Dia bahkan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membuat Damian nyaman dengan dirinya."Sudah terlalu banyak rasa sakit, aku ingin melupakan semuanya dan bahagia hidup sendiri-sendiri," tutup Melissa.Dia benar-benar ingin melupakan segala hal tentang ibunya."Jadi? Kau pilih mana?""Tentu saja aku akan di sini, bersamamu. Bahkan jika tidak menjadi istrimu di masa depan, aku tetap akan memilih tinggal di sini."Melissa menjawab tanpa ragu, dalam hati, dia sudah mendedikasikan diri sebagai pembantu Damian yang paling setia, untuk membalas kebaikannya ini.Damian langsung memeluk dan mencium Melissa saat mendengar jawaban gadis tersebut."Terima kasih, aku benar-benar mengharapkan jawaban ini darimu, Melly."Kata-katanya terdengar begitu tulus. Damian lega karena Melissa lebih memilih berada di sisinya daripada pergi ke ibunya yang kini menjadi istri orang kaya setelah menjadi pelakor."Aku justru senang bisa mendapat tempat tinggal gratis, jangan khawatir, aku tidak akan merepotka
"Di mana ini?"Melisa yang baru saja terbangun mengerjap beberapa kali dengan satu tangan memijat kening, diedarkannya pandangan ke seluruh ruangan yang tampak asing di matanya tersebut."Kapan aku berada dalam bak mandi?" bisiknya kebingungan saat mendapati tubuhnya saat ini ternyata tengah berendam di sebuah bathub mewah dengan busa sabun memenuhi bak mandi tersebut dan aroma harum yang membuat tubuhnya rileks.Baru saja gadis itu memejamkan mata untuk menikmati berendam di air hangat dengan aroma harum tersebut, terdengar seseorang menggeser pintu.Kedua netra gadis tersebut langsung terbelalak shock saat melihat seorang prai dengan santai membuka pembatas antara kamar mandi dan bathtub tempat dia sekarang berada, lalu melenggang dengan acuh tak acuh menuju ke arahnya.Refleks, Melissa pun mengambil sikap waspada seraya menutup buah dadanya dengan kedua tangan."S-siapa anda?" tanyanya penuh curiga.Sosok pria bertubuh tinggi dengan kulit putih semulus batu giok dengan wajah yang l
"Istriku," bisik pria itu dengan suara lembut, tapi sama sekali tidak hangat."Jangan coba-coba mempermainkan aku."Setelah mengatakan hal itu, dengan kejamnya pria asing itu menjatuhkan Melissa dari gendongannya. Melisa menjerit pelan saat pantatnya menabrak lantai yang keras.Pria asing tersebut meraih handuk tak jauh darinya lalu melemparkan benda itu pada tubuh Melissa yang tak terbalut sehelai benang pun."Cukup main-mainnya, Alice. Jangan bersikap mendadak seperti orang amnesia untuk lepas dari tanggung jawabmu sebagai istriku. Kau harus ingat, bahwa uang yang kau minta itu sudah ku-transfer ke rekening ibumu."Suara pria yang kini duduk berjongkok di depan Melissa, terdengar tajam dan penuh ancaman."Uang ... uang apa?" cicit gadis itu dengan wajah pucat dan memeluk handuk yang kini melilit tubuhnya.Pria itu tidak segera menjawab, malah menyugar rambutnya ke belakang dengan tatapan jijik."Sudahlah. Aku lelah, cepat berdiri dan layani aku!""Tolong jelaskan situasi ini kepada
"Kau tahu tidak, Istriku Tersayang? Kalau ada mitos bahwa malam pertama itu harus melakukan hubungan badan dengan istrinya, karena kalau tidak, nanti si istri akan menjadi istri yang tidak baik," bisik Darren saat dia melucuti handuk dari tubuh Melissa, menampakkan keindahan tubuh gadis cantik tersebut."Aku menikah tidak untuk mencari masalah, jadi aku akan mendisiplinkan dirimu dari awal."Setelah mengatakan hal itu, Darren mulai menyerang tubuh Melissa, gerakannya kasar dan tanpa kasih sayang, membuat gadis tersebut hanya bisa mengerang pelan saat gigi pria itu menancap di salah satu puncak buah dadanya.Setelah beberapa foreplay singkat, pria itu mulai memasukkan barang miliknya yang besar tersebut ke dalam tubuh Melissa."Kumohon hentikan. Rasanya sakiiiit ...!"Melissa berteriak saat merasakan benda besar itu seperti membelah tubuhnya, dia sampai mencakar punggung pria yang kini menjadi suaminya dalam semalam tersebut."Jeritan yang menyenangkan, Alice."Dia mengabaikan semua pe
Saat terbangun setelah pingsan tadi malam, mata Melissa menyipit karena silau, dia mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang menyerbu saat hendak membuka mata.Kening gadis itu berkerut ketika menatap suasana asing di sekitar, kamar mewah, dengan ranjang besar yang empuk berwarna abu-abu ini, jelas bukan kamar miliknya.Dia hendak bangkit dari tempat tidur tetapi rasa sakit yang teramat sangat di bagian bawah tubuh, membuat badan spontan mengejang sehingga bibir pun meringis pelan."Awwww."Mendesah, Melissa akhirnya hanya bisa membaringkan tubuh kembali karena tak tahan dengan nyeri yang masih berdenyut-denyut di anggota tubuh antara dua pahanya tersebut.Melihat badannya yang kini hanya terbalut kamisol tipis, membuat mulut Melissa seketika mengeluarkan erangan pelan.Kejadian semalam, ternyata bukanlah mimpi.Ternyata dia benar-benar jatuh ke dalam dunia novel berjudul 'Istri Tak Diangggap' yang pernah dia baca beberapa saat lalu di sela-sela pekerjaa
Pria ini benar-benar aneh, batin Melissa saat duduk di atas pahanya sedangkan suaminya tersebut memotong steak untuknya."Apakah dudukmu terasa nyaman, Istriku?"Darren bertanya dengan santai, Melissa mengangguk seperti robot karena tak ingin harus berakhir dengan makan di lantai seperti anjing.Sebenarnya ini posisi yang sangat tidak nyaman untuk makan, punggungnya bertatapan langsung dengan dada Darren yang kokoh, membuat jantung gadis itu berdebar kencang dengan pipi memerah mengingat malam panas mereka sebelumnya.Meskipun pernikahan ini tanpa cinta, dan yang berada dalam tubuh Alice bukanlah Alice yang asli, tapi bagaimana pun juga, ini pertama kalinya Melissa kenal dengan pria dan melakukan hubungan badan dengannya.Tenggorokan Melissa terasa tercekat saat wajah Darren begitu dekat dengannya, pria yang menjadi suaminya di dunia novel ini benar-benar tampan.Sungguh berbeda jauh dengan nasibnya ketika berada di dunia nyata.Melissa hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja menjad
"Mau lagi?"Darren bertanya, mengawasi reaksi Melissa untuk melihat apakah istrinya tersebut masih berpura-pura atau tidak.Melissa yang sebenarnya masih ingin menghabiskan semua hidangan di meja, menggeleng untuk menjaga image Alice.Sebanyak ingatan yang dia punya tentang Alice—gadis itu terlalu banyak membaca novel online, jadi kadang karakter yang satu tertukar dengan lainnya karena banyaknya tema yang mirip—seingat Melissa, Alice adalah gadis yang sangat menjaga bentuk tubuhnya.Dan memang, hal itu bisa dilihat langsung dari bentuk tubuh Melissa saat ini, pinggang yang ramping dengan pinggul padat yang menggoda dan buah dada yang menyembul indah.Benar-benar sosok yang sempurna.Darren tampak sedikit kecewa karena Melissa menolak untuk disuapi olehnya, tapi pria itu tentu saja tak menunjukkan kekecewaan.Rasa kecewa menandakan bahwa dia mulai terikat dengan perempuan itu, dan Darren benar-benar tak ingin Melissa tahu bagaimana isi hatinya.Namun, Darren tak kehilangan akal, dia m
Gurat di wajahnya berubah tegang ketika mendengar entah kabar apa yang diucapkan oleh ibunya di telepon."Baik, Mom. Aku akan segera ke sana sekarang juga untuk melihat keadaan kakek."Setelah mengatakan hal itu, Darren menutup telepon, menyugar rambut cokelatnya ke belakang dengan gelisah.Malam ini, untuk pertama kali semenjak pernikahan mereka, Darren mengajak Melissa keluar dari rumah besar yang dia tinggali selama hampir seminggu ini.Sebenarnya ini bukanlah inisiatif dari Darren pribadi, kabarnya makan malam ini diadakan oleh orang tua Darren yang konglomerat tersebut, sebagai perayaan pernikahan putra tertua mereka, Darren.Melisa sudah didandani dengan sangat cantik oleh seorang stylish yang dipanggil Darren ke rumah, Melissa sendiri sampai pangling melihat penampilan barunya di kaca.Menggunakan gaun malam berwarna merah muda, dia kelihatan Fresh dan segar, rambut cokelatnya di sanggul ke atas sehingga menunjukkan leher putihnya yang jenjang.Darren tampak acuh tak acuh melih