Share

Bab 3

"Jika Anda tidak bisa membaca, biar saya yang akan bacakan!" Reno mengambil kertas yang di pegang oleh Azalea.

Sementara Azalea terus menatap wajah Ricard, dengan Ricard yang tidak mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut, hingga membuat tatapan keduanya bertemu.

Jika Azalea menatap wajah Ricard dengan mata sayunya, sementara Ricard menatap Azalea dengan wajah datar tanpa ekspresi.

**************

Surat kontrak pernikahan

Yang bertanda tangan di bawah ini

Pihak 1. Ricard Angga Pranata.

Pihak 2. Azalea Maharani.

1. Pihak kedua harus memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.

2. Pihak kedua tidak boleh mencampuri kehidupan pribadi pihak pertama. Begitu pun sebaliknya.

3. Pihak pertama akan memenuhi kebutuhan pihak kedua termasuk biaya pengobatan ibu pihak kedua.

4. Pihak kedua di larang mencintai pihak pertama dan harus menerima keputusan pihak pertama kapanpun pihak pertama ingin bercerai.

5. Pihak pertama bisa mengubah apapun dan kapanpun yang tertera di surat perjanjian di atas sesuai keinginannya.

Surat perjanjian ini sah dan tidak bisa diganggu gugat.

*************

Reno mengembalikan surat perjanjian itu pada Azalea. "Silahkan tanda tangani, Nona! Ini sudah cukup adil bukan untuk Anda?" tanya Reno sambil menyerahkan kertas itu pada Azalea. l

Tanpa pikir panjang, wanita itu langsung mengambil kertas tersebut dan menandatanganinya.

"Keputusan yang tepat," ucap Reno.

"Aku hanya butuh biaya pengobatan untuk ibuku. Jika dengan menjadi istri Tuan Ricard keselamatan ibuku terjamin, kenapa tidak?" Azalea menatap Ricard yang masih bungkam.

Reno pun tersenyum. "Tapi Anda harus ingat, Nona! Anda tidak boleh mencoba mendekati Tuan Ricard, apalagi mencintainya!" Reno mencoba memperingatkan.

"Iya, saya tahu. Bagiku peraturan itu sangat menguntungkan." Azalea beranjak hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Namun, tanpa di duga Ricard menarik pergelangan tangan Azalea hingga ia terduduk di pangkuan pria tersebut.

"Jangan biarkan kebaikanku berubah karena sikapmu yang melewati batas!" Ricard mendorong tubuh Azalea kasar hingga gadis itu jatuh terjerembab.

Setelah itu, Ricard beranjak lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut, dengan Azalea yang mengepalkan kedua tangannya.

********

Satui Minggu Kemudian.

Ricard kini tengah mengagumi wajah Cantik Azalea, wanita itu kini di sulap menjadi seorang pengantin yang kecantikannya mampu mengalahkan para artis dan model di tanah air.

"Ternyata pandangan Anda benar-benar tajam, Tuan! Saya tidak menyangka bahwa Nona Azalea bisa secantik ini," ucap Reno yang duduk di samping atasannya tersebut.

Sementara Ricard duduk di hadapan penghulu dengan Azalea yang melangkah mendekat, lalu duduk di samping calon suaminya.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya penghulu.

"Siap, Pak!" jawab Ricard dan Azalea bersamaan.

Setelah itu, penghulu pun mengulurkan tangannya dengan Ricard yang menyambut tangan penghulu hingga keduanya kini berjabat tangan.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Ricard Pranata bin Pranata dengan Azalea Maharani Binti Ibrahim, dengan mas kawin emas 85 gr serta uang 500 dollar dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Azalea Maharani binti Ibrahim, dengan maskawin tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana Saksi?" tanya penghulu.

"Sah."

"Sah."

"Sah."

"Alhamdulillah .... "

Doa pun dibacakan oleh penghulu, hingga tanpa terasa setitik air mata Azalea jatuh menetes di tangan Ricard. Ricard yang menyadari hal itu, ia kini mendekatkan tubuhnya pada tubuh Azalea, hingga siapa saja yang melihat hal itu, maka mereka akan berpikir bahwa mereka tengah berpelukan.

"Jangan mempermalukan ku! Atau kau akan tau apa akibatnya!" bisik Ricard di telinga Azalea.

Azalea tidak memperdulikan ucapan Ricard, namun ia tetap berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata dan akan membuktikan pada dunia bahwa ia adalah wanita tangguh dan kuat.

*

*

*

Akad sudah dilaksanakan, kini Ricard dan Azalea menyandang status yang baru, yaitu sebagai sepasang suami istri yang sah secara hukum dan agama.

Resepsi pernikahan pun digelar dengan begitu megah, di mana Azalea benar-benar menjadi ratu di hari itu. Akan tetapi, senyuman yang ia terbitkan di hadapan semua orang hanya lah sebuah kepalsuan.

Azalea memang terlihat seperti seorang ratu yang bertahta, yang berdiri di singgasana megah, namun wanita itu sama sekali tidak merasa bahagia akan posisinya, karena yang ia harapkan bukan kemewahan, melainkan cinta.

Azalea pernah punya impian untuk menjadi Cinderella. Di mana akan ada seorang Pangeran yang akan membawanya menuju singgasana kebahagiaan. Akan tetapi, mimpinya kini ia kubur dalam-dalam, karena ia sadar bahwa pernikahannya hanyalah pernikahan yang tertulis di atas kertas.

Azalea pasrah dengan kehidupannya, dan ia tidak memiliki impian kembali untuk menemukan Pangeran seperti dalam khayalannya, karena pangeran yang ia nikahi bukan seperti yang ada dalam negeri dongeng, melainkan seorang pria yang irit bicara, namun terkenal dengan kekejamannya.

"Lebarkan senyumanmu! Jangan sampai keluargaku curiga bahwa kita menikah bukan atas dasar cinta!" bisik Ricard di telinga Azalea.

Azalea pun menuruti keinginan sang suami, meskipun ekspresi wajah dan hatinya tidak sejalan, namun ia pandai menyembunyikan kesedihan hingga tidak ada seorang pun yang tahu bahwa ia tengah menahan luka karena pernikahan yang tidak ia inginkan.

*

*

*

Para tamu undangan pun mulai berdatangan untuk mengucapkan selamat dengan Azalea yang menyambutnya ramah. Sementara Ricard tetap memasang wajah datar hingga para tamu undangan kebanyakan mengucapkan selamat dengan membungkukkan sedikit badannya.

Beberapa jam kemudian, Richard tidak sengaja menatap seorang wanita yang sangat ia kenal sedang menerjunkan air matanya menyaksikan pernikahannya dengan Azalea.

Namun, ia melangkah menjauh dan pergi meninggalkan resepsi pernikahan tersebut. Ricard yang melihat hal itu, ia langsung pergi tanpa berpamitan hingga membuat semua orang bertanya-tanya tentang kepergian sang Tuan muda.

Reno yang tidak mengetahui alasan Ricard pergi, akhirnya ia memilih berbohong pada para tamu undangan dan mengatakan bahwa Ricard tidak enak badan dan ingin istirahat lebih dulu.

Setelah Acara selesai, Azalea langsung diantar menuju kamar pengantinnya. Namun, begitu sampai di sana hanya kesunyian dan tidak ada Ricard di kamar hotel tersebut.

Azalea yang tidak perduli dengan keberadan sang suami, akhirnya ia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang di penuhi dengan taburan bunga yang berbentuk hati.

"Seandainya kisahku di jadikan novel, mungkin kisah ini cocok di beri judul Cinderella Yang Terbuang."

Azalea memejamkan matanya dengan tubuh terlentang, hingga perlahan ia mulai terbawa ke alam mimpi tanpa melepaskan gaun pengantinnya.

*

*

*

Ke esokan harinya

Azalea mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, hingga saat wanita itu menatap cermin, ia begitu terkejut karena mendapati dirinya sudah memakai pakaian biasa dengan wajah yang sudah bersih dari polesan make up.

"Siapa yang melakukan ini?" Azalea meraba wajahnya dan menyilangkan tangan di depan dada.

"Apa dia semalam ada di sini?" Pikiran Alea di penuhi dengan pertanyaan.

"Tidak, tidak! Dia tidak mungkin mengganti pakaianku, tapi siapa?" gumam Azalea dengan wajah yang masih dipenuhi kebingungan.

"Kenapa aku bisa tidak sadar saat gaunku di buka dan di ganti dengan pakaian tidur ini? Sial, sungguh benar-benar sial!" Azalea menghela nafasnya frustasi.

Setelah itu, ia langsung membersihkan tubuhnya dan menyingkirkan pikiran negatif agar ia merasa tenang dan tidak perlu memikirkan hal yang aneh-aneh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status