Share

Dia, Bukan Manusia

Kimberly tak peduli dengan maksud Yuksel berkata bahwa ia adalah orang yang dimaksud. Tapi, Kimberly lebih peduli pada kondisi tubuhnya yang telah disentuh tanpa izin darinya. Mata Kimberly melotot marah.

"Apa yang kau lakukan padaku Grand Duke!"

Mata Yuksel menyorot tajam. Istri pertama yang berani membentak dan melototkan mata. Meski begitu, Yuksel langsung menyeringai dengan tangan yang menyentuh kancing bajunya. Terburu Kimberly menepis dengan kasar.

"Jangan tatap aku seperti itu, karena aku sangat benci," ujar Yuksel penuh penekanan.

Kimberly pun menatap pada lengan Yuksel, kemudian tanpa ragu ia langsung meraih dan menggigit sangat keras. Namun, ekspresi wajah Yuksel tidak berubah sama sekali. Malah Kimberly yang menjauh dengan memegangi rahangnya. Sial! Keras sekali, sampai rasanya sangat sakit.

"Kau mau mati hah? Jangan asal menyentuh atau menggigitku, meski kau memiliki kekebalan itu."

"Omong kosong! Aku sangat ingin mengirimmu ke neraka!"

Yuksel mengerutkan dahi melihat Kimberly berteriak dengan tidak sopan. Berbeda sekali dengan yang dikabarkan oleh mak jomblang, Kimberly adalah sosok putri paling lemah di antara anak Count Barnes. Namun, Kimberly yang dilihat tidak sama seperti rumor, bahkan Yuksel sampai menghindar saat tangannya meraih batu di sekitar dan melempar asal ke arah Yuksel.

"Apa yang kau lakukan Kimberly Barnes! Kau ingin digantung karena memberontak pada Grand Duke!" seru Yuksel nampak marah.

Namun, wajah Kimberly jauh lebih garang. "Yuksel sialan! Berani sekali kau menyentuh saat aku tak sadarkan diri! Pergilah kau ke neraka!"

Batu besar dan lancip terlempar, mata Kimberly melotot terkejut ketika lemparan itu tepat sasaran. Yakni, mengenai dahi Yuksel. Kimberly mendekati Grand Duke dengan panik saat melihat darah mulai menetes dari dahi.

"Yuksel, dahimu," sebutnya.

Tapi, Kimberly langsung menjauh ketika melihat luka pada dahi Grand Duke tiba-tiba saja mengering. Hanya menyisakan bekas darah saja di sana. Apa ini? Kimberly menatap lekat, Yuksel bukan seorang iblis kan? Mata hazel itu menyorot tajam padanya.

"Karena kau sudah mengetahuinya, lebih baik hati-hati dengan kepalamu. Suatu waktu bisa saja lepas dari lehermu."

Seketika Kimberly langsung menyentuh leher sendiri. Tubuh paling berharga ini, bakal terpisah dari kepala. Kimberly menatap Yuksel dengan sedikit takut. Di dunia ini, tak ada yang ditakuti oleh Kimberly, kecuali kematian.

Semenjak diancam oleh Yuksel. Kimberly berubah menjadi layaknya seorang putri dari keluarga bangsawan. Kimberly duduk manis di pangkuan Yuksel yang tengah mengendarai kuda. Sesekali mata Kimberly melirik dahi Yuksel, darah di sana juga sudah dilap bersih.

"Berhenti menatap kalau masih ingin kepalamu," ujar Yuksel pelan namun terdengar mengintimidasi.

Sampai Kimberly melengos secara perlahan. "Baik Grand Duke."

Dia bukan manusia! Itulah yang Kimberly jeritkan dalam hatinya. Kimberly hanya ingin segera sampai ke pusat kota Lefan, kediaman pangeran kelima lebih tepatnya. Kemudian Kimberly akan mengajukan gugatan cerai pada Yuksel dan menyebarkan kalau suaminya ini adalah seorang monster.

Tiba-tiba saja pemikiran Kimberly mengenai cerai lenyap sudah. Ketika satu anak panah melesat di depan wajah Kimberly, sampai membuatnya kaget setengah mati dan menyender pada dada Yuksel. Mata Kimberly melotot pada anak panah yang menancap di pohon dengan kuat. Namun, Kimberly sangat panik saat Yuksel malah menghentikan kuda.

"Kenapa kau berhenti!"

Mata Yuksel menatap burung-burung yang terbang, terburu meninggalkan pepohonan. "Ini penyerangan."

"Jika tahu penyerangan, kenapa malah berhenti! Aku ingin hidup panjang!" teriak Kimberly dengan wajah ketakutan.

Kimberly kesal ketika Yuksel malah turun dari kuda. Menatap para bandit yang mulai menampakan diri, kemudian mengepung dengan menunjukkan senyum sinis. Yuksel menatap pada Kimberly yang masih di atas kuda.

"Pegang talinya kuat-kuat, kemudian kau hanya perlu lurus saja, nanti gerbang kota akan terlihat," ujar Yuksel tiba-tiba sembari menyelampirkan jubah biru di pundaknya.

Mata Kimberly melotot terkejut saat pantat kuda dipukul kasar oleh Yuksel. Membuat kuda membawa Kimberly berlari menjauh dengan cepat, Kimberly bukannya memegang tali erat justru berteriak ketakutan sepanjang hutan.

"Kenapa kau memberi tahu mereka ke mana aku pergi!" jeritnya ketika ada dua bandit berlari mengejar di belakang.

Sementara Yuksel menghadapi para bandit yang mulai menyerang. Suara jerit demi jeritan masih bisa didengar oleh Kimberly. Tapi, tiba-tiba saja Kimberly tersenyum, meski sedang dikejar oleh bandit.

"Aku hanya harus menyebarkan rumor Grand Duke meninggal dikepung bandit, kemudian aku akan diceraikan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status