besar.

Pasangan suami istri tersebut pun mendirikan sebuah restoran sebagai usaha sampingan, dan dipasrahkan kepada Rochman sebagai tangan kanan mereka, karena kinerja Rochman sangat bagus.

"Oh, baiklah," angguk Rochman.

"Sementara karyawan lain yang akan menunggu restoran ini," lanjut Jackson.

Rochman mengangguk sekali lagi, kemudian Jackson segera masuk ke dalam mobilnya, dan perlahan mobil mulai melaju meninggalkan restoran itu.

Rochman pun masuk ke dalam restoran, dia melihat Sidney sedang duduk.

"Miss, apa mau diantar sekarang?" tanya Rochman sopan.

"Boleh," kata Sidney singkat.

Rochman pun mengangguk, namun diam-diam pria itu menelisik penampilan Sidney dari wajah hingga kakinya.

'cantik juga,' batinnya.

"Oh iya, ini kunci mobilnya," kata Sidney menyerahkan kontak mobil kepada Rochman.

Rochman pun menerima kontak mobil dari tangan Sidney, namun karena nervous, kontak tersebut terjatuh.

Rochman dan Sidney reflek, mereka sama-sama berjongkok hendak mengambil benda itu. Dan kini telapak tangan Sidney berada di bawah, sedangkan telapak tangan Rochman berada di atas telapak tangan Sidney.

Deg ....

Jantung Rochman berdetak kencang, iramanya tak beraturan. Begitu pun dengan Sidney. Perlahan kedua insan itu saling tatap. Wajah Sidney merah merona bak kepiting rebus.

"Ekhem!" Seorang karyawan yang kebetulan baru datang, tanpa sengaja melihat adegan tersebut.

Rochman pun terkesiap, dia segera berdiri sambil menoleh ke arah karyawan itu.

Kemudian Rochman kembali menatap Sidney. "Maaf ...."

"Tidak apa-apa." Sidney ikut berdiri dan kembali menyerahkan kontak mobil itu.

Kali ini Rochman mengambil kontak mobil itu dengan hati-hati.

"Rochman, aku ingin bicara sebentar," kata karyawan tersebut seraya berjalan ke belakang.

Karyawan itu bernama Theo, dia merupakan karyawan terlama yang bekerja di restoran itu. Theo memang tidak begitu menyukai Rochman, lantaran dia iri dengan Rochman karena dijadikan kepercayaan oleh Jackson.

Rochman pun berjalan mengikuti Theo. Kini kedua pria tersebut berada di depan toilet.

"Ada apa?" tanya Rochman tanpa basa basi.

"Aku hanya ingin mengingatkan kamu, untuk tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan," ujar Theo.

"Maksud kamu?" Rochman mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud ucapan Theo.

"Kamu jangan macam-macam dengan Miss Sidney, dia itu istri kesayangan Mister Jackson," tutur Theo.

"Macam-macam yang seperti apa maksud kamu?" tanya Rochman semakin tidak mengerti dengan ucapan Theo.

"Kamu renungkan saja sendiri, apa maksudnya. Sekali lagi aku mergokin kamu macam-macam dengan Miss Sidney, aku tidak segan-segan memberitahukan Mister Jackson, supaya kamu ditindak lanjuti."

Setelah berkata demikian, Theo berlalu begitu saja meninggalkan Rochman.

"Kenapa sih dia?" lirih Rochman sambil tersenyum menertawakan tingkah konyol Theo.

Rochman kemudian melangkahkan kaki panjangnya keluar restoran. Dia melihat Sidney sedang berdiri di dekat mobilnya.

"Maaf, Miss, tadi ada urusan sebentar," dalih Rochman.

"Tidak masalah," kata Sidney tersenyum ramah.

Kini mereka berdua telah berada di dalam mobil. Perlahan, Rochman menggerakkan stang bundarnya.

Tak lama, sampailah mereka di sebuah perusahaan besar. Rochman dan Sidney turun dari mobil.

"Man, tolong bantu saya bawa berkas ini ke ruangan saya, ya," titah Sidney dengan logat khas inggrisnya seraya menyerahkan beberapa dokumen kepada Rochman, dan diterima dengan baik oleh rochman.

"Baik, Miss," angguk Rochman.

Rochman pun berjalan mengekor di belakang Sidney masuk ke kantor, mereka menaiki tangga dan langsung menuju ruang kerja Sidney.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status