Dua Hati Satu Cinta

Dua Hati Satu Cinta

Oleh:  Tyna Anggun   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Vania adalah gadis cantik yang harus menjalani kisah hidup tragis. Dirinya harus terjebak oleh keegoisan dua pria bersaudara yang sama-sama memiliki rasa cinta kepadanya. Dari setiap masalah yang di hadapi, Vania harus jatuh bangun untuk menjalaninya. Dirinya tak pernah menyangka, setelah kebahagiaan menghampiri, dirinya harus di hadapkan kembali dengan seorang yang pernah hadir dalam masa lalunya. Mampukah Vania lepas dari jerat orang yang ingin masuk kembali kedalam kehidupannya?

Lihat lebih banyak
Dua Hati Satu Cinta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
9 Bab
Dua Hati Satu Cinta
             Bab 01. Penghianatan                "Hai sayang, kamu ada dimana. Lama banget sih!" sahutku kesal. Aku Vania gadis cantik dari desa Sebong Lagoi. Aku memiliki paras wajah yang lumayan cantik dan berlesung pipi. Kekesalan yang kurasakan saat ini ya menunggu. Satu jam ditunggu tidak juga muncul. Gilang, ya pacarku itu kalau sudah buat janji susah sekali untuk menepati. Kalau gak telat, ya lupa. Terkadang membuatku jengah. Aku mencintainya karena kepribadiannya yang sopan dan gak neko-neko sih jadi cowok.       Setelah menjalani hubungan yang serius Gilang mencoba untuk melamarku. Tentunya aku sangat bahagia dibuatnya. Pernah satu hari aku dibawa kerumah orang tuanya. Tepatnya di desa sebelah dimana aku tinggal sekarang. Dari situ aku tahu, ternyata Gilang memiliki satu saudara laki-laki yang bernama Raja. Usia mereka bertaut dua tahun. Yang kulihat dari
Baca selengkapnya
Bab 02. Sakit Tapi Tak Berdarah
      "Sudah bu biar saya saja yang akan menjelaskan pada Vania." ucap Mas Raja mencoba menyakinkan hati Ibu.       "Aku tak perlu mendengarkan cerita bohong mu lagi, sudah cukup kau menciptakan kehancuran dalam hidupku. Pergilah kau jauh-jauh dari kehidupan ku!" teriakku mencoba untuk mengusirnya.      "Vania! Jaga ucapan mu nak, dia orang yang telah menolong mu. Tak sepantasnya kau berkata seperti itu!" bela Ibu.      Seketika membuat ku ternganga, "apa! Menolongku?" batinku tak menyangka kalau Ibu bisa berkata seperti itu. Aku tak tahu, mungkin selama ini Raja sudah mencuci otak Ayah, Ibuku.       Ku tarik lengan Mas Raja untuk segera mengikutiku.       "Gila kamu ya Mas, sejak kapan kau mempengaruhi pikiran Ibuku, dasar munafik!" ucapku ketus.      "Terserah kamu mau menuduh Mas  seperti itu. Sedikit pun
Baca selengkapnya
Bab 03. Kehamilan Ku
 Saat tersadar kulihat Ibu dan Ayah duduk dan menangis. Diusapnya rambutku dengan lembut. Ku lihat Mas Raja tepat berada di belakang mereka.      "Kamu kenapa toh nduk, buat kami khawatir saja," ucap Ayah merasa cemas. "Ya sudah, Ayah dan Ibu keluar dulu ya!" pamit mereka dan segera beranjak melangkah meninggalkan aku dan Mas Raja di dalam kamar.       Seketika Mas Raja duduk mendekati ku dan dengan ragu di raihnya jemariku. Seketika di kecupnya dengan lembut.      "Van maaf kalau Mas sudah membuatmu jadi begini. Sekarang terserah kamu mau menjauhi Mas atau apa pun yang bisa membuat hatimu tenang dan mulai saat ini juga Mas gak akan mengganggu lagi kehidupan mu. Tapi sebelum Mas pergi, tolong jawab pertanyaan Mas. Kenapa sebegitu besar rasa bencimu selama ini terhadap Mas?" ujarnya sambil terus menatap mataku.      "Pergilah Mas, tolong biarkan aku sendiri disini. Tak
Baca selengkapnya
Bab 04. Kegilaan Gilang
      Saat itu aku merasakan tubuh ku terasa ada yang menindih. Saat ku buka ternyata sosok laki-laki yang sangat ku benci. Dengan refleks ku dorong tubuhnya hingga membuatnya terjerembab.      "Brengsek kau Gilang, buat apa kau datang kesini!" bentakku.      Bukan menjauh malah semakin mendekat dirinya, tentu saja membuatku kewalahan.      "Van, aku sangat merindukan mu. Tolong izinkan aku mencium mu sekali saja." ucapnya lembut dan mencoba merayuku kembali.      "Pergi kau dari sini, dasar laki-laki tak punya akhlak."      Seketika kami terkejut dengan suara seseorang mengetuk pintu kamar.      Tok tok tok, "Non Vania buka pintunya, kenapa Non kok berteriak!" teriak bi Jum memanggilku dari luar kamar.       "Tidak ada apa-apa bi, tadi saya cuma terkejut kok!" jawabku setela
Baca selengkapnya
Bab 05.Kelahiran
   "Pergilah Mas," rayuku pada Gilang saat itu.    "Apa kau tak merindukan ku?" tanya Gilang mencoba menahan gejolak di hatinya.   "Setelah kau meninggalkan ku dan memilih menikah dengan perempuan kaya itu, kau lupa dengan diriku. Sejak saat itu hilang sudah rasa rinduku ini." ucapku ketus.    "Bukankah kau yang meninggalkan aku Van?" cibir Gilang dengan wajah kesal.    Seketika aku pun terdiam membisu mendengar penuturannya itu. Untuk cerita tentang masalah itu tak akan ada guna lagi, toh sekarang aku sudah menjadi istri orang yang telah memisahkan aku dari Gilang.    "Lalu mengapa kau datang lagi mengganggu hidupku Mas, sekarang aku bahagia menjadi istri Mas Raja, dan kau lihat sendiri aku tengah mengandung darah dagingnya!" cercaku.    Seketika Gilang terdiam menatap lekat mataku, terlihat ada rasa penyesalan di matanya. Kemudian Gilang me
Baca selengkapnya
Kebosanan Vania
    Satu bulan kemudian.    Saat sedang asyiknya bersantai dan tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara seseorang membuka pintu gerbang dan masuk sebuah mobil dan berhenti di halaman rumah. Beberapa menit kemudian keluarlah seseorang yang tak asing bagiku. Siapa lagi kalau bukan Gilang. Melihatnya saja aku sudah malas. Terkadang aku heran, dirinya tak bekerja apa hari-hari berkeliaran di rumah orang.    "Assalamualaikum cantik!" sapa Gilang dengan nada menggoda.    "Wa'alaikumsalam!" jawabku ketus.    "Hai keponakan paman yang tampan seperti wajah pamannya, apa kabar!" godanya lagi.    Tentu saja hal itu membuatku muak.    "Apaan sih Mas, ngapain hampir tiap hari datang kesini sih, bosan tahu!" ketusku.    "Kok gitu sambutannya, tak baik bicara seperti itu!" sahut Gilang manja.    "Biarin, emang k
Baca selengkapnya
Bab 07. Terungkap Sudah
    Malam itu saat mata ini terpejam, betapa terkejutnya diriku setelah merasakan sesuatu yang menyentuh area sensitif ku. Saat mata ini terbuka ternyata kulihat tepat di hadapanku wajah seseorang yang tak lagi asing bagiku. Ya wajah Gilang yang tengah tersenyum dan dengan cepat dilumatnya bibirku dengan bringas. Aku yang belum sempat melawan terpaksa harus menerima semua cumbuan dan aksi-aksinya yang memancing birahiku. Sungguh kelihaiannya membuatku tak mampu membendung hasratku yang ingin segera menuntaskannya.    Cukup lama kami melakukan hal itu, hingga akhirnya kami sama-sama merasakan puncak kenikmatan.    Aku tersadar dengan kegilaan ini. Ku tatap wajah Gilang dengan tajam. Gilang mencoba meraih tangan ku, dengan cepat ku tepis.    "Pergilah Mas!" tegasku.    "Maaf Van, aku--"    "Sudah cukup, jangan berkata-kata apa-apa lagi!" sahutku tegas. "Aku m
Baca selengkapnya
Kepergian Vania
   Kemudian Vania membuka pintu dan menemui Ibu mertuanya datang. Setelah dilihatnya ternyata bukan hanya dirinya yang datang, tapi seorang perempuan cantik yang tak dikenal.  Seketika dilihat oleh Vania perempuan tersebut merangkul tangan Raja dengan manja.   "Ada apa ini Ma!" tanya Vania.    Kemudian Mama mertuanya menjelaskan maksud kedatangannya tersebut.    "Begini Van, maaf kalau Mama tidak jujur dengan kamu, sebenarnya Raja dan Vivi sudah menikah satu  bulan yang lalu. Semua ini bukan kehendak Mama tapi atas permohonan dari orang tua Vivi yang merupakan teman Papanya. Sebenarnya mereka sudah lama dijodohkan, tapi saat itu Vivi sedang ada diluar negeri.    "Lalu!" jawabnya singkat.    "Vivi ingin tinggal di rumah ini bersama mu!" jawab Mama mertuanya.    "Dan kau Mas, apa keputusan mu!" tanya Vania geram.    Men
Baca selengkapnya
Kemana Cinta Akan Berlabuh
   Dua tahun kemudian.    Setelah Vania berpisah dengan Raja hidupnya kini tenang. Dengan memiliki putra yang tampan, Vania merasakan kebahagiaan. Sementara Gilang masih tetap menghantui hidup Vania hingga putranya kini yang sudah menginjak tuga tahun. Tapi Vania tak pernah ambil pusing.    Untuk menghidupi putra sematawayangnya, sebut saja Juna. Vania harus bekerja di sebuah perusahaan ternama dan hanya sebagai staf karyawan biasa. Karena memiliki wajah yang cantik, banyak laki-laki yang ingin mempersunting Vania agar menjadi istri mereka. Tapi dengan halus di tolaknya, bagaimana pun masih ada trauma yang membuatnya enggan untuk berumah tangga kembali.    "Van, ayo sudah mau masuk Maghrib nih biar tak kelamaan mari Mas hantar!" ucap salah seorang staf manager yang sedari dahulu menyukainya. Tapi Vania tak pernah menggubrisnya hingga kini.    "Tidak Pak maaf, mungkin taksi bentar lagi lewat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status