Share

BAB. 2 CALON MAHASISWA

Saat memasuki pekarangan rumah terlihat orang tua Yasmin sudah menunggunya di luar, Yasmin kemudian menghampiri dan memeluk mereka lalu bersama-sama masuk ke dalam rumah.

 

"Gimana dek Kampusnya bagus?" Tanya Ayahnya pada Yasmin " Ayah yakin kamu bakalan betah tinggal dikota ini" lanjutnya.

 

"Gak tau juga yah aku kan pertama banget datang dan masuk Kampus itu sebelumnya aku cuma googling aja, iya mudah-mudahan betah pokoknya selama Ayah ngga maksain aku harus jurusan kedokteran aja kayak kak Yusuf biar sejalan sama bisnis farmasi Ayah, aku sih oke aja" celetuk Yasmin.

 

"Oh tentu nggak dong sayang, kamu bisa memilih apapun pendidikan yang kamu mau, itu hak kamu, seperti halnya kak Yusuf Ayah sama ibu tidak pernah memaksanya untuk dia menjadi dokter itu pilihan kakakmu sendiri" ucap ayah Yasmin menjelaskan.

 

"Baiklah jika begitu, Yasmin mau istirahat dulu dari semalam gak istirahat dan hari senin sudah ospek jadi mulai masuk Kampus" ucap Yasmin masih terlihat tak bersemangat.

 

Ayah dan ibunya mengerti kenapa Yasmin tak tertarik dan pindah ke kota ini karena dari kecil dia sudah terbiasa tinggal di jakarta dan memiliki teman-teman disana sedangkan pada saat ini dia harus meninggalkan semuanya bahkan rumah tempat dia tinggal dari semenjak dia dilahirkan.

 

"Ayo kakak antar kamu ke kamar kamu, udah kakak beresin sama bi Darti, bi Inah sama mang Yana juga besok pindah ke sini" ajak Yusuf.

 

Yasmin terperanjat dari posisi duduk tak bersemangatnya "seriusan? Semua pindah? Bahkan bi Inah sama mang Yana?"

 

Tanya Yasmin seolah tak percaya jika pembantu setia mereka mengikutinya hingga mereka pindah rumah bahkan pindah kota, dia hanya bisa menggelengkan kepala dan bertepuk tangan karena takjub dengan kesetiaan para pembantu Ayah ibunya tersebut.

 

"Iya dong jadi kamu tidak akan merasa kesepian dan gak ada alasan gak nafsu makan karena gak di masakin bi inah, ayo istirahat dulu.

 

Yasmin berdiri lalu berpamitan pada kedua orangtuanya "Oke, Ayah, Ibu, Yasmin istirahat dulu yah" ucapnya kemudian berjalan mengikuti Yusuf untuk melihat kamar barunya.

 

"Ini kamar kamu dek, tuh gede kan, ayolah kamu pasti betah di sini, dengerin dek meskipun kamu gak betah pas dateng kesini kakak harap kamu jangan memperlihatkan ketidak sukaan mu itu depan Ayah ibu, kasian mereka, Ayah ingin menghabiskan masa tuanya di tanah kelahiran, kita dukung aja, toh kalo kamu gak betah nantinya trus pengen pindah kemanapun kamu mau siapapun gak bakalan ada yang ngelarang, sabar yah dek" Yusuf mencoba menghibur Yasmin karena semenjak dia datang terus mengeluh dan tak bersemangat.

 

"Iya maafin aku kak, ya udah aku mau mandi dulu terus istirahat, besok juga aku masih mau istirahat soalnya senin aku Ospek kak" ucap Yasmin.

 

"Oke, istirahat yah de, bye" pamit Yusuf kemudian dia pun pergi meninggalkan Yasmin.

 

 

••••••••

 

 

Ospek telah tiba untuk angkatan mahasiswa baru.

 

Terlihat calon mahasiswa dari berbagai jurusan sudah bersiap di lapangan untuk menerima ospek dari para Kakak seniornya untuk tujuh hari kedepan, dari beberapa ribu siswa yang mendaftar hanya beberapa ratus yang diterima di Kampus ini yang merupakan salah satu Kampus terbaik di kota Bandung.

 

Calon Mahasiswa dibariskan sesuai dengan jurusan mereka masing-masing, Yasmin berdiri di barisan paling belakang dan hampir semua teman satu fakultasnya adalah anak-anak keturunan tionghoa hanya dia sendiri yang beda sehingga terlihat mencolok diantara yang lainnya, tetapi karena sikapnya yang rendah hati, ramah dan pastinya luarnya juga sangat cantik jadi dia disukai semua teman-temanya bahkan semua seniornya.

 

Karena kecantikanya dia dibanding dengan para siswi lainya sehingga senior dari Fakultas lain pun mengetahuinya dan sangat tertarik padanya serta penasaran dengan siapa dia sebenarnya sehingga banyak yang memberi salam karena ingin lebih mengenalnya, tetapi Yasmin tak tertarik dengan yang menaksirnya, dia tidak tergoda dengan para seniornya meskipun katanya senior tersebut digandrungi banyak siswi lain dan semacamnya, tak ada satupun yang dilayani.

 

Tetapi dia mulai dekat dan membuka hati untuk beberapa teman seperti hari ini dia mendapat teman satu fakultasnya yaitu Mira dan Audy, kedua temanya ini keturunan tionghoa dan terlahir di Bandung bahkan nenek moyangnya juga semua tinggal di bandung sehingga dia fasih berbahasa sunda, kedua teman inilah yang setia menemani Yasmin dan memperkenalkan kota Bandung padanya, sepulang dari Kampus mereka selalu mengajak Yasmin jalan-jalan berkeliling untuk mengenal setiap jalan di kota ini membuat Yasmin sedikit tertarik dan menyukai kota ini yang awalnya dia sangat ogah-ogahan untuk tinggal di kota ini.

 

Karena kehadiran Audy dan Mira inilah yang membuat Yasmin selalu ceria jika saatnya pulang ke rumah di tambah Yusuf kakaknya juga selalu membimbing dan menemani dia sehingga yang pada awalnya dia takut akan kesepian saat tinggal di kota ini kenyataanya dia tak kekurangan apapun, memiliki teman, disukai banyak orang dan selalu dilindungi kakaknya membuat dia mulai merasa betah untuk tinggal di kota ini.

 

Seminggu sudah Yasmin mengikuti Ospek yang diselenggarakan Kampus Maranatha tersebut, masa orientasi pas masuk fakultas itu memang melelahkan, para senior sangat suka menjahili dan menyusahkan juniornya, yang beruntung di sini hanyalah Yasmin, para senior tak berani berbuat sesuka hati karena selain dia memiliki Aura yang kharismatik yang jika akan diberi tugas berat pas Yasmin melihatnya para senior pun seperti tersihir yang kemudian membatalkan menjahilinya, ditambah lagi para senior yang khususnya laki-laki dari berbagai Fakultas mewanti wanti agar lebih menjaga Yasmin, menitipkanya bak dia seseorang dari bagian keluarga mereka jadi harus dijaga baik-baik, jangan terlalu menyiksanya lah, jangan terlalu beginilah, jangan terlalu begitulah, hingga Yasmin yang mengetahuinya pun merasa geli dengan tingkah para seniornya tersebut apalagi jika datang waktunya istirahat sudah pasti dia tidak pernah kekurangan makanan ataupun minuman, dengan terang-terangan para seniornya membelikan untuknya hingga Mira dan Audy pun kebagian rezekinya.

 

"Bahagia banget jadi temen lu Yas" ucap Mira dengan mulut penuh makanan.

 

"Yup, makan minum tiap hari gak ngemodal haha" timpal Audy kemudian tertawa.

 

Yasmin hanya tersenyum saat melihat tingkah kedua teman itu "rezeki kalian, makan aja semuanya" ucap Yasmin.

 

"Haha, tapi orangnya lu tolak Yas" ledek Audy.

 

"Yah tapi kan makanan gak perlu ditolak? Bener gak? Itukan rezeki, lagian mereka yang maksa masa harus gue buang, takut gue sama tuhan kalo buang-buang makanan" jawab Yasmin santai.

 

Mira dan Audy hanya mengangguk-anggukan kepalanya karena benar apa kata Yasmin, makanan ini kalau gak dibuang yah dimakan karena orang yang memberinya pun ada yang maksa-maksa ada juga yang diam-diam saat memberinya sehingga tidak ada jalan lain selain dimakan atau diberikan pada orang yang mau memakannya daripada dibuang.

 

"Hoki yah jadi orang cantik kayak Yasmin" ucap Mira memuji temanya tersebut.

 

"Padahal calon siswi yang cantik banyak lho Mir, tapi kenapa yah kok ke gue pada datengnya? Berarti bukan karena gue cantik tapi dasarnya gue hoki hehe ... " Tanya Yasmin yang kemudian tertawa kecil.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status