Share

Dijual Ayah Tiri, Dinikahi CEO Dingin
Dijual Ayah Tiri, Dinikahi CEO Dingin
Author: Tufa Hans

Bab 1

Ikhlas tapi berat, Sakit tapi bahagia, benci tapi cinta, ingin marah tapi tidak bisa. Begitulah yang di rasakan Azalea saat ia tidak punya pilihan lain dan harus menikah dengan pria yang lebih pantas di sebut binatang buas.

Namun siapa sangka, meskipun ia tidak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang setelah menjadi seorang istri, Ia malah jatuh cinta pada sosok pria yang terkenal dengan kekejamannya tersebut.

*********

"Saya mohon, Tuan muda! Jangan jebloskan saya ke Penjara. Saya tidak bermaksud untuk berkhianat, tapi istriku sedang kritis di rumah sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar."

Seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai manager marketing di perusahaan itu, kini duduk bersimpuh di lantai dengan kepala yang tertunduk.

"Jika berani berbuat, kamu harus berani bertanggung jawab!" jawab Sekretaris dari sang Tuan muda.

Sementara CEO itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dan hanya berdiri di jendela ruangan tersebut sambil memandangi indahnya pembangunan kota.

"Tuan muda, saya mohon lepaskan saya, Tuan! Saya rela melakukan apapun dan memberikan apapun pada Anda, asalkan jangan jebloskan saya ke Penjara, Tuan!" ucap Pria itu dengan wajah memohon.

"Pak Jeremy mau ikut saya, atau saya akan membawa Anda secara paksa?" Sekretaris pria itu menawarkan dua pilihan pada manager marketing tersebut.

"Saya mohon, Tuan Reno! Jika Tuan muda mau, saya rela menyerahkan putri saya untuk dinikahi Tuan muda sebagai gantinya." Manager itu menatap sekretaris sang Tuan muda yang bernama Reno itu dengan penuh keseriusan.

"Ha ha ha .... "

"Pak Jeremy pikir Tuan muda mau menikahi putri Anda? Sadar Pak, Sadar!" Reno menertawakan pria paruh baya itu karena menurutnya penawaran Jeremy sangat tidak masuk akal.

"Security... !" teriak Reno hingga membuat Jeremy semakin ketakutan.

"Tuan muda Ricard, saya mohon Tuan ... ampuni saya!" ucap pria paruh baya itu sambil mengatupkan kedua tangannya dengan wajah yang begitu panik.

Reno pun menarik lengan Jeremy kasar dengan Ricard yang masih menatap pemandangan luar tanpa memperdulikan apa yang terjadi.

"Permisi, Tuan!" Dua Security kini berdiri di depan pintu ruangan CEO yang terbuka lebar dengan kepala yang tertunduk.

"Tuan muda, saya mohon pertimbangkan ucapan saya, Tuan! Putri saya cantik, Anda tidak akan rugi jika menikahinya. Jika Anda tidak percaya, Anda bisa melihat fotonya di ponsel saya Tuan! Banyak pria yang mengejarnya, tapi sampai saat ini tidak ada satupun pria yang berhasil menaklukkan hati Amelia, putriku!" ucap Jeremy yang masih berusaha membujuk sang CEO.

"Cepat bawa dia!" titah Reno pada dua security yang berdiri tegak dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Tuan muda Ricard, saya mohon Tuan! Lepaskan saya!" Jeremy memberontak saat dua Security memegang dua lengannya dan bersiap untuk membawa pria paruh baya itu.

"Tunggu!"

Ricard mengangkat tangan hingga membuat semuanya terdiam dengan kepala yang tertunduk. Sementara Jeremy merasa sedikit lega dan berharap sang CEO memaafkan pria paruh baya itu meskipun ia tahu pasti ada konsekuensi yang harus ia tanggung.

Setelah itu, Ricard membalik tubuhnya perlahan, lalu mengayunkan langkahnya menuju kursi CEO. "Tunjukkan!" titah Ricard tanpa menatap wajah Jeremy.

Dengan tangan gemetar, Jeremy mengambil ponselnya, dan ia melangkah tergopoh-gopoh, mendekati sang CEO untuk menyerahkan ponsel miliknya.

Tanpa kata Ricard mengambil ponsel tersebut, dan menatap foto seorang wanita yang di tunjukkan Jeremy padanya. Gadis cantik dengan make up tebal yang sama sekali tidak berhasil membuat pria itu tertarik.

Setelah itu, Richard menggeser layar ponsel pria paruh baya itu, hingga menampilkan sosok gadis yang terlihat unik di matanya.

Tubuh mungil, dengan wajah tanpa polesan make up serta rambut acak-acakan yang terlihat tidak terawat, hingga membuat pria itu langsung menarik sebelah sudut bibirnya, lalu beralih menatap pria paruh baya itu dengan wajah datar.

"Aku akan menikahi wanita ini!" Ricard mengangkat ponselnya dan menunjukkan gambar yang ia lihat pada pria paruh baya tersebut.

Seketika Jeremy menatap ponselnya dengan wajah terkejut. "Ap-apa Anda yakin bahwa akan menikahinya, Tuan? Dia hanya anak tiriku, dan tidak ada yang istimewa darinya."

Seketika tatapan Richard mengarah pada Jeremy dengan begitu tajam, hingga membuat pria paruh baya itu menundukkan kepalanya dengan wajah pucat pasi.

"Maaf, Tuan! Saya hanya tidak ingin Anda menyesal jika menikah dengan anak tiri saya!" jawab Jeremy dengan wajah takut.

"Kamu tidak di perintah untuk membuka suara, jadi setujui keinginan Tuan Ricard atau kau akan membusuk di penjara!" Reno menatap Jeremy dengan begitu tajam.

Jeremy pun semakin ketakutan. "Baik, Tuan! Saya akan pastikan bahwa anak tiri saya, Azalea akan menikah dengan Anda." Jeremy masih memejamkan matanya erat.

Reno pun tersenyum dengan Ricard yang masih memasang wajah datar tanpa ekspresi. "Buat surat perjanjian agar dia tidak mengingkari janjinya!" titah Ricard.

"Baik, Tuan! Setelah ini, Nona Azalea akan resmi menjadi milik Anda Tuan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mengambilnya kecuali jika Anda yang membuang Nona Azalea sendiri." Reno langsung melangkah menjauh dan membuat surat perjanjian itu dengan manager tersebut.

Beberapa saat kemudian, Reno kembali dengan membawa sebuah kertas dan menyerahkan pada Jeremy untuk menandatangani surat kontrak tersebut.

"Sial! Seharusnya Amelia yang mendapatkan keberuntungan ini. Tapi, tidak apa-apa yang penting aku bebas, lagi pula Azalea pasti menderita. Sepertinya pria ini tidak akan memperlakukan Azalea dengan baik." Pria paruh baya itu membatin.

"Cepat tanda tangan! Jangan banyak melamun!" sentak Reno.

"Ba-baik, Tuan!" Dengan cepat Jeremy menandatangani surat perjanjian itu, yang menyatakan bahwa pria itu tidak berhak apapun atas Azalea setelah menikah.

"Sudah, Tuan!" ucap Jeremy setelah tanda tangan.

"Kalau begitu, sekarang kamu pergi!" titah Reno.

"Ba-baik, Tuan!" Reno membungkukkan sedikit badannya, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut dengan wajah yang masih pucat pasi.

*

*

*

"Tuan, apakah Anda yakin?" tanya Reno setelah melihat kepergian Jeremy.

Ricard hanya mengarahkan tatapannya pada Reno dan menatap pria itu dengan begitu tajam. Sementara Reno langsung menundukkan kepalanya karena ia paham dengan sang atasan tanpa harus mengucapkan dengan suara.

"Maafkan Saya, Tuan! Hanya saja, putri kandung Jeremy lebih cantik di bandingkan anak tirinya, mengapa Anda memilih gadis yang tak terawat itu?" tanya Reno bingung.

"Mata kamu saja yang buta," ucap Ricard.

Seketika Reno bungkam, dan tidak mengerti dengan sang majikan yang memilih gadis norak dibandingkan gadis yang terlihat kesempurnaannya dengan begitu jelas.

"Siapkan pesta pernikahanku dengan semegah mungkin, dan akan dilaksanakan minggu depan!" titah pria itu.

Tanpa banyak kata Reno langsung menjalankan apa yang diperintahkan oleh Ricard dengan menelpon beberapa orang untuk mengatur semuanya.

Setelah itu, Ricard langsung melangkahkan kakinya menuju pintu pintu keluar diikuti Reno yang tidak pernah meninggalkan atasannya tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status