Share

Bab 6

Sepasang pengantin baru itu duduk di meja makan dalam keheningan, lalu Richard bangkit lebih dulu dengan Azalea yang ikut beranjak dan reflek menghalangi langkah sang suami dengan berdiri di hadapannya.

"Maaf, Tuan! Saya ingin minta Izin," ucap Azalea dengan wajah tertunduk.

"Katakan!"

Azalea tersenyum, lalu ia memberanikan diri untuk menatap sang suami. "Aku ingin bekerja, Tuan!" jawab Azalea.

Richard mengerutkan kening, lalu ia mengambil dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu yang di letakkan pada telapak tangan gadis itu.

"Kau tidak perlu bekerja, uang itu sudah cukup untuk membiayai hidupmu," ucap Richard seraya memasang wajah dingin.

Azalea pun menggenggam kartu itu, lalu ia tersenyum sambil menatap Richard dengan penuh ketulusan.

"Saat ini kartu ini memang untuk saya, Tuan! Karena Sudah menjadi kewajiban Anda menafkahi saya selama menjadi istri Anda." Syena menundukkan pandangannya karena terlalu sulit untuk menatap mata suaminya tanpa rasa takut.

"Aku tidak punya banyak waktu untukmu, katakan yang jelas sebelum aku kehilangan batas kesabaran." Richard memasukkan tangannya pada saku celana.

"Maksud Saya, Saya harus membiasakan diri dengan bekerja, Tuan! Karena saya tidak tahu bagaimana nasib saya setelah bercerai dengan Anda nanti!" ucap Azalea jujur.

Richard pun menatap wajah Azalea lekat. Ia tidak menyangka bahwa gadis yang ia nikahi ternyata benar-benar berani membuka suara dihadapannya, dimana biasanya para wanita selalu tertunduk ketakutan saat menatap wajah pria tersebut. "Terserah!"

Setelah itu, Richard menatap wajah Azalea tajam karena Azalea masih menghalangi jalan pria itu, Azalea yang mengerti maksud tatapan sang suami, ia reflek menggeser tubuhnya dan memberi jalan untuk suaminya tersebut.

"Sial! Apa dia tidak bisa bersikap manis gitu meski terpaksa sepertiku?" gerutu Azalea, namun hanya dalam hati.

"Apa kau mengumpatku?"

Deg

Azalea terkejut mendengar pertanyaan sang suami, hingga ia membulatkan matanya dan reflek menggeleng. "Tidak, Tuan! Mana berani Saya melakukan hal itu?"

Karena tidak ingin berdebat dengan sang istri, Richard pun melanjutkan langkahnya dengan Azalea yang mengehembuskan nafasnya lega setelah bayangan Richard menghilang.

"Dia memang tidak seburuk dengan apa yang orang-orang pikirkan, tapi tetap saja tatapannya sangat menakutkan." Azalea mengerikan bahunya, lalu kembali ke dalam rumah.

*

*

*

Richard yang sudah keluar dari kediamannya, ia tersenyum tipis, lalu melangkah menuju mobil dengan Reno yang sudah menunggunya.

"Selamat pagi, Tuan!" Reno membungkukkan sedikit badannya, lalu membukakan pintu untuk sang atasan.

Setelah itu, Reno pun mengemudi mobil sambil melirik spion yang menggantung di depan yang mengarah pada Richard. "Apakah Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Reno yang melihat ekpresi wajah sang CEO yang tampak berbeda.

"Hemmm ... " jawabnya.

Reno yang merasa ada yang berbeda dari Richard, ia memilih untuk mengabaikan agar ia tidak mendapatkan amarah dari pria tersebut.

"Apa saja jadwalku hari ini?" tanya Richard yang kini memasang wajah seriusnya kembali.

"Jam 10 pagi Anda mempunyai jadwal meeting dengan Ceo Adijasa Corp. Jam 2 siang Anda memiliki jad ... "

Drttt ... drttt .... drttt ...

Dering ponsel Richard menghentikan Reno untuk membaca jadwal selanjutnya, dan Richard pun mengangkat panggilan tersebut dengan wajah yang berbinar.

"Sebentar lagi aku akan tiba di kantor, kamu tunggu saja!" ucap Richard.

Melihat ekspresi sang atasan, Reno dapat menebak siapa yang menghubungi atasannya tersebut. Ia mengepalkan tangannya, karena ia tahu betul bahwa Richard hanya dimanfaatkan, dan meskipun Richard mengetahui hal itu, Richard tidak keberatan asalkan apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan.

"Apakah Nona Wulan yang menghubungi Anda, Tuan?" Reno menatap lurus ke depan tanpa menatap wajah atasannya tersebut.

"Iya, sekarang dia sudah di ruanganku! Lebih baik kamu lajukan mobilnya lebih cepat lagi. Aku tidak ingin dia menungguku lebih lama."

Tanpa menjawab sang atasan, Reno melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga membuat Richard menyadari bahwa sekretarisnya itu sedang marah.

"Lebih pelan atau aku akan memecat kamu saat ini !" ancam Richard hingga membuat Reno menghentikan mobilnya dadakan.

"Kau cari mati!" Richard menatap Reno tajam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status