Rochman akhirnya bangkit, sembari berusaha menahan rasa sakit yang seolah menghancurkan persendian tubuhnya. Pria itu merasa pusing.Tertatih Rochman melangkah, meskipun dia tidak tahu hendak membawa langkahnya kemana. Pria itu hampir tak percaya, bahwa ternyata dirinya benar-benar tidak lagi memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk sekedar dimintai pertolongan saat itu.Dulu Rochman bangga memiliki Jhulie yang mencintai dirinya sepenuh hari, pria itu menganggap Jhulie adalah belahan jiwa, namun itu semua palsu. Sekarang dia tahu sifat aslinya. Dan Rochman benci itu semua.Baru beberapa meter menyeret langkahnya, Rochman limbung dan jatuh tersungkur begitu saja. Rasa sakit di sekujur tubuhnya ditambah dengan sakit hatinya yang masih terasa, adalah pemicunya.Kepala Rochman semakin pusing, tubuhnya pun terasa lemas sekali. Hingga akhirnya pandangan menjadi gelap, dan ....Ketika membuka mata, Rochman terkejut kala menyadari dirinya berada di sebuah kamar di atas kasur empuk. Rochm
"Oh bukan begitu, Miss. Ya sudah kita mengobrol tidak apa-apa," pasrah Rochman.Kedua insan itu pun mengobrol di dalam kamar, dengan disaksikan dinding bisu.****Di sisi lain, Antonio kini tengah berada di dalam ruangan sebuah perusahaan milik ayahnya. Pagi tadi ayah Antonio menelpon anaknya menyuruhnya datang ke ruangannya."Ada apa Papa memanggilku kesini?" tanya Antonio yang duduk di hadapan ayahnya."Papa kecewa denganmu." Ayah Antonio menatap putra satu-satunya itu.Antonio mengerutkan keningnya sambil menatap ayahnya itu. "Maksud Papa apa?""Papa tahu, kamu tidak mencintai perempuan yang kamu bawa itu, kan? Kamu sedang melakukan sebuah rencana. Menurut Papa, kamu menikahi perempuan itu karna dia sudah hamil!"Deg ....Jantung Antonio berdetak kencang seketika ...."Dari mana Papa tahu semua itu?""Ya, Papa tahu kamu sudah selingkuh dengan perempuan itu karna kamu tidak sabar menunggu Nayla pulang dari luar negri. Dan perempuan itu sekarang sedang hamil, jadi kamu memanfaatkan k
"Saya baru saja dari mall," jawab Puput."Jadi ini mau pulang?" tanya Rochman.Puput mengangguk ....Rochman menelisik penampilan Puput dari ujung rambut hingga ujung kaki.'sempurna, cantik sekali dia,' batinnya."Oh iya, Mas sendiri, mau kemana, dan dari mana?" Puput balik bertanya."Oh, saya sedang mencari angin, dan ini mau pulang," bohong Rochman.Puput pun menelisik Rochman, 'sepertinya dia tidak bekerja. Buktinya, jam segini cari angin. Padahal ini bukan hari minggu,' batinnya.Rochman pun heran melihat Puput melamun. "Mbak?"Puput terkesiap mendengar dirinya dipanggil. "Eh, iya, Mas?""Kok bengong, ada apa?" tanya Rochman."Em begini, sebenarnya saya sedang mencari orang. Apa kita bisa ngobrol sebentar?" ujar Puput penuh harap.'kenapa dunia ini penuh dengan kebetulan? Sebenarnya, aku memang masih ingin sama perempuan ini lebih lama,' batin Rochman."Mencari orang untuk apa, Mbak?" tanya Rochman."Makannya, sekarang kita ke rumah saya, biar enak ngobrolnya," ajak Puput.Rochman
Tak terasa hari menjelang sore, Rochman pun berpamitan kepada Puput untuk pulang ke rumahnya.Sampai di rumah, Rochman segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, Rochman merebahkan tubuhnya di dalam kamar. Netranya menerawang langit-langit kamar. Seketika dia teringat dengan Jhulie, rasa rindunya kini mencuat kembali ke permukaan.Namun dia segera menepis semuanya, 'kenapa juga aku masih mengingat dia? Dia sudah mengkhianati ku, lagian masih banyak perempuan lain,' batinnya.****Sementara itu di kediaman rumah Antonio ...."Aku harus secepatnya menikahi Jhulie, sebelum Nayla pulang dari luar. Setelah anak Jhulie lahir, tentu saja aset kekayaan papa sudah ada di tanganku, nah ... aku akan segera menceraikan Jhulie, dan menikahi Nayla."Antonio bermonolog pada dirinya sendiri, pria itu kini tengah duduk di sebuah sofa di ruang tengah sambil menikmati secangkir kopi hitam.Kriiing ....Tiba-tiba ponsel Antonio berdering."Siapa yang telpon?" gumam Antonio seraya
"Rochman?" lirih Jhulie."Kamu, Jhul?" balas Rochman.Jhulie segera berdiri, dia bersikap acuh kepada mantan suaminya itu."Kamu ngapain di sini?" tanya Jhulie ketus."Aku kan kerja di sini," jawab Rochman santai."Bukannya restoran tempat kamu kerja, bukan di sini ya?" heran Jhulie."Aku sudah dipindah di sini sama pak bos," sahut Rochman sambil membetulkan kerah kemeja yang dia pakai."Jadi, restoran bos kamu ada dua?""Iya, Jhul. Oh iya, kamu sendiri sedang apa di sini?""Jelas saja mau makan, memang kamu pikir, aku kesini mau ngapain? Mau kondangan?""Kenapa sendiri? Mana pacar kamu?""Dia sibuk kerja mengurus bisnis di kantor papanya," kata Jhulie dengan sombongnya."Hem, kasihan sekali, cantik-cantik makan sendiri, tidak ada yang menemani," gumam Rochman dengan nada setengah mengejek."Hei, apa urusannya denganmu?" ketus Jhulie."Oh, tidak ada. Silahkan pesan apa yang mau dimakan. Biar saya siapkan," kata Rochman."Aku sudah pesan dari tadi, dan sudah aku makan juga. Dan lagi, k
"Saya ingin mendaftar jadi supir pribadi Mbak," kata Rochman mantap.Puput tersenyum sumringah, "benarkah?""Apa tampang saya ini, terlihat sedang berbohong?" kelakar Rochman."Hehe ... baiklah, kalau Mas memang bersedia jadi supir pribadi saya, saya tunggu besok di sini. Sebenarnya ada banyak barang-barang, yang harus di kirim ke Kota X. Tapi karna kemarin-kemarin saya belum dapat supir, jadi barang itu masih ada di gudang," tutur Puput sambil terkekeh."Jadi, mulai besok saya datang kesini?" kata Rochman kembali memastikan."Betul, tapi kerjanya santai kok, tidak setiap hari Mas datang. Mungkin tiga hari sekali. Karna barangnya juga tiga hari sekali baru ada banyak. Jadi saya produksi dulu barang untuk bisnis saya itu," jelas Puput."Gitu, ya?" lirih Rochman."Iya, dan ... Mas punya mobil ya? Besok pakai mobil Mas bisa kok, kebetulan mobil saya sedang diservis di bengkel karna rusak parah, dan kata tukang servisnya sekitar satu minggu baru jadi," ujar Puput."Okey, tidak masalah. Dan
"Aduh, hati-hati, Mas," kata Puput."Eh iya, Mbak maaf," lirih Rochman kemudian kembali melajukan mobilnya."Apa pertanyaan saya menyinggung perasaan Mas?" tanya Puput."Oh tidak, Mbak. Barusan saya kurang fokus jadi kaget gitu," dalih Rochman."Gitu ya? Jadi, anda sudah berkeluarga atau belum?" Puput kembali mengulangi pertanyaannya."Sudah, tapi sudah cerai juga," lirih Rochman."Oh ... maaf, ya?" Puput seolah merasa menyesal atas pertanyaannya."Kenapa harus minta maaf, Mbak tidak salah. Bukankah Mbak hanya sekedar bertanya," ujar Rochman."Hehe, iya. Ya sudah lanjut, hati-hati bawa mobilnya," kata Puput terkekeh."Iya, oke," angguk Rochman sambil terus menggerakkan stang bundarnya.Sepanjang perjalanan, Rochman terus mengingat pertanyaan Puput. Dia merasa berkecil hati dengan pertanyaan tersebut. Kini mobil yang dikendarai oleh Rochman berbelok ke sebuah tikungan. Karena terlalu memikirkan pertanyaan Puput, pria itu tidak memperhatikan jalan. Dia tidak menyadari bahwa dari arah yan
"Dia itu kakak ipar saya, kakak dari suami saya," sahut Puput sambil mengusap dagu Rochman.Glek ....Rochman menelan saliva, seketika adrenalinnya bermain. Entah mengapa, celana bagian tengahnya mendadak sempit."Oh, dia itu kakak ipar anda, pantas main tuduh sembarangan," lirih Rochman perlahan menyingkirkan tangan Puput dari dagunya."Iya, dan dia memang seperti itu dari dulu. Suka asal tuduh tanpa nanya dulu," tutur Puput."Ya sudah, kita lanjutkan lagi perjalanannya. Masih cukup lama untuk sampai di tempat tujuan," kata Rochman sembari melangkah masuk ke mobil.Puput pun ikut masuk ke dalam mobil. Dan mobil pun melaju perlahan.******Perusahaan Ayah Antonio"Ada apa Papa memanggilku?" tanya Antonio yang kini telah berada di ruang kerja ayahnya itu."Papa ingin bicara," ujar Ayah Antonio."Bicara apa, Pa?" Antonio mengerutkan keningnya."Begini besok pagi papa harus pergi ke Kota L, membahas proyek bersama Tuan Agus, pemilik PT. Bintang. Jadi, papa minta tolong, apakah kamu bisa m