Nataly menghampiri Daniel dan membawakan nasi goreng yang dia buat barusan.
"Nih cobain Nil" ucap Nataly menawarkan satu piring nasi goreng buatannya. Daniel menerimanya kemudian memakan Nasi goreng yang Nataly masak barusan "hem ...enak" puji Daniel. "Enak kan, cewek kamu bisa masakin gini ngga?" Goda Nataly. "Hemm boro-boro masakin Nat, gue tau rumahnya aja belum, kalau makan selalu diluar" jawab Daniel dengan wajah kecewanya. "Udahlah Nil akhiri aja kenapa sih lu, udah sama gue aja yang jelas-jelas selalu ada waktu buat lu Nil" rayu Nataly yang kemudian duduk mendekat disamping Daniel dan memain-mainkan jari tangannya mengelus-elus pipi hingga leher Daniel yang hanya terdiam tak meresponya. "Gak bisa gue Nat" jawab Daniel setelah terdiam sesaat. "Kenapa? Kan udah gak ada alasan kamu harus sama dia terus, dia itu terlalu polos buat kamu Nil, dia gak bisa memberikan sesuatu yang kamu butuhin" ucap Nataly lagi. Daniel menghela nafas memikirkan kata-kata apa yang harus keluar dari mulutnya "gue gak bisa lupain dia gitu aja, dapetin nya aja susah Nat terus gak ada alasan putus sebenarnya, guenya aja yang kadang terlalu bucin" Nataly hanya terdiam mendengar perkataan Daniel dan dia pun tahu sikap Daniel padanya dari awal hanyalah pelampiasan saja sedangkan sikapnya pada Yasmin benar-benar tulus mencintai. "Baiklah aku dukung semua keputusanmu dan aku harap kelak kamu memutuskan hal yang terbaik untuk kamu Nil, gue tahu Yasmin cewek cantik, pintar dan populer tapi mereka tidak tahu dibalik semua itu dia begitu polos, tak tahu apa-apa,bodoh dalam hal percintaan" Nataly spontan mengeluarkan kata-kata tersebut, dia tidak tahu jika kata yang dia lontarkan ternyata sedikit menyinggung perasaan Daniel. "Tapi bukankah cewek harusnya kayak gitu yah Nat?" Tanya Daniel. "Gitu gimana? Polosan gitu maksudnya? Gak ngerti keinginan cowoknya?" Jawab Nataly seolah merendahkan. "Cewek harusnya bisa menjaga diri, menjaga kesucian" celetuk Daniel. "Trus maksud lho apaan? Lo pikir gue murahan? Gitu?" Tanya Nataly lagi sedikit sewot. "Gue juga gak ngerti tapi kan gue sama lu atas dasar suka sama suka, lu goda gue duluan yah gue mau dong?" Jawaban Daniel membuat Nataly sedikit emosi. "Asal lo tau, gue beneran cinta sama lo Nil, makanya diapain juga mau" ucap Nataly. "Tapikan gue bukan yang pertama, lo lakuin sama siapa aja yang lo suka Nat sedangkan cewek gue nggak" jawab Daniel tetap saja membela Yasmin. "Terus kenapa kalo butuh lo datangnya ke gue, bukan ke cewek lo? Asal lo tau Nil gue lakuin cuma sama mantan gue terus sama lo doang, nggak lakuin sama siapa aja seperti apa yang lu bilang tadi" ucap Nataly mulai marah dan menangis. "Sorry Nat, jangan nangis dong, gue suka sama lo tapi gue juga belum bisa ngambil keputusan buat mutusin cewek gue,karena gue pikirin pun dia gak ada salah apapun sama gue, guenya aja yang gak sabaran" ucap Daniel yang kemudian memeluk dan menenangkan Nataly "tapi perasaan gue sama lo beneran atas dasar suka bukan pelampiasan atau sesaat" lanjut Daniel. "Please Nil sama gue aja, tinggalin dia" pinta Nataly yang kemudian terus sesegukan di pelukan Daniel. Daniel hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa sampai tiba-tiba seseorang diluar mengetuk pintu Apartment Nataly. Nataly segera melepaskan pelukan nya pada Daniel kemudian dia bangkit dari duduknya dan melihat keluar dari lubang pengintip, lalu dia berbalik ke arah Daniel dan menempatkan jari telunjuknya di atas bibirnya agar Daniel diam tak bersuara. Terdengar seorang laki-laki dibalik pintu memanggil-manggil nama Nataly untuk beberapa lama tapi Nataly dan Daniel diam tak menyahuti orang tersebut hingga karena dianggap tidak ada siapapun di dalam lelaki tersebut terdengar pergi meninggalkan apartment Nataly. "Siapa sih Nat? Suaranya kaya familiar?" Bisik Daniel. "Manager gue" jawab Nataly. "Oh" Daniel ternganga kehabisan kata-kata. "Gawat kalau dia tahu ada cowok di apartmen gue" ucap Nataly. "Oh, kalau gitu gue pulang yah Nat?" Ucap Daniel. "Oke, besok datang lagi yah tapi chat gue dulu,sebelum datang" jawab Nataly masih berbisik. "Oke, thanks yah nasgornya, gue pergi dulu, bye" pamit Daniel kemudian memakai jaket dan topinya meninggalkan Nataly sendirian. Sementara Nataly terus melihat Daniel apakah sudah pergi tidaknya dari atas jendela apartemennya, terlihat mobil Daniel sudah keluar menjauh kemudian Nataly Pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Disisi lain Daniel terus melajukan kendaraannya, sepanjang jalan dia berfikir dan merasa bersalah terhadap Yasmin dan Nataly, dia berpikir keras kepada siapa hatinya harus dilabuhkan, Yasmin adalah gadis yang ingin dia miliki tetapi di sisi lain dia bersama Nataly Pun sudah berhubungan terlalu jauh, tidak adil bagi Yasmin jika mengetahui bahwa dirinya sudah menghianati cintanya. Dan selama dirinya bersenang senang dengan perempuan lain termasuk dengan Nataly yang terbayang selalu wajah Yasmin meskipun perasaan nya saat ini tidak tahu apakah dia benar-benar mencintai Yasmin atau hanya terobsesi pada kecantikan dan kepopuleranya saja sehingga dua hal itu bisa dia banggakan, tetapi kasihan juga Nataly jika dia terus digantung seperti ini sementara selama dia merasa kesepian Nataly lah yang selalu ada menemaninya, menunjukan kesenangan padanya dan selalu melayaninya dengan baik. jika hanya dijadikan sebagai pelampiasan saja itu tidaklah adil juga untuk Nataly karena tanpa terasa benih cinta pun mulai muncul di hatinya untuk Nataly meskipun sedikit demi sedikit. Daniel semakin pusing memikirkan siapa yang harus dipilih setelah tersesat selama ini antara perempuan lain yang berhubungan denganya dibelakang Yasmin, hanya Nataly lah yang jadi kandidat jika dia benar-benar harus melepaskan Yasmin. Ditengah kebimbanganya, kemudian Daniel mengingat ponselnya untuk menghubungi Yasmin dan berbicara serius malam ini juga, Daniel bertekad menanyakan keseriusan cinta Yasmin padanya dan jika Yasmin masih bersikap acuh tak acuh maka dipastikan dia harus melepaskan Yasmin tak peduli lagi dia cantik, pintar, membanggakan, semua itu hanya kotoran di matanya, karena percuma memiliki pacar cantik jika dia selalu kesepian dan tak bisa memiliki seutuhnya. "Dimana ponselku" gumamnya. Tetapi Ponselnya tak bisa ditemukan sampai dia pun ingat jika ponselnya tadi ditaruh diatas lemari sepatu di rumah Nataly, Daniel menggerutu kemudian dia berbalik arah kembali ke apartment Nataly padahal sudah sekitar tiga puluh menitan dia nyetir,tapi harus balik lagi karena ponselnya adalah benda yang sangat penting yang harus selalu dia bawa. Daniel menyetir dengan cepat dan sedikit ngebut hingga beberapa saat kemudian dia pun memasuki kembali gerbang apartment Nataly, karena pikirannya hanya sebentar dia tidak memarkirkan mobilnya di basement melainkan di luar apartment saja, Daniel sempat melirik ada mobil yang sepertinya dia kenali terparkir di parkiran luar gedung basement tersebut tetapi dia tak terlalu memikirkan itu karena mungkin saja mobil itu serupa karena yang memiliki mobil merk itu bukan hanya kenalan nya saja, Daniel keluar dari mobil lalu memasuki gedung dan menaiki lift menuju ke atas dimana apartment Nataly berada.Ketika masuk dia tersenyum karena benar saja ponselnya ada disitu diatas lemari tempat sepatu, Daniel mengambil ponselnya lalu memasukkannya ke saku jaketnya, dia melihat sekeliling sebentar dan samar-samar terdengar suara-suara di balik tembok kamar Nataly, Daniel melihat di sekitarnya dan tak sengaja melihat sepatu pria tepat di depan kakinya. Daniel hanya berdiri, pikiran nya menjadi kosong, ingin rasanya pergi memasuki kamar di depan nya itu, tetapi langkahnya terhenti tak berani jika apa yang dipikirkan benar terjadi di balik tembok itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika seorang laki-laki keluar dari kamar yang dia pun pernah memakainya. "ASTAGA! Teriak lelaki tersebut sangat kaget saat melihat Daniel berdiri di depan pintu apartemen, lelaki itu bertelanjang dada dan hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah dengan keadaan seluruh badanya masih basah seperti baru saja keluar dari k
Daniel menjadi sosok yang setia setelah beberapa bulan lalu merasakan patah hati, hingga Tahun ke dua Yasmin berada di Kampus ini pun hubunganya dengan Yasmin semakin terasa lebih baik. "pagi sayang...lama-lama aku cemburu lihat kamu sama cowok itu selalu bersama setiap hari, kapan dong aku dikenalin sama dia biar gantian yang anter jemput kamu itu aku?" Daniel berpura-pura mengeluhkan Yasmin yang sering diantar jemput kakaknya yaitu Yusuf yang baru saja pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Yasmin tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu kemudian dia pun menggodanya "Wah wah wah benarkah kamu cemburu? Ayolah kapan-kapan aku ajak kalian ketemu yah, biar saling kenal dan dekat, hari ini kamu tumben datang pagi-pagi emang ada kuliah pagi?" "Iya dong cemburu, kalau nggak cemburu tandanya nggak cinta dong? Oke kamu jadwalin aja harinya aku pasti siap kok ketemu dia dimanapun dan kap
Rasanya tidak cukup jika Daniel hanya memeluk tubuh kekasihnya ini, perlahan Daniel mengecup leher Yasmin dan Yasmin hanya diam, kemudian Daniel memandang wajah cantik Yasmin yang memerah, Daniel tersenyum, perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya itu, dengan lembut Daniel melumat bibir Yasmin, Yasmin pun tetap diam dan Daniel begitu senang, dengan diamnya Yasmin berarti hal ini diijinkan oleh kekasihnya itu. Lalu perlahan tubuh Yasmin Dia baringkan di sofa tersebut, Daniel ingin membuka kancing baju kekasihnya itu tetapi segera Yasmin tutupi dadanya dengan kedua tangannya. "jangan, please" pinta Yasmin. Daniel mengangguk, kemudian Dia mulai mencium bibir Yasmin lagi sambil menindih tubuh kekasihnya itu, dengan penuh nafsu Dia juga mulai menggerayangi tubuh
"Silahkan duduk nona muda" Daniel menggeser kursi dan mempersilahkan Yasmin duduk sambil tersenyum karena lucu melihat wajah Yasmin yang keheranan dan matanya melirik sana sini melihat dekorasi bunga-bunga cantik yang ditata rapi oleh Daniel serta pemandangan diatas balkon yang sangat indah, hamparan rumput tempat olahraga golf dan langit yang berwarna jingga terlihat jelas dari atas sana. Yasmin yang masih berdiri takjub melihat sekeliling terpaksa Daniel tarik dan di dudukannya dia di kursi lalu dipasangkannya serbet di atas paha Yasmin sambil mengecup pipi Yasmin dan Daniel pun pergi untuk duduk di kursi depan berhadapan dengan kekasihnya itu, terlihat di meja ada buah-buahan, sayuran, minuman dan 2 piring steak yang masih panas karena Daniel baru selesai memanggangnya. Yasmin lebih takjub lagi ketika melihat semua makanan itu
"Tapi pelan-pelan yah sayang..." pinta Yasmin tak sanggup menolak karena kekasihnya itu begitu membuatnya luluh dan pasrah, dia juga tak memungkiri menginginkanya lagi setelah seminggu yang lalu merasakannya. "Iya ayo kita lakukan pelan-pelan" jawab Daniel lalu beranjak sejenak, mengganti lampu yang terang dengan lampu temaram dia ingin menciptakan sesuatu yang romantis dan lebih menikmati momen ini. Perlahan dia menuju mendekati Yasmin lalu mulai mencium bibir Kekasihnya itu kali ini dengan lembut lalu membuka pakaiannya dan pakaian Yasmin dengan perlahan sambil tak henti bibirnya mengecup leher dan dada kekasihnya itu. Daniel merebahkan tubuh Yasmin, terlihat Yasmin menggeliat dan sedikit mengerang, tubuhnya yang sexy terlihat menggairahkan hingga tak henti-hentinya
Ditengah canda gurau mereka tiba-tiba Daniel bertanya "Sayang kamu biasanya pulang jam berapa?" Yasmin Pun menjawab acuh tak acuh "Aku pulang besok sore selesai kuliah" Daniel terperanjat kaget karena bahagia mendengar ucapan kekasihnya itu, sebelumnya dia mengira hari ini dia akan berpisah dengan kekasihnya itu, Yasmin yang melihat itu merasa sedikit heran lalu bertanya kembali "apa kamu tidak senang aku berada lebih lama disini?" Daniel yang mendengar itu langsung menjawab "oh tentu tidak sayang, justru aku senang banget kamu di sini, sangat bahagia. kalau bisa aku mau kamu tinggal di sini" "Aku udah bilang pada ibuku kalau aku pulang sore setelah kuliah dan ibuku sudah tahu dari kemarin sebelum aku
"Ayo sayang beri aku jeritan, aku akan beri kamu kenikmatan" ucapnya. "ah....ah....argh....sayang....aku gak kuat lagi...sakit..." Yasmin merintih kesakitan bercampur kenikmatan tapi itu membuat Daniel bernafsu, adrenalinenya kembali memuncak dan terus memacu gerakan maju mundurnya dan posisi kali ini membuat Pedangnya lebih masuk kedalam lubang kewanitaan kekasihnya itu dan konon katanya posisi ini memudahkan perempuan cepat hamil tentunya Daniel tak memikirkan itu yang dia pikirkan adalah kenikmatan saat ini dan kepuasan dalam melayani Yasmin agar Dia tidak pergi mencari lelaki lain dia akan menunjukan betapa dia sangat perkasa dan tahan lama, terbukti waktu sudah setengah jam dan dia masih belum mencapai klimaks begitupun Yasmin. Daniel terus memasukan dan mengeluarkan pedangnya, memacunya perlahan lalu mempercepatnya dan keti
Perlahan tapi pasti Daniel memasukan semua pedangnya hingga mentok ke dalam membuat Yasmin tak berdaya dibuatnya, lalu Daniel menarik dan mengeluarkan pedangnya, Dia terus mengulanginya. kali ini Daniel bersikap lembut hingga membuat tubuh Yasmin terasa terbang melayang. Daniel menciumi leher dan dada Yasmin dengan lembut, saat Daniel mengulum buah dada Yasmin, Yasmin merasakan sensasi seperti akan klimaks, dia mulai bergelinjang dan memegang erat pinggang Daniel. "Sayang....cepet sayang...." pintanya tergesa-gesa. "Begini yang kamu mau sayang?" Daniel mempercepat gerakan mencabut dan memasukkan pedangnya. "Lebih cepat...sayang...ah...." rintih Yasmin lagi.